Kembali

11:20 PM

Selamat malam, Purwokerto :)

Ah maaf blog menjadikanmu berkarat beberapa pekan ini. Malam ini aku lega. Jangan kau tanya kenapa. Karena aku tidak akan menceritakannya. Setidaknya aku tidak lari dari komitmen atas "statusku". Setidaknya aku pernah mengalami ini sebagai kepingan puzzle, meski awalnya berat, meski awalnya aku ingin lari, tapi ini bisa jadi cerita untuk anakku kelak, karena salah satu pertanyaan saat pencalonan ketua umum kemarin, ada pertanyaan ini, apakah kami, para calon ketum akan meminta anak kami untuk menjadi bagian dari KAMMI.

Jadi, mari segera kembali ke seleksi pemilihan mahasiswa berprestasi. Mari siapkan presentasi terbaik. Mari siapkan kemampuan speaking english terbaik. Dan tentu siapkan do'a-do'a terbaik.

Setelah menyelesaikan paper untuk seleksi mawapres, paper untuk 2 beasiswa penelitian, aku butuh diversifikasi bacaan! Maka sebelum pemaparan visi-misi di musyawarah komisariat kemarin, aku putuskan pergi ke Gramedia, membeli beberapa novel, catat, hanya novel! Tapi baru menemukan satu novel tiba-tiba handphoneku berdering. Ah lupa, aku hanya mematikan paket data. Bagiku pergi ke toko buku mungkin sama rasanya dengan shopping ala teman-teman perempuanku, tidak cukup waktu sebentar. Jika aku tiba-tiba hilang, tidak ada kabar dan tidak bisa dihubungi, cobalah cari aku di Gramed, mungkin aku ada diantara buku-buku di sana.

Membaca tak membutuhkan waktu lama bagiku, apalagi membaca novel. Novel. Ah iya novel. Dulu aku akrab sekali dengan kata itu. Novel, cerpen, puisi. Dulu aku hidup di dalamnya. Ah, kenapa semua itu dulu. Sembari membuka cerpen dan beberapa novel yang aku kirim untuk dikompetisikan, aku baru sadar, aku dulu seorang penulis fiksi. Aku ingin kembali. Membiarkan imajinasiku bebas bermain dengan kata-kata. Hampir semua cerpen dan novelku tentang ilmu pengetahuan. Tentang kehidupan di laboratorium. Jika dulu aku hanya mengimajinasikannya, kini aku lebih sering mejadikannya seolah-olah ada.

Aku sungguh ingin kembali. Menjadi penulis fiksi.


Aku ingin kembali...


Purwokerto, 14 April 2015
Azifah Najwa

You Might Also Like

0 komentar