07.32 p.m.
7:34 PM
Rumah sakit ini ramai. Selalu ramai, kalian tahu apa yang membuatnya ramai? Anak-anak. Mereka tetap berlarian meskipun selang infus membelit tangan mereka. Mereka tetap tertawa meskipun dari atas kursi roda. Dan itu alasanku suka sekali ke tempat ini. Tapi ada yang berbeda hari ini. Iya, berbeda. Tempat ini mendadak terasa sepi saat aku melihat seseorang duduk di ruang tunggu dokter spesialis penyakit dalam.
Beberapa kali mata kami bertemu, tapi masing-masing dari kami tak ada yang memulai pembicaraan. Aku pura-pura sibuk dengan Al Qur'anku dan kau juga -pura-pura- sibuk dengan handphonemu. Kau tahu, pura-pura tidak mengenalmu lebih menyakitkan daripada pura-pura merindukanmu.
10 menit berlalu, 15 menit kita habiskan dengan mulut yang saling terkunci. Jadwal check up kali ini seakan hanya menjadi tiket sosial pertemuan kita. Pertemuan? Entahlah meski aku sebut apa ini, ketika dua orang bertemu tapi tidak saling menyapa.
Dalam satu dimensi selama hampir 365 hari ternyata tidak sebanding dengan perjumpaan tak sengaja yang hanya 15 menit ini. Sebelum akhirnya kau beranjak ke apotek dan aku bergantian ke dalam ruangan. Tidak ada yang dibicarakan. Tidak ada percakapan layaknya sahabat lama yang pernah satu kelas, satu organisasi, bahkan kita pernah menyatukan imajinasi-imajinasi kita dalam sebuah antologi puisi.
Tuhan, jika suatu ketika kami dipertemukan -lagi- apakah kami masih akan saling mengingat?
RS Ananda, 3 Juli 2015
Azifah Najwa
0 komentar