Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home

    Aku memandanginya yang sedari tadi asyik bermain handphone. Sesekali melihatnya tersenyum seorang diri.

    "Sedang apa?", tanyaku

    "Ini," jawabnya sembari menunjukkan apa yang membuatnya sibuk sedari tadi.

    "Ayahmu?," tanyaku sambil menunjuk foto di handphonenya.

    Ia menggeleng. "Bukan. Bukan ayahku."

    "Ini profil instagram temanku."

    "Hmmm," jawabku.

    "Aku iri." Aku menatapnya. Seolah bertanya, kenapa?

    "Aku takut, saat aku punya keluarga nanti, keluarga seperti apa yang akan aku bangun. Bagaimana aku seharusnya menjadi ibu. Bagaimana aku membangun sosok ayah yang dapat di percaya anak-anakku.

    "Apakah yang aku lakukan seperti yang anakku inginkan? Apakah aku bisa hanya menampakkan yang baik-baik saja kepada mereka? Bagaimana aku mempercayakan hidupku dan juga anak-anakku pada laki-laki yang aku pilih? Apa aku benar memilih laki-laki itu?"

    Dia menatapku, "Tidak, Bil, aku sedang tidak minta pendapatmu. Karena untuk hal ini aku yakin kamu belum pernah mengalaminya."

    Aku tersenyum. Dia benar tidak minta pendapatku. Tapi ia salah jika aku belum pernah mengalaminya. Aku juga menanyakan begitu banyak pertanyaan sepertimu, Mel.

    Apa lebih baik aku hidup sendiri saja? Tanpa perlu memikirkan orang lain. Tanpa merasa takut disakiti atau menyakiti. Tanpa merasa takut tidak dipercaya atau dikhianati.

    "Bil, bagaimana melanjutkan hidup dengan kepercayaan yang tak lagi utuh?"
    "Jalani," jawabku.


    Bogor, 28 Februari 2018
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    Sudah sejauh ini melangkah tapi masih sering bertanya, "Apa yang sebenarnya aku cari? Apa yang membuatku tiba-tiba merubah haluan?" Ditambah teman kerja yang hampir semuanya seumuran, rasanya berangkat kerja tak ubahnya rutinitas kuliah biasa

    Hidup kadang memang hanya perlu di jalani dan dinikmati, sambil menyusun rencana perjalanan terbaik



    Bogor, 27 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Saat makan aku akan lebih memilih ayam bagian paha, meski sebenarnya aku lebih suka sayap. Saat ke minimarket dan membeli air minum kemasan aku lebih memilih NU Green Tea madu, meski sebenarnya aku lebih suka Teh Pucuk Wangi Less Sugar. Aku lebih suka menemanimu memilih baju, dibanding aku beli baju untuk aku kenakan sendiri. Aku lebih suka stalking akun-akun bola, dibanding artis, meski sampai sekarang aku tetap tidak paham apa bedanya Manchester United dan Manchester City. Aku juga lebih memilih menonton film-film Marvel dibanding film-film Korea, agar suatu ketika kau mengajakku bercerita aku juga tahu.

    Aku ingin terbiasa dengan apa yang kau sukai, belajar terbiasa, bukankah dulu perasaan ini juga seperti itu?


    Bogor, 26 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Kamu belum benar-benar menginginkan sesuatu jika belum menahan lapar seharian dan bangun di sepertiga akhir malam.

    Sudah menulis banyak esai tapi tidak ada yang bersedia mengoreksi, tidak percaya diri. Fyuh~



    Bogor, 25 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Menciptakan kebahagiaan. Agaknya itu yang tengah aku lakukan. Dan agaknya itu yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarku, di sini. Mereka menciptakan kebahagiaannya sendiri. 

    Seminggu ini aku berpikir. Jika aku bisa sangat bahagia saat menghabiskan waktu bersamanya, apakah aku harus terus menerus mengutuk keadaan karena harus berjarak darinya? Jika dia begitu menikmati pekerjaannya, mengapa aku harus nampak nelangsa?

    Aku harus kembali menciptakan kebahagiaanku sendiri. Biarlah waktu berjalan sebagaimana tugasnya. 


    Bogor, 24 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku lupa.
    Meski sudah berusaha mencari
    Tak aku temui satu paragraf pun bagaimana aku jatuh hati padamu


    Seminggu lalu kita masih sarapan berdua ya..

    Bogor, 23 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku ingin sekali menjadi matamu.
    Mengetahui apa saja yang ingin dan tak ingin kau lihat
    Belajar bagaimana kau memandang sesuatu
    Mengetahui warna apa saja yang kau suka

    Sesekali merasakan bagaimana caramu bersedih
    Bagaimana caramu agar tetap terlihat kuat
    Aku ingin mengerti bagaimana rasanya jadi matamu
    Lalu mengerti apa yang kau rasakan saat menatapku


    Bogor, 21 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Satu hal yang aku camkan berulang kali sejak menginjakkan kaki di Bogor adalah untuk tidak mudah percaya pada siapa pun.



    Ah dunia memang kejam, Bu

    Bogor, 21 Februari 2018
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    Buatku, setiap bagian kota Bogor itu fotogenik. Akan sering kau jumpai pelangi di sini. Senja yang menawan hati. Juga jejeran awan di antara hamparan langit biru yang akan mengobati rindumu pada lautan.

    Jika kau suka sekali hujan, coba sesekali ke Bogor, menikmati setiap bulir hujan yang turun langsung di kota hujan


    Jika Bandung diciptakan ketika Tuhan tengah tersenyum, lalu apakah Bogor diciptakan saat Tuhan tengah menangis?


    Ah, Bogor, aku mulai jatuh cinta



    Bogor, 20 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Rindu barangkali seperti racun yang kita racik dari kesendirian, dari jrak yang jauh, dari kesempatan untuk melihat senyummu, dari pelukan yang lepas, dari ruang-ruang yang kosong di antara jemari, dari pesan yang terlambat masuk ke ponsel, dari percakapan yang tergesa-gesa, dari apa pun yang membuat kita nelangsa.


    Baru sehari dan aku sudah rindu.

    Bogor, 19 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Terima kasih untuk menuruti apa yang aku inginkan yang tak aku temukan di Bogor, tapi nampaknya kau lupa, satu-satunya yang tidak ada di Bogor hanya kau.



    Purwokerto, 18 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading


    Dari sekian banyak waktu yang aku habiskan bersamamu, aku paling suka memandangmu, saat kau tengah tertidur, saat kau tengah mengemudikan motor, saat kau hendak menyebrang, saat kau sedang berbicara.

    Dan pagi ini, saat aku terbangun aku melihatmu di sebelahku. Bukan mimpi kan?


    Purwokerto, 16 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Tentu ini bukan tentang menyisihkan waktu, karena orang yang kita cintai sama sekali tak layak mendapat waktu sisa kita. Bukan juga tentang meluangkan waktu di tengah kesibukan kita. Ini tentang memberikan waktu terbaik, perhatian terbaik, dan cinta terbaik.

    Iya terbaik. Aku masih bertanya-tanya apa yang membuatmu tiba-tiba memutuskan untuk membelikan aku sebuah handphone. Padahal uang itu kau kumpulkan satu bulan ini. Aku tahu pukul berapa kau berangkat dan pulang. Meski tidak tahu bagaimana lelahnya di sana. Kau bahkan memilihkan handphone dengan spec terbaik. Kau pilihkan screen guard terbaik. Kau pilihkan cover terbaik.

    Tidak hanya itu saja. Sejak aku tiba, kau yang saat itu juga baru saja pulang dari bekerja, segera bergegas menjemputku, seolah tak ingin 'tuan putrimu' menunggu lama, meski aku sudah bilang, tidak perlu buru-buru.

    Tentang apa yang kau lakukan, untuk banyak kesempatan, aku juga selalu ingin memberimu yang terbaik, meski yang sering terjadi aku membuatmu kesal..

    Terima kasih untuk satu hari penuh ini, Sayang..


    Purwokerto, 16 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Mungkin benar katamu. Cinta memang tidak pernah mengenal angka.

    Bayangkan. Aku menembus malam seorang diri, menujumu yang jaraknya ratusan kilometer dari tempatku berdiri.



    Bogor, 15 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Maka, tak semua cerita perlu kita percaya. Terkadang kita hanya perlu merenung sambil mengira-ira. Tanpa mendengarkan semua nasihat, tanpa mengikuti petunjuk apa pun. Meminta keyakinan dari-Nya, lalu melangkah tanpa banyak bicara.


    Bogor, 14 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Kau yang suka sekali berjalan. Pastikan perjalananmu bertujuan. Karena jika merasa lelah dan ingin berhenti sekalipun, sekuat tenaga kau akan tetap melanjutkan.



    H-1 bulan test toefl!

    Bogor, 13 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Ikhlas.

    Itu yang sedang aku jalani. Ikhlas menerima keadaan harus jauh dari rumah. Ikhlas menerima keadaan berjarak darimu. Ikhlas menerima keadaan di mana apa-apa yang biasa dilakukan berdua, harus dilakukan seorang diri. Ikhlas menerima keadaan bahwa untuk sekadar bertemu ada ego yang harus tak dituruti. Ikhlas menerima keadaan bahwa hidup hanya perlu di jalani dan dinikmati, merapal hari demi hari, bertanya pada diri sendiri kapan rindu ini akan menepi.

    Aku akan belajar lagi. Tapi untuk itu aku butuh kamu.



    Bogor, 12 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Di kota ini. Di mana rasa lelah selalu di awali dengan kokok ayam, aku menimang baik buruk sebagai hal yang tabu. Yang ada hanya siapa cepat, siapa lambat.

    Tuhan pasti bertanggung jawab, menciptakan perpisahan berarti siap menciptakan pertemuan baru, dengan orang baru, cerita baru, dan cinta baru

    Karena memilih hidup dengan orang yang mencintai kita, meskipun kita belum mencintainya agaknya adalah pilihan yang bijak


    Tumben obrolan sama Kak Opah sedikit berfaedah😂😂



    Bogor, 11 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Jauh di mata dekat di hati itu omong kosong, faktanya kau tetap tak di sini.


    Bogor, 10 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Begini saja aku sudah lelah. Padahal baru 8 jam, 12 jam maksimal. Di ruang ber AC, bebas duduk kapan pun.

    Sedang kau? Bekerja berhari-hari, mengahabiskan tidur malammu di jalan. Berkawan akrab dengan terik dan hujan.

    Tak jarang aku marah karena kau tak berkabar. Meski jauh aku tetap saja menyebalkan. Ah, maafkan aku



    Bogor, 10 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Ingin aku berteriak rindu, tapi takut menyusahkanmu


    Bogor, 8 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Ada masanya saat kita harus berjalan sendiri-sendiri di tempat yang berjauhan, sebagai dua manusia yang saling merindukan. 

    Dan rasa kehilangan adalah pengalaman ajaib yang membuat kita lebih mengerti tentang rasa memiliki, di mana lesat waktu tak bisa kita kejar, di mana jarak tak bisa kita ringkas. 


    Bogor, 7 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku kehilangan inspirasi. Lihat bagaimana aku menghapus tulisanku berkali-kali. Mencari diksi terbaik lalu lenyap lagi.

    Ahh memikirkan tentangmu selalu seperti ini. Membuatku terinspirasi juga frustasi.


    Bogor, 6 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Jawab singkat saja, aku tak butuh penjelasan panjang darimu. Apakah pernah, meski selintas kau merindukan aku?

    Nampaknya bagimu aku tak pernah ada


    Bogor, 5 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku sudah siap untuk berlari. Semua perlengkapan sudah ku kemas dengan baik dalam ranselku. Kali ini aku juga tak lupa membawa kompas. Semua sudah siap.

    Aku siap berdiri. Sepatuku juga telah tersimpul rapih. Sekali melangkah aku tak mungkin kembali lagi. Yang kutuju sudah memanggil di sebrang sana.

    Tapi, lagi-lagi aku tak mau meninggalkanmu. Perjalanan ini tak akan baik-baik saja tanpamu. Jadi aku harus bagaimana?


    Bogor, 4 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Bagaimana perasaanmu hari ini?

    Mengetahui orang yang sudah kau acuhkan berkali-kali masih berusaha menanti


    Bogor, 3 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku mencintaimu sebagai pernyataan
    Di akhiri tanda titik, bukan tanda tanya
    Karena ini bukan sebuah keraguan
    Bukan pula tanda seru
    Karena ini bukan sebuah paksaan

    Sudah sebulan di sini dan inginku selalu hanya satu; bertemu denganmu


    Bogor, 2 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Jangan membenciku, ku mohon. Aku tidak sesempurna yang kau mau. Aku tidak bisa selalu menjadi menyenangkan seperti yang kau mau. Tapi aku mohon, jangan membenciku.


    Bogor, 1 Februari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ▼  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ▼  Februari (28)
        • Seperti Apa
        • OT
        • Belajar Terbiasa
        • Tidak Percaya Diri
        • Menciptakan Kebahagiaan
        • Lupa
        • Menjadi Matamu
        • Tidak Percaya
        • Bogor❤️
        • Rindu
        • Hanya Kau
        • Love!
        • Terbaik
        • Tak Mengenal Angka
        • 10.53 p.m
        • Pejalan
        • Ikhlas
        • Bogor
        • Omong Kosong
        • 10.47 p.m
        • 09.57 p.m
        • 06.56 p.m
        • Kehilangan Inspirasi
        • Tak Pernah Ada
        • Poland?
        • Bagaimana
        • 04.07 p.m
        • 01.34 a.m
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ►  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • Kau
      Kau lebih dari sekadar puisi, membahasakanmu mendamaikan hati Rentang Tunggu, 22 April 2015 Azifah Najwa Hati-hati :)
    • Perjalanan
      Perjalanan apa pun, yang dilakukan malam hari biasanya sukses memutar semua memori tentang apa pun yang ada di dalam hati Rentang Tun...
    • Berjalan Sendirian
      Berjalan sendirian bukan berarti kau membiarkan yang lain untuk berjalan sendirian Atas dasar apa pun mereka belum tentu bisa dipaksa berj...
    • Dandelion-11
      Engkau boleh bertanya pada matahari pagi yang masih setengah sayu tentang rinduku, dia tahu, dia sering menertawakanku karena itu Ren...
    • Dandelion - November
      Selamat datang November :) Be mine please Final LKTI, Tekad, Lomba debat, DM 2! Selamat dicetak Dan, semoga pemba...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top