Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home


     

    Rasa-rasanya setiap kepergian pasti memiliki alasan. Meski tidak semua kepergian perlu kamu ketahui alasannya. Pada keadaan tidak baik-baik saja, menyampaikan mengapa dia memilih pergi tentu tidak mudah, pun untukmu yang mendengarnya. Rasanya akan serba salah.

    Saat kamu mencoba mengulang waktu, mengingat apa yang sudah kamu perjuangkan, tentu tersebersit rasa sia-sia. Tetapi, tidak perlu ada yang kamu sesali, pun juga tidak perlu kamu pertanyakan. Dia punya alasan mengapa akhirnya pergi menjadi keputusan.

    Apalagi yang harus kamu pertahankan ketika meninggalkanmu adalah mudah untuknya?

    Berhentilah memberatkan langkahnya, biarkan saja dia pergi dengan alasannya. Meski aku paham benar dilupakan adalah hal yang sulit untuk dilalui, berdamai dengan rasa sakit juga bukan hal yang mudah untuk dijalani.

    Setiap yang hadir dalam hidupmu, tidak selamanya akan menetap. Ada yang datang memberimu pelajaran, ada yang tinggal sebentar menghadiahi kenangan. Kamu harus ingat itu. 

    Kamu harus tau, dia memang bukan untukmu, kapan pun waktunya, pada akhirnya dia akan pergi.

    Kabar baiknya, setiap luka bisa disembuhkan. Bersabarlah, merawat memang butuh waktu.


    Yogyakarta, 3 Februari 2021
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    Kesal tapi tak layak jika protes, tak tahu malu, jika protes, tidak tahu diri jika bilang kesal.

    Ya seperti biasa. Ya sudah, aku sudah terbiasa.


    Bogor, 29 Januari 2019
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Titik terendah seorang anak di usianya yang tak lagi anak-anak mungkin adalah ketika pendapatnya sama sekali tak dipertimbangkan oleh orang tuanya. Ketika pencapaiannya tak pernah dihargai, ketika keputusannya selalu diragukan. Pada titik ini rasanya tak ada hal yang diinginkan selain menjauh, berharap memiliki kehidupan baru, tanpa mengenal dan dikenal orang lain..


    Bogor, 24 Januari 2019
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Jika ada do'a yang tak pernah berhenti aku rapalkan, salah satunya pastilah kesempatan melanjutkan S2, dengan beasiswa. Meskipun qodarullah, aku masih harus lagi menyusahkan bapak-ibu. Apakah S2 terasa mudah bagi seorang Nabila? Aku jawab tidak.

    Aku harus berkali-kali meyakinkan diri sendiri apakah benar aku S2 karena memang aku dapat memanfaatkan ilmu itu, atau aku hanya ingin lari dari kehidupan yang sedang aku jalani sekarang? Dari pekerjaan yang membuatku acap kali mengeluh. Atau aku hanya ingin membuktikan kepada orang-orang kalau aku bisa S2? Faghfirlii...

    Tidak sampai di situ saja, aku masih bertanya-tanya, apakah aku bisa benar-benar menjadi dosen setelah aku S2? Ataukah justru sama saja dengan sekarang? Apakah aku bisa mendapatkan beasiswa? Kuliah seperti apa yang akan aku jalani nanti? Apakah aku harus sambil bekerja part time? Ataukah aku harus full time wirausaha? Apakah nanti jualanku akan laku? Apakah aku bisa membiayai hidupku sendiri? Jika aku tidak bisa mendapatkan beasiswa setidaknya aku tidak menyusahkan orang tuaku dengan membiayai hidupku sendiri. Apakah sebaiknya aku menikah setelah selesai S2? Jika aku menikah saat menjalani S2, apakah harus aku meminta suamiku membiayai kuliahku? Bagaimana jika gajinya hanya cukup untuk hidup sehari-hari. Apakah orang tuaku yang harus membiayainya? Tapi aku sudah bukan lagi kewajiban bagi keduanya....

    Sebanyak itu, sebanyak itu pertanyaan yang berkelindan di pikiranku, yang acap kali membuatku lebih suka sendiri, yang acap kali membuatku berkecil hati... Lalu, yang kau lakukan meremehkanku? Ah, bahkan rasanya aku berdiri di kaki sendiri rasanya tak mampu, bagaimana mungkin aku bersandar pada sesuatu yang membuatku lebih rapuh?

    Bogor, 23 Januari 2019
    Azifah Najwa



    Continue Reading


    Pingin punya temen. Yang aku bisa cerita kalau aku kesel, tanggal tua, Bogor hujan sepanjang hari dan payungku ilang. Pingin punya temen, yang kalau aku cerita aku pingin jadi dosen, lalu mendo'akan, bukan meremehkan.

    Dan rasa-rasanya, aku menjadi ragu, semakin ragu~



    Bogor, 22 Januari 2019
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Semalaman aku memilih tidur lebih awal dibanding ikut merayakan hiruk pikuk tahun baru, 2018 adalah tahun yang cukup mendewasakanku. Aku akui, meskipun orang lain tidak. Sejak awal tahun lalu, saat aku memutuskan pergi ke Bogor. Menapakai kota baru yang tak pernah terpikirkan aku singgahi sebelumnya, menjalani kehidupan baru, mengenal kehidupan orang-orang, berdamai dengan ego dan juga rindu, gagal mendapatkan beasiswa berkali-kali, gagal interview kerja berkali-kali, mengerti bagaimana diremehkan, ditinggalkan orang yang aku sayangi, dan terakhir memutuskan resign, memutuskan keluar dari zona nyaman, memulai pencarian baru.

    Memutuskan S2 dengan segudang pertanyaan, merintis usaha dengan tertatih-tatih, meskipun aku tahu akan selalu ada Ulfi. Menikah? Aku belum berani memikirkan, meskipun tahun ini masuk target teratas. Hanya tiga target besar itu yang ada di list #2019Goals ku. Apakah menjadi dewasa seperti ini? Menjadi takut bermimpi?


    Bogor, 1 Januari 2019
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Setiap pemimpin akan menciptakan pemimpin, 
    karena tidak ada estafet yang dimainkan sendiri 

    Bogor, 9 April 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Bulan ke-3 di Bogor dan masih harus bertahan di sini entah sampai kapan


    Bogor, 8 April 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Tersenyumlah. Bukan karena kita sudah paling bahagia sedunia, tapi simpel karena kita mensyukuri hidup ini.
    Tersenyumlah. Bukan karena kita sudah kaya-raya, tapi karena kita merasa cukup dan berterima-kasih.
    Tersenyumlah. Bukan karena kita sudah bebas dari masalah, tapi karena apapun yang akan terjadi besok lusa, itu adalah skenario terbaik yang terjadi.


    Bogor, 7 April 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Dua hari ini back up kerjaan temen yang lagi cuti, cukup bikin pingin ngacak-ngacak lab, ritme kerja yang belum tau kayak gimana, metode analisa yg semua baru dikenal pas di sini, ditambah drama awal produksi. Dan baru sadar, kalau aku pernah menginginkan itu. Beberapa hari yang lalu waktu pulang curhat, tentang ritme kerja yang monoton, yg beda banget sama pas di kampus, eh di kasih deh sama Allah.

    Lagi, waktu itu ada jadwal tes untuk lanjut studi yang kebetulan bentrok sama jadwal kerja, harusnya hari itu libur, lagi-lagi karena harus back up kerjaan temen, akhirnya masuk dan shift malem. Dan waktu itu aku sempet bilang ke temen kerja, "ah harusnya pake surat izin sakit aja". Qodarullah, besoknya sakit, ga tanggung-tanggung, gejala tipes, mungkin karena malem itu analisa limbah dengan kondisi badan ga fit dan hati ga ikhlas, hahahaa

    Ketika yg diucapkan menjadi do'a, sekarang, jadi hati-hati kalau ngomong, kl berpikir, dan pingin sesuatu. Apalagi memutuskan sesuatu~



    Bogor, 6 April 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Terkadang kita suka membenarkan sesuatu yang sudah jelas salah, 
    hanya karena takut kehilangan. 
    Atau menyalahkan sesuatu yang sudah jelas kebenarannya,
    hanya karena takut disebut pecundang


    Bogor, 5 April 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Kini setelah berjalan cukup jauh. 
    Aku merenung sekali, dan bercermin pada diri. 
    Betapa begitu banyak kesempatan yang sudah aku lewatkan. 
    Yang seharusnya bisa aku gapai tapi aku abai. 
    Yang seharunya bisa aku capai tapi aku lalai

    Pepatah klasik itu benar, penyesalan selalu di akhir cerita.



    Bogor, 4 April 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Batu yang sudah kulempar ke samudra. 
    Bagaimana cara mendapatnya lagi?

    Bunga yang kupetik dari tangkainya. 

    Bagaimana cara merekatkannya lagi?

    Tidak ada cara kembali, aku hanya perlu terus maju. 

    Entah berbelok atau tetap lurus 



    Bogor, 29 Maret 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Cinta tidak akan kehilangan daya magisnya meski ia hanya menjelma menjadi memback up pekerjaan yang harusnya menjadi pekerjaan kita, meski hanya menjelma menjadi satu kotak buavita, meski hanya menjelma cerita hingga membuat tawaku hari ini pecah

    Tentang keluarga yang bernama rekan kerja❤️



    Bogor, 28 Maret 2019
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Bagaimana perasaanmu hari ini?

    Mengetahui orang yang telah kau acuhkan tapi tetap berusaha menanti

    Bagaimana perasaanmu hari ini?

    Jika kau mengenal orang itu, tapi perasaanmu tidak

    Bagaimana perasaanmu hari ini?



    Bogor, 26 Maret 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    "Bil, enak kerja?"
    "Hmmm, monoton, Sal. Bosen."
    "Cepet-cepet S2 makanya yak!"

    Iya memang, aku sudah sangat ingin, Sal. Membayangakannya saja aku sudah senang, bagaimana menjalaninya.

    Aku juga tidak mengerti mengapa di antara begitu banyak hal menyenangkan, aku lebih memilih belajar. Aku juga tidak mengerti mengapa di antara begitu banyak profesi yang menyenangkan, aku ingin sekali menjadi dosen. Bahkan semakin kuat sejak memutuskan bekerja. Tidak ada pekerjaan yang mudah, yang ada pekerjaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.

    Tunggu aku, Sal.




    IPB, 24 Maret 2018
    Nabila,
    Pemburu Beasiswa
    Continue Reading

    Mengapa tulisan perkara asmara dan patah hati sangat diminati. Apakah karena kita semua pernah patah hati? Atau lantaran sebagian kita suka menikmati perih?


    Bogor, 23 Maret 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Jangan terburu-buru,
    Yang nampak indah belum tentu indah
    Bukankah kita harus menelaah?

    Seperti yang nampak cinta belum tentu cinta
    Seperti yang nampak sayang belum tentu sayang
    Dan yang bilang rindu pun belum tentu rindu

    Perkara rasa memang sulit diungkap lewat rasa


    Bogor, 22 Maret 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Pada banyak kesempatan saya mulai kembali percaya bahwa keyakinan dapat menumbuhkan kemampuan-kemampuan yang terpendam.



    Bogor, 21 Maret 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Selamat!
    Satu langkah telah terlewati. Hari yang mungkin pernah kau bayangkan sejak kau memulainya. Tentang kapan studimu akan selesai, topik penelitian apa yang akan kau ambil, bagaimana kau melewati skripsi, dan berbagai hal yang acap kali kau keluhkan, hari ini kau mulai melewatinya, satu per satu.


    Aku tahu ada iri yang diam-diam kau sembunyikan saat aku memulai banyak hal lebih dulu, bahkan saat aku benar-benar lulus lebih dulu. Hingga rasanya aku ingin sekali ke Purwokerto hari ini. Duduk di barisan paling depan, tidak, aku tidak berniat menanyakan apa pun, aku hanya ingin mengingat bagaimana kau melewati semuanya dengan tidak mudah. Boleh aku mengucapkan terima kasih? Atas kesempatan untuk selalu bisa bersamamu di setiap masa itu.


    Selamat, Sayang❤️



    Bogor, 20 Maret 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ▼  2021 (10)
      • ▼  November (1)
        • Jogja
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ►  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • Pertemuan
      Seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada pertemuan yang tanpa sengaja pun yang sengaja untuk tidak disengaja atau tidak sengaja untuk mencoba...
    • 08.17 p.m.
      Cinta adalah ibu yang setiap hari memasakan makanan untuk kami, dan tak sabar melihat anak dan suaminya tak beranjak dari meja makan karena ...
    • Do'a-Do'a
      Apa yang ada di benak kita, apa yang terus kita khawatirkan adalah do'a-do'a yang tanpa sengaja terus kita dengungkan Iya, do'...
    • Dandelion - Perbedaan
      Aku suka saat kita memperdebatkan hal-hal kecil. Aku suka saat kau memarahiku karena sesuatu yang aku anggap benar tapi salah bagimu, begad...
    • Dandelion, Done!
      Sebelum menutup kisah ini, boleh aku bertanya kepadamu? Tentang kapan Waktu yang diperbolehkan untukku berhenti menghitung cinta yang ka...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top