Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home




    Masih sangat jelas ter rekam dalam ingatanku. Perkataan dia. Keangkuhannya. Dan kalimatnya yang jelas tersirat jika aku hina. Bahkan rasanya sulit sekali aku memaafkan, padahal kejadiannya sudah berlangsung bertahun-tahun lalu. Bahkan rasanya sulit sekali untuk aku memaafkan, meskipun dia selalu mencoba bersikap baik-baik saja.

    Aku merasa dia teman baikku, merasa dekat, hingga aku merasa tidak masalah menceritakan masalahku kepadanya. Iya, masalahku yang juga tentu ada aib-aibku di dalamnya, ia ceritakan kembali ke orang lain, tentu sudah dengan cerita yang dilebihkan, yang di karang agar hanya aku yang nampaknya sangat hina, sedangkan ia tetap berhati mulia, dengan dalih menasihati.

    Dan tau, apa yang lebih membuatku sakit hati? Ketika mereka menyangsikan orang tuaku. Bagaimana mungkin, mereka yang tidak pernah mendidiku, merawatku, memberiku makan, mengatakan, "Aku ga ngerti kenapa orang tuanya Nabila setuju". Aku tidak habis pikir. Sudah berlagak seperti panitia surga, tapi kunci masuk surga tidak dipegangya.

    Bagimana mungkin ia mengatakan seperti itu, menyangsikan doa kedua orang tuaku yang selalu minta yang terbaik untuk anaknya, bukankah doa ibu menembus langit tapi ada batas antar keduanya? 

    Berlagak menelusur siapa guru ngajiku, di mana aku ngaji. Halah. Jika menghormati orang tua saja tidak bisa, kenapa harus berlagak suci?

    Deretan hal menyakitkan lain masih banyak sekali. Dia menasihatiku, tapi dia sendiri melakukannya. Dia sudah dibantu, tapi dia membuang kotoran ke muka orang yang membantunya.

    Memaafkan? Iya aku sudah memaafkan. Tapi melupakan tidak semudah itu. Apa yang aku lakukan merugikan kalian? Aah, kalian selalu merasa memiliki kewajiban menasihatiku, karena kata kalian aku adalah teman, aih teman macam apa aku untuk kalian? Teman yang bisa saling kalian bicarakan keburukannya? Atau teman yang bisa kalian sebarkan keburukannya hingga orang-orang merasa kalau kalian memang baik.

    Jika bisa, aku sangat tidak ingin pernah mengenal kalian.


    Yogyakarta, 11 Desember 2020

    Azifah Najwa



    Continue Reading

    Sebentar lagi kita akan menikah. 
    Pulang ke rumah yang sama setiap harinya. 
    Saling menatap untuk menetap.
    Saling mengisi untuk berhenti mencari.
    Kamu tahu? Ada bahagia sekaligus haru

    Bila nanti kamu temui kurangku, kamu temui sisi lainku.
    Bolehkah tetap memelukku seperti ini?
    Sebab, pada kurangmu aku pun akan begitu
    Memeluknya dengan senyumanku.

    Mari buat kesepakatan
    Jangan menyerah jika ada yang salah
    Kita benahi dan tetap bertahan
    Kamu setuju kan?



    Stasiun Cirebon, 19 Februari 2020
    Azifah Najwa
     
    Continue Reading

    Ajari aku mengerti bahwa jangka bukanlah kesenjangan. Pahamkan padaku bahwa jeda bukanlah enggan. Beri tahu aku bahwa jawaban atas sekian tanya yang kupendam bukanlah renggang melainkan penjagaan. Merawat dari saling menerka, menahan dari berbagai prasangka.

    Mengapa harus memaksa bercengkrama jika membaca tulisanmu saja aku sudah bahagia? Mengapa mesti berharap diakui jika berdiam diri adalah cara kita untuk saling peduli?



    Yogyakarta, 23 Januari 2020
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ▼  2020 (3)
      • ▼  Desember (1)
        • Memaafkan Kalian
      • ►  Februari (1)
        • Sebentar Lagi
      • ►  Januari (1)
        • Tiada Kabar
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ►  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • SMANSA dan Sebuah Warisan
      SMANSA adalah satu dari 2 sekolah di mana saat aku diterima di dalamnya aku menangis. Iya, aku menangis, tentu bukan karena diterima di...
    • Jurnal 365
      Seperti gambar, tulisan adalah kapsul waktu, yang dapat membawa kita kembali mengenang. Mulai dari yang sangat ingin dikenang, hingga yan...
    • Drama
      Aku mengembangkan senyum terbaikku. Mencoba menikmati setiap waktu yang berjalan kala itu. Mencoba berdamai dengan kenyataan yang tidak s...
    • Berunding dengan Waktu
      Ketika waktu mempermainkan rindu, bersabarlah jangan menyerah. Bukankah hubungan jarak jauh memang seperti itu? Tidak ada lagi malam-ma...
    • Berjalan
        Kapan pun perjalanan membuatmu ragu, berhentilah sejenak, menepilah saja. Karena tak ada yang salah dengan memulai lagi segalanya. Mungkin...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top