Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home


    Siapa peduli bila matahari tak akan terbit lagi
    Siapa peduli jingga tak bertemu malam
    Siapa peduli
    Bila malam pun tak bertemu lagi

    Gerimis malam tadi mencabik-cabik hati
    Siapa peduli

    Memintaku agar jangan membuatmu cemburu
    Tapi kau sendiri yang melakukannya
    Siapa peduli

    Toh aku anak kecil yang tak mengerti semua ini




    Azifah Najwa
    Continue Reading


    Sedang mendengarkan lagu Sebiru Hari Ini-nya Edcoustic

    Baru saja menghadiri wisuda kakak tercinta. Barakallah mbaa, semoga ilmunya bermanfaat untuk ummat. Kampus sudah merasakan kontribusimu, sekarang giliran masyarakat, ummat untuk merasakannya. Tadi pagi sebelum ketemu mba Ket aku udah nangis hloo.. Maafkan adikmu yang cengeng ini :’( Siapa lagi yang akan menguatkanku mba? Siapa lagi yang akan aku jadikan tempat berkeluh kesah? Aku masih butuh pencerdasan banyak. You know me so well lah mbaa. Huaaaaaaaa #lap ingus
    Nabila ga boleh egois, mba ket kan bukan punya Nabila doang, punya masyarakat, ummat. #glek

    Selalu berdo’a yang terbaik untuk mba ket. Big hug {} :’)))))

    Tapi tadi saya jadi mbayangin bagaimana wisuda saya Maret 2017 kelak. Siapa aja ya yang bakalan dateng ya? Duluan saya apa dia yang wisuda? #eh Apa bakal seheboh tadi, semuaaa nyariiin mba ket, Gamais, Komsoed, UKKI. Bentar, Maret 2017? Serius, Bil? Iya dong. Cepet-cepet amat si, mau ngapain? Cuma bisa senyum kalo ditanyain begituan. Tapi niiih, tunggu ya apa yang mau Nabila lakuin B-)

    Kalian mau tertawa? Silakan. Saya benar-benar sudah membulatkan tekad agar Maret 2017 saya wisuda. Jadi sebelum maret 2017 status saya sudah sarjana. aamiin

    Beberapa teman dekat selalu mewanti-wanti begini, “Bil, mbok ya nikmatin hidupmu selama jadi mahasiswa.” 
    “Nikmatin gimana si? Ya, beginilah saya menikmati masa mahasiswa saya”
    “Ya kali-kali refreshing ke mana si. Tiap hari sama bukuu muluu, sama leptop muluuu, sama jurnal mulu..”
    “Iya ya, hahhaaa, tapi gimana lagi si, ya caraku menikmati masa mahasiswaku ya gini ini”
    “Kenapa kamu harus lulus 3,5 tahun, kenapa harus secepat itu?”
    Senyum “Yang jelas Agustus aku udah harus mulai menjemput gelar masterku!”
    “What?”
    “Iyes. Jangan dikira aku menargetkan itu aku ga punya plan setelahnya. Semoga diizinkan kl yang aku tulis sama dengan rencana Allah. Aamiin.”
    “Jadi mau langsung kejar S2 nih?”
    “Semoga Allah mengizinkan.”
    “Nikahnya?”
    Jeder. Senyum ajalah kalau ditanyain beginian. “Yeee, katamu aja aku masih kecil. Anak kecil ga boleh mikir begituan kan?” sambil mlengos. Sensitif nih bahas-bahas ginian. Apalagi yang ngajakin ngobrol temen yang udah siap nikah lahir batin, siap-siap deh abis ini diceramahin
    “Bil ya, kamu, ndengerin kan waktu seminar pranikah kemarin, jangan sampe studi itu menunda waktu nikah, &&^%6?//??!#$@@@43!#@4$#@%...”
    Tuuuuh kan apa kataku. Di depan dosen lagi njelasin, ini di sebalah juga.
    “Iyaa, abis S1..”
    “Ngapain?”
    “Lanjut S2. Hehehehe” sambil nyengir
    “Atau sambil S2 nikah, Bil. Nikahnya sambil jalan gitu”
    “Ya engga lah, nikah tuh duduk, masa sambil jalan-jalan, cape dong. Udah deeh, jangan ajakin aku ngobrol beginian. Nanti keliatan banget aku begonya, sok dewasa. Aduh bisa dewasa sebelum waktunya ini aku”

    Aaaah, susah sekali jadi orang dewasa. Mereka selalu menganggap rumit setiap masalah. Masih semester 3, masih banyak yang harus saya lakukan. Masih ada 6 kepanitiaan yang harus saya selesaikan. Masih ada 4 semester -4 semester? Aamiin-. Buku saya saja masih belum terbit-terbit. Ide-ide saya saja masih berceceran, belum saya rapikan dan konstruksikan menjadi pondasi yang kuat. Aaaah, saya masih harus belajar banyak tentang agama. Untuk sahabat saya itu, tenang saja, saya memikirkannya kok. Tunggu saja ya. ;)

    Continue Reading



    Lalu, akan kau apakan rasa ini?
    Ketika kau tak lagi bisa mempercayainya
    Dari api cemburu yang menghanguskannya

    Lihatlah gurat-gurat awan di langit
    Seperti menyisakkan rintih pedih
    Saat mengingatmu menelantarkan perasaan ini

    Lalu, akan kau apakan rasa ini?
    Ketika segalanya membawa lari hasrat yang terlanjur tertambat pada sebuah tekad

    Lihatlah ilalang masih menyisakan rizoma
    Apakah akan kau buang begitu saja?
    Apakah akan kau bakar begitu saja?

    Ketika tak ada lagi alasan untuk bertahan
    Tiga tahun bukan waktu yang sebentar

    Ah, sudahlah



    Azifah Najwa
    Continue Reading




    Ingin aku kenalkan kalian pada seorang gadis? Gadis? Aku tak pernah mendengarnya menyebut dirinya gadis. Dia lebih suka disebut “akhwat” akhwat tangguh tepatnya tapi dia lebih sering di sapa “bocah”. Tahukah? Karena sebagian orang menganggap dia masih kanak-kanak meskipun dia sendiri tak pernah mengakui. Kalian perlu hati-hati jika berhadapan dengan bocah ini. Dia orang yang tidak mudah di tebak. Bisa saja ia tertawa girang di atas kalutnya masalah yang dihadapinya. Jadi, jangan mudah percaya dengan kata “gapapa” atau “biasa sajanya” dia ya. Kalian perlu hati-hati juga saat hendak mengajaknya bicara. Bocah ini orang yang ga suka dibentak apalagi dikasarin, jika suatu ketika kalian sedang berbicara dengannya dan tiba-tiba dia diam membatu, ingat-ingat kembali apa yang baru saja kalian katakan. Tapi tenang aja, bocah ini pemaaf kok. Dia merasa agak pelupa, jadi dia selalu mencatat apa-apa saja yang akan ia lakukan, semoga kesalahan kalian ga dicatat yaa –huaaaa- Ngomong-ngomong tentang catat mencatat, aku akui, bocah ini adalah sekretaris handal, kemampuan kesekretarisannya jangan diragukan lagi, dia terbiasa mengatur segala hal yang hendak ia lakukan, mulai dari A-Z, mulai dari bangun-bangun lagi dia udah catet mau ngapain aja, calon istri idaman #ehh, jadi ga heran kalau dia akan selalu jadi orang pertama yang tahu kapan jadwal ulangan, kapan jadwal pengumpulan tugas, jadi ya kalau dia ngumpulin tugas selalu paling awal, ga heran #ehem, alibi. Satu hal yang unik dari bocah ini, kemampuannya menghafal angka. Pernah iseng liat materi ringkasan belajarnya, -udahannya dikelas selalu fokus, di kosan diulang lagi, selalu bikin ringkasan pula #prokprokprok-, aku ga paham dengan jembatan keledai yang dibuatnya, lebih mirip deretan nomor telpon daripada ringkasan belajar. 

    Aku akui, bocah ini sangat cukup keras kepala sekali. Apalagi sama orang yang ga sejalan sama dia, huuuu udah deh, siap-siap aja bakal jadi musuh bebuyutan dia. Tapi dia ga suka debat, jadi dia lebih memilih menghindar dari orang-orang yang ga satu temperamen sama dia. Meskipun sikapnya bisa sekeras batu, dia orang yang perasaannya selembut air, penyayang, sangat penyayang malah #peluk meskipun dia ga pernah mengakui kalau dia penyayang, hahaha. Tapi aku merasakannya kok #uhuk. Jadi nih, kalau mau nasihatin dia jangan langsung dibentak, jangan langsung bilang “ga”, ajak dia ngobrol baik-baik, itu lebih akan didengar dia #kamu perasaaa bangeeet sii.
    -intermezo- bocah ini orang yang setia loh, tanyain deh sampai kapan pun dia pasti akan setia nungguin dia #eh 
    Pinter banget nyembunyiin perasaanmu, but i know you so well


    Meskipun anaknya rame ga ketulungan, bocah ini sebeneenya pendiam, pendiam kalau sendirian –huaaaa-, engga, serius, kamu orang yang cukup pendiam, suka memendam perasaan, dan ga mudah cerita, lebih tepatnya ga pernah cerita kalau kamu lagi sedih. Pinter banget nyembunyiin perasaan. Kapan sih kamu keliatan murung? Ga pernah, bahkan saat hari ini ada tiga ulangan, kamu adalah orang yang tetap tersenyum saat masuk ruang kelas. 

    Yang temen-temen banyak belajar dari bocah ini, semangatnya. Dia orang yang pantang menyerah dan putus asa, aku tahu benar bagaimana perjuanganmu untuk bisa masuk Sastra Indonesia, bagaimana hasilnya kelas XII kelak, yakinlah insya Allah itu yang terbaik :’)))

    Satu hal yang perlu dicatat, digaris bawahi, cetak tebal, jangan berani-berani mengacaukan kamarnya! Dia adalah orang yang sangat menjaga kerapian. Aku juga ga paham kenapa kamarmu selalu bisa bertahan rapi berhari-hari.
    Kesimpulannya, bocah ini orang melankolis, searching sendiri ya tipe orang melankolis seperti apa :DD









    Aaaaaaaaa.... pokoknya ga abis deh kl nyritain kamu, Biloo, Kubil



    Happy milad sayaaaang :*
    Udah 17 tahun yaa, udah gede, dewasa yaaak :3
    Cepet terbit bukunya #ehem

    #aku coba nulis pake gaya bahasamu, aneh, ubah sendiri yaa xD


    Azifah Najwa
    Kado ulang tahun yang ke 17 dengan pengubahan

    #Big hug {}
    Continue Reading





    Bukan tanpa alasan, semua sudah kujelaskan hingga detailnya. Ketika aku memutuskan untuk menjauh namun yang ada kita harus selalu bertemu. Ketika aku memutuskan untuk diam, mencoba menciptakan kebekuan-kebekuan itu, kau justru mengajakku memecahkannya.


    Ingin rasanya pergi dari hidupmu. Biar aku –dan kau- merasa bahwa kejujuran tak selamanya bekerja dalam cinta.

    Tak berdarah bukan berarti tak ada luka, sebagaimana menangis tak selamanya harus berair mata. Dan bodohnya, aku sepakat merasakannya. Menikmati luka yang aku ciptakan sendiri. Menjadi pelaku kepura-puraan yang aku reka sendiri. Dan dalam diam itu, hanya ada satu doa: suatu saat nanti luka ini akan sembuh dengan sendirinya 


    Jadi, izinkanlah aku pergi -sebentar saja- untuk kesekian kalinya. Aku ingin menjadi bagian cerita tentang dua manusia yang tengah saling menunggu.


    Rentang Tunggu, 13 September 2014
    Azifah Najwa

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ▼  2021 (10)
      • ▼  November (1)
        • Jogja
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ►  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • Pertemuan
      Seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada pertemuan yang tanpa sengaja pun yang sengaja untuk tidak disengaja atau tidak sengaja untuk mencoba...
    • 08.17 p.m.
      Cinta adalah ibu yang setiap hari memasakan makanan untuk kami, dan tak sabar melihat anak dan suaminya tak beranjak dari meja makan karena ...
    • Do'a-Do'a
      Apa yang ada di benak kita, apa yang terus kita khawatirkan adalah do'a-do'a yang tanpa sengaja terus kita dengungkan Iya, do'...
    • Dandelion - Perbedaan
      Aku suka saat kita memperdebatkan hal-hal kecil. Aku suka saat kau memarahiku karena sesuatu yang aku anggap benar tapi salah bagimu, begad...
    • Dandelion, Done!
      Sebelum menutup kisah ini, boleh aku bertanya kepadamu? Tentang kapan Waktu yang diperbolehkan untukku berhenti menghitung cinta yang ka...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top