Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home
    Menurut Iskandar Alisjahbana definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) mendefinisikan teknologi sebagai metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu pengetahuan terapan. KBBI juga mendefinisikan teknologi sebagai sarana untuk meyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
    Dari beberapa pengertian di atas tampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh teknologi, bahwa teknologi merupakan sebagian atau bahkan keseluruhan cara yang mengarah pada efisiensi dan efektifitas dalam setiap kegiatan atau aktivitas manusia. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari, karena kemajuan teknologi akan terjadi dengan seiring berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan. Sejatinya setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia. Sekarang pertanyaannya adalah Bagaimana agar teknologi juga dapat menekan laju kerusakan lingkungan?
    Layaknya dua sisi mata uang, walaupun pada mulanya teknologi diciptakan untuk memberikan manfaat positif (kemudahan) bagi kehidupan (aktivitas) manusia, tidak dapat dipungkiri jika ada sisi negatif yang ditimbulkan dari penciptaan teknologi tersebut. Salah satu dampaknya adalah kerusakan lingkungan. Allah berfirman dalam Q.S Ar- Ruum ayat 41; Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akbiat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ya, kerusakan lingkungan memang menjadi permasalahan pelik yang harus dihadapi dunia dewasa ini. Berbagai upaya telah dilakukan, namun nampaknya semua belum membuahkan hasil yang signifikan. Bahkan secara eksplisit dapat dikatakan bahwa dunia akan hilang, para ilmuwan IPCC memprediksi bahwa pada abad ke-21 akan terjadi peningkatan permukaan laut setinggi 9 – 88 cm (4 - 35 inchi).
    Jika ditelaah, semua itu tidak terlepas dari perkembangan teknologi. Contoh yang sederhana, asap buang kendaraan bermotor. Kini, kendaraan bermotor seakan menjadi barang mutlak yang harus ada dalam kehidupan manusia, disadari ataupun tidak oksida belerang  yang dihasilkan dari reaksi unsur oksigen dan nitrogen, mempunyai dampak yang buruk bagi lingkungan. Gas-gas yang dihasilkan dari asap kendaraan bermotor tersebut banyak menimbulkan kerugian. Gas karbon mononoksida atau CO misalnya, sifat gas ini yang tidak berbau dan berwarna meyebabkan keberadaan gas ini sulit diidentifikasi. Gas ini bersifat racun, menimbulkan sakit pada mata, dan gangguan saluran pernapasan. Selain itu, jika gas ini masuk ke dalam darah melalui pernapasan, CO akan menghalangi fungsi vital Hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh. Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemaran yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah dengan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Sistem kerja pengubah katalitik yang merubah bentuk gas-gas berbahaya seperti CO menjadi karbon dioksida dan uap air agaknya bisa menjadi wacana tersendiri bagi pengguna kendaraan bermotor. Meskipun pengubah katalitik sudah terdapat pada knalpot saat kita membeli motor, namun alangkah eloknya jika kita mengecek keadaan pengubah katalitik pada knalpot kita, apakah masih layak pakai atau sudah usang dan harus diganti, tapi masih ada yang perlu kita perhatikan lagi, timbel atau timah hitam yang dewasa ini masih digunakan sebagai salah satu zat antiketukan dapat meracuni katalis dalam pengubah katalitik.
    Hal di atas setidaknya bisa menjadi wacana tersendiri bagi pemerintah untuk memecahkan permasalahan timbel ini, karena selain timbel yang dicampurkan dalam bahan bakar dapat meracuni katalis dalam pengubah katalitik, timbel juga merupakan racun yang dapat merusak otak. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap kondisi emosi seseorang yang dapat menyebabkan lebih bersifat emosional, hal ini dapat terlihat dari fenomena yang terjadi di masyarakat, antara lain; tawuran, baik tawurab antar pelajar maupun tawuran antar masyarakat. Selain pemasangan pengubah katalitik, pemerintah juga harus mengadakan pengecekan mesin dan perangkat lainnya terhadap kendaraan-kendaraan bermotor yang beroperasi.
    Sselain itu, limbah juga meruapakan salah satu permasalahan pelik yang harus dihadapi dunia dewasa ini. Salah satunya adalah limbah plastik, pasalnya untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. akan Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Jika diaamati, limbah plastik yang dihasilkan dari rumah tangga bisa berkisar 9-10 % dari keseluruhan total limbah rumah tangga. Sifat dari bahan baku plastik yang cukup berbahaya bagi lingkungan juga meyebabkan limbah plastik menjadi perhatian dunia dewasa ini. Oleh karena itu, penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu.
    Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita.  Hal itu menyebabkan jumlah plastik yang beredar dimasyarakat menjadi tak terbatas. Jika kita mengurangi limbah plastik dengan cara menguburnya, maka kita akan merusak tanah. Allah berfirman dalam Q.S Al- A’raaf ayat 58; Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
    Namun, jika kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang beredar dimasyarakat. Bahkan, lebih efektif lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna. Mendaur ulang plastik, ya, di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sebenarnya, jika kita mau menyingkap jendela dunia lebih lebar, kita dapat memodifikasi limbah plastik tersebut menjadi barang bernilai ekonomi tinggi. Tas misalnya, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui beberapa tahap sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, dan pencucian, dilanjutkan dengan menyusun dan menjahit limbah plastik. Dengan ketekunan dan keuletan, kita dapat menghasilkan tas, sandal, atau kerajinan tangan lain yang sederhana namun elegan dan memiliki nilai ekonomi tinggi. 
    Ada yang lebih seru lagi, yaitu dengan mendaur ulang limbah plastik menjadi plastik kembali. Sebelum di daur ulang menjadi plastik siap pakai, sampah plastik yang beredar di masyarakat dikumpulkan dan dipisahkan berdasarkan jenisnya, dalam hal ini campur tangan menusia adalah suatu hal yang mutlak. Hal ini sangat efektif dan efisien diterapkan di Indonesia. Terlebih untuk negara yang notabene masih negara berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak, pengolahan limbah plastik dengan cara ini dapat mengurangi angka pengangguran, karena dengan cara ini masyarakat dapat membuat kelompok-kelompok yang mengumpulkan sampah, misalnya dengan membentuk kelompok koperasi sampah, yang nantinya masing-masing anggota akan memeperoleh keuntungan secara finanasial, demikian juga dengan masyarakat akan mendapat keuntungan dari penjualan sampah rumah tangganya, dan juga akan tercipta lingkungan yang bersih dari sampah plastik. Ada tiga jenis plastik yang biasa digunakan dan didaur ulang, yang pertama polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), dan poliproprlina (PP). Cara membedakan plastik-plastik ini berdasarkan jenisnya bisa dilihat dari tektur plastik, untuk plastik jenis PE bersifat lentur dan tahan panas, warnanya tidak begitu bening, plastik ini biasanya digunakan untuk membungkus es, untuk plastik jenis PP sendiri mempunyai sifa tidak begitu lentur dan tidak tahan panas, warnanya lebih bening dan mengkilat, dan untuk plastik jenis HDPE, jika diremes-remes akan menimbulkan bunyi ‘kresek-kresek’, plastik jenis ini oleh masyarakat biasa disebut plastik kresek.
    Setelah dipisahkan berdasarkan jenisnya, plastik-plastik tersebut melalui proses pencucian, proses pencucian biasanya dilakukan oleh mesin. Setelah itu, plastik dikeringkan, pada proses ini, plastik bisa dikeringkan melalui oven, tapi jika cuaca memungkinkan plastik-plastik ini dapat dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari langsung. Setelah itu, barulah plastik-plastik tersebut masuk ke mesin recycle, mesin ini biasanya dijalankan dengan tenaga listrik. Dalam mesin recycle, plastik-plastik tersebut akan dipanaskan. Pada proses pemanasan ini, suhu untuk masing-masing jenis platik berbeda, untuk plastik jenis PP dibutuhkan suhu berkisar 2000 C, PE 1800 C, dan HD 250-3000 C. Proses pemanasan mengubah bentuk plastik-plastik tersebut menjadi cairan. Setelah dipanaskan, plastik-plastik tadi akan keluar dalam melalui lubang saringan dengan bentuk seperti pilinan memanjang, besar lubang saringan sekitar 80-100 mm, dan barulah masuk ke proses selanjutnya, yaitu pendinginan. Setelah melalui proses ini, plastik yang telah berbentuk seperti kabel tadi dipotong menjadi pelet-pelet dan untuk menjadikan plastik siap pakai, pellet-pellet tadi harus dilebur kembali dengan mesin extruder untuk selajutnya menjadi plastik yang siap digunakan kembali.
    Guna mempersiapkan era kesejagadan yang salah satunya ditandai dengan sarat muatan teknologi, kita mau tidak mau harus menguasai teknologi, memahami dan menangani produk-produk teknologi, membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan merancang dan membuat, dan memahami teknologi dan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang semakin parah hendaknya menjadi renungan tersendiri bagi kita untuk memberbaikinya, minimal kita harus mampu mencegah dampaknya. Dampak yang disebabkan karena pencemaran udara dan limbah plastik agaknya bisa membuat kita bercermin untuk menjaga bumi kita. Allah berfirman dalam Q.S Al- Al- A’raaf ayat 56 Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaiki dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.

































    DAFTAR PUSTAKA

    Purba, Michale. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

    Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1987. Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

                    . 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.



    Continue Reading
    Wahai kawan, kali ini aku ingin kabarkan pesan
    Pesan yang tak banyak diperbincangkan
    Pesan yang lebih sering ditinggalkan
    Pesan tentang kematian
    Aku melangkah masuk ke ruang itu
    Berdiri, ku hamparkan sajadah merah
    Aku tak tahu, ternyata sang utusan telah menunggu
    Menunggu waktu, agar perhitungan menjadi tepat tanpa cela
    Aku kabarkan takbir ke dunia dengan kedua tangan terangkat setinggi kepala
    Tiba-tiba semua berubah
    Sang utusan telah menghampiri
    Terasa perlahan semua menjadi gelap, saatnya terputus nikmat-nikmat dunia
    Utusan itu memulai tugasnya
    Terasa olehku ruh yang perlahan namun pasti pergi tinggalkan jasadnya
    Tak ada yang mampu aku gambarkan, rasanya begitu dalam tak terperi
    Semakin jelas, semakin tegas, saatnya berpisah dengan sang fana
    Perlahan aku kehilangan segala indrawi
    Kaki yang selama ini menopang pun menjadi lemah tanpa daya
    Lidah yang kelu mencoba bersaksi akan iman pada Illahi
    Aku jatuh
    Terjerembab, berdebam di atas lantai kayu coklat tua
    Aku masih di sana
    Aku mampu melihat
    Aku bisa mendengar
    Namun, yang jua terlihat tak lain adalah jasadku semata
    Aku mendengar ada yang datang
    Derap langkah yang sangat ku kenal
    Derap langkah yang menemaniku dari awal aku terlahir ke dunia
    Derap langkah sang pembawa kehangatan
    Manusia pertama yang mengantarkan aku terlahir ke dunia
    Ia pula yang pertama menemukan aku pergi tinggalkan dunia
    “Ibu!” aku berteriak, namun percuma raga itu tak bergerak
    Ia berlari mendekat, dengan segala upaya berusaha bangunkan darah dagingnya yang tergeletak.
    Gundah, payah, resah, semua terpancar dari wajahnya yang syahdu
    Tiba-tiba segalanya berjalan cepat
    Kini jasadku terbaring dengan pakaian putih sederhana
    dan
    Ibu masih di sana
    Tak sedikit pun ada raungan
    Tak sedikit pun terucap kesangsian
    Hanya wajah sembab manusiawi karena kepergian sang buah hati
    Ia usap keningku, wajahnya mendekat dan berbisik, “Ternyata kamu yang Allah panggil terlebih dahulu, Nak. Tak sedikit pun ibu menyesal karena kelak semua akan kembali kepada-Nya. Selamat jalan, Nak, semoga Allah berkenan mengumpulkan kita kembali di surga-Nya kelak.
    Aku bersedih, menyesal
    Amalan apa yang telah aku lakukan hingga ada jaminan dapat berkumpul lagi dengan mereka?
    Bahkan tak sedikit pun ada jaminan aku mampu mencium aroma surga.
    Maka, demi Dzat yang menggenggam nyawaku, visi utama keluarga haruslah pertemuan di surga
    “Selamat tinggal, Ibu, semoga Allah berkenan menjawab doamu, maafkanlah anakmu, maafkanlah anakmu, maafkanlah aku”
    —
    Taipei, 10 Januari 2012

    Sumber: http://www.dakwatuna.com/
    Continue Reading
    Teruntuk saudariku
    Saudari seimanku

    Jika tarian pena ini latah dan gersang, semoga nantinya sebutir tetesan bening akan menjadikannya segar, laksana gerimis yang turun di padang sahara..

    Saudariku..
    Daku tahu, kalian adalah orang-orang hebat, calon-calon penerus kemajuan negeri ini. Yang waktunya terlalu berharga untuk disia-siakan. Tapi, di sini daku minta, luangkan waktumu barang 2 atau 3 menit untuk membaca tarian penaku.

    Saudariku..
    Di sini aku hanya seorang kuli tinta kecil yang tengah mencoba menguraikan keluh kesahku, di sini aku tak lebih dari sebutir debu, aku kecil sangat kecil, ilmuku mungkin tak setinggi engkau, terlebih imanku, sungguh diri ini tak jarang merasai futur. Astaghfirullah.

    Saudariku..
    Izinkan aku mengungkapkan keluh kesahku, keluh kesah akan saudari-saudariku yang mulai terlena dengan kefanaan dunia. Memang, era kesejagadan seakan menuntut kita ikut serta hanyut di dalamnya. Namun, elokkah kita, jika kita hanya menerimanya tanpa memilahnya dulu?

    Beginilah jadinya..
    Saudariku, kini aku memang sedang duduk tenang, menarikan penaku di atas lembaran-lembaran putih..

    Tapi, tahukah? Bagaimana gejolak hatiku? Aku gelisah. Aku sedih. Bagaimana mungkin aku tenang-tenang sementara kini, di luar sana, saudari-saudariku tengah menjadi tontonan ribuan, jutaan, bahkan milyaran pasang mata. Aku bisa jadi sdikit tenang, di luar sana telah banyak saudariku yg katanya telah menarik kain krudungnya. Namun, kita tahu bukan, hakikat jilbab yang telah Allah firmankan dalam Q. S An- Nur ayat 31?

    Saudariku, tariklah kain krudungmu lebih kebawah lagi, akankan gravitasi bumi masih kurang kuat untuk menariknya?
    Dan, mahkotamu masih terlalu sayang jika harus ditutupkan dengan kain yang transparan..

    Saudariku..
    Aku takut, ketika banyak orang yang bilang kita berjilbab, tapi seperti tidak berpakaian.

    Saudariku..
    Tidakkah lebih nyaman kau tinggal di rumah? Mengapa memilih cafe, pantai, mall sbg tempat yg katanya untuk melepas penat?
    Dengan dandanan ala cacing kepanasan, melenggak-lenggok di club-club malam, di tempat-tempat hiburan, dengan make up yang membuat wajahmu semakin hitam karena sudah tidak pernah dibasuh air wudhu.
    Itukah yang katanya dapat melepaskan penat. Namun, penat kita di dunia tak seberapa jika dibandingkan dengan penat yang akan kita terima di akhirat kelak.
    Saudariku..
    Tidakkah kau malu, bergandengan tangan, bermesra, dengan orang yang bukan muhrimu? Tidakkah kau kasihan, dengan seorang yang tengah Allah tuliskan di Lauhul Mahfudznya?
    Bagaimana mungkin kau tega mengkhianatinya dengan membiarkan tubuhmu dipermainkan orang lain, sementara ia, di sana menunggumu dng do'a dan kesabaran.

    Saudariku..
    Andai kita tahu, bagaimana setan-setan menertawakan kebodohan kita, bgaimana setan-setan menina bobokan kita, hingga kita terjerumus ke jurang neraka. Belum sampaikah berita dari langit bahwa sebagian besar penghuni neraka adalah kita? Kaum hawa.
    Jikalau tau demikian adanya mungkin atau bahkan pasti, semua kegelisahan yang ku ceritakan di atas tak akan ada lg.
    Disadari ataupun tidak, negeri ini kini mulai bersandar di pundak kita, tapi tidakkah kita ingin menjadi pundak yang kokoh agar tetap berdiri tegak menopangnya??
    Tengoklah buku kecil yang kini mungkin tengah berdebu di atas almari pakaianmu, atau mungkin kini tengah menjadi mainan tikus-tikus di almarimu.
    Bukalah kembali buku yang dahulu menjadi kawan akrabmu. Tak ingatkah saat berlomba-lomba menghatamkannya? Entah itu demi tas atau sepatu baru yang orang tua kita janjikan..

    Lihatlah saudara-saudara kita yang tanahnya tiada lagi air untuk berwudhu atau saudara kita di Palestina, bagi mereka tak ada yang lebih indah dari bermesa dengan-Nya.
    Seharusnya kita harus bisa lebih dari mereka, jika dini hari kita bisa bangun untuk melihat pertandingan kesebelasan favorit kita, mengapa untuk bermesra dengan-Nya kita susah, ogah, males.

    Kita tidak pernah tahu kapan malaikat Izrail menjemput kita, mungkin esok, lusa, tahun depan, atau mungkin setelah membca note ini. Wallahu'alam
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ►  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ▼  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ▼  Februari (3)
        • Teknoloqi Qur'ani, Menjaga Bumi
        • Pesan Kematian
        • Dari Seorang Kuli Tinta
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • SMANSA dan Sebuah Warisan
      SMANSA adalah satu dari 2 sekolah di mana saat aku diterima di dalamnya aku menangis. Iya, aku menangis, tentu bukan karena diterima di...
    • Jurnal 365
      Seperti gambar, tulisan adalah kapsul waktu, yang dapat membawa kita kembali mengenang. Mulai dari yang sangat ingin dikenang, hingga yan...
    • Drama
      Aku mengembangkan senyum terbaikku. Mencoba menikmati setiap waktu yang berjalan kala itu. Mencoba berdamai dengan kenyataan yang tidak s...
    • Berunding dengan Waktu
      Ketika waktu mempermainkan rindu, bersabarlah jangan menyerah. Bukankah hubungan jarak jauh memang seperti itu? Tidak ada lagi malam-ma...
    • Berjalan
        Kapan pun perjalanan membuatmu ragu, berhentilah sejenak, menepilah saja. Karena tak ada yang salah dengan memulai lagi segalanya. Mungkin...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top