Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home
    Pernah suatu ketika aku dan teman-temanku melakukan sebuah perjalanan yang cukup jauh, menempuh waktu yang lama dan membutuhkan tenaga yang ekstra, les SBMPTN :)

    Menjadi manusia-manusia yang "tercampakkan" oleh makhluk tak berwujud bernama SNMPTN, membuat kami merasa satu nasib tapi tetap tidak satu penanggungan, les setiap hari mulai dari langit diluar yang tadinya terang benderang menjadi gelap tak berawan, tak jarang akhirnya tak pulang karena ketinggalan kendaraan. Aiiiiih, betapa manisnya SBMPTN itu.

    Di satu kesempatan les, kami, calon mahasiswa -yang entah kapan akan menjadi mahasiswa- berceloteh tentang masa depan, katakanlah pendamping hidup, ehem.

    Kepada temanku yang baru saja kami beri predikat jomblo aku berseloroh
    "Eh, kenapa kalian harus udahan si? Kalian jadian udah dari zaman kapan coba?"

    "Iya, dukungan masyarakat pun penuh kepada kalian," timpal yang lain

    "Aku hanya tidak mencari yang seperti itu"

    "What??"

    "Dia kurang apa coba?"

    "Dia pernah salah?"

    "Dia tidak punya kekuarangan apa-apa, bahkan saat aku diminta menyebutkan apa kesalahannya, aku tak tahu apa...."

    "(Lalu)...?" Pertanyaan itu menggantung di langit-langit ruang les ini

    "Aku tidak mencari yang seperti dia..."


    "Silakan dia memamerkan kecantikannya di publik, di media-media sosial, tapi aku tidak mencari yang seperti itu....

    Silakan dia menyalurkan bakat menyanyinya di publik, tapi aku tidak mencari yang seperti itu...

    Silakan dia sibuk berorganisasi, dia aktif di berbagai kegiatan, tapi aku tidak mencari yang seperti itu"

    "Eh maksudnya kamu tidak sepakat kalau perempuan aktif  berorganisasi??!" Aku segera menyergahnya, takut saja kalau kau juga berpikiran seperti itu.

    "Tidak, aku tidak pernah tidak sepakat siapa saja aktif berorganisasi, tapi aku tidak mencari yang demikian...."


    Lalu?

    "Kau mencari yang tidak aktif karena kau sudah aktif? Sehingga bisa saling melengkapi kah"

    Dia hanya tersenyum dan pergi

    Aku tidak sampai berpikir apa yang temanku tanyakan, yang aku ingin tahu, kau mencari yang seperti apa?




    Rentang Tunggu, 26 April 2013 | Azifah Najwa

    Catatan lama, ingin membuka saja gara-gara pertemuan tadi siang

    Continue Reading
    Memulai memang masih menjadi hal yang sulit termasuk saat harus memulai menulis cerita ini. Aku hanya ingin menulis kisah ini sekali dan tidak akan mengulangnya lagi, di novelku pun, di diaryku pun.


    Kau pernah mengutuk hidupmu? Menanyakan apa alasan kau harus hidup? Saat kau masih sibuk mencari alasan kenapa kau harus hidup, diluar sana tanpa kau tahu ada orang yang menaruh harapan besar kepadamu, saat kau masih belum tahu mengapa kau harus ada di dunia ini, ada orang yang menjadikanmu alasan hidup nya. Mungkin kau tidak merasakannya karena kau masih sibuk menata hati dan luka atas egomu sendiri.


    Bisakah kau tidak memanjakan aku? Bisakah kau pergi sebentar, agar aku bisa merasakan kehadiranmu, sebentar saja dan berjanji lah untuk kembali
    Orang keras kepala sepertiku memang harus kau perlakukan seperti itu, agar dia belajar dari pengalamannya sendiri



    Rentang Tunggu, 27 Januari 2015 | Azifah Najwa

    Maaf --
    Continue Reading
    Harusnya aku tidak pernah menaruh hati pada dia yang dikenal, yang popular di antara sekelilingnya

    Harusnya aku juga tidak pernah menaruh hati pada dia yang gampang sekali akrab dengan semua orang, termasuk wanita

    Lalu, bagaimana jika yang terjadi tidak seperti seharusnya?

    Aku sudah terlanjur jatuh hati, bahkan lupa sejak kapan dan apa alasannya

    Ah sudahlah
    Setidaknya dengan aku tidak punya alasan kenapa bisa jatuh hati padamu, aku jg tidak punya alasan kenapa aku harus berhenti jatuh hati atau tidak jatuh hati lagi padamu


    Dandelion, 25 Januari 2015| Azifah Najwa

    Continue Reading
    Pernah suatu ketika aku bertemu dengan dua kupu-kupu, nyaris tak ada yang berbeda dari keduanya
    Hanya saja, satu diantara mereka harus nyaman tinggal di sangkar
    Aku kira satu diantaranya tidak bisa terbang, jadi dia harus rela menghabiskan hidup nya yang singkat itu di dalam sangkar
    Ternyata aku salah

    Baiklah, mungkin nasib kupu-kupu itu selamanya hanya akan menjadi penghuni sangkar
    Tidak peduli seberapa indah sayapnya, seberapa piawai ia meliuk di angkasa
    Ia tetaplah kupu-kupu yang hanya bisa menghabiskan umurnya di sangkar

    Selamat kupu-kupu
    Continue Reading
    Sekarang mungkin kita bisa tenang atau Pura-pura tenang? Karena sekarang tak ada lagi malam yang kita tunggu untuk sekadar bertegur sapa setelah sibuk seharian.

    Selepas ini aku tak perlu lagi menanyakan bagaimana ujianmu hari ini? Sudahkah kau menyiapkan materi untuk ujianmu besok? Bagaimana dengan tugas-tugas kuliahmu?

    Aku hanya bisa menatap nanar buku dan jam itu. Inginku menyimpannya di tempat yang aku tak akan bisa menjangkaunya, di atas lemari misal, tapi sayangnya, lemari di kamar ini tinginya hanya sebahuku saja

    Masih tertegun di hadapan materi-materi ujian ini, harusnya mereka aku baca, Tapi yang aku lakukan hanyalah memandang hape ini saja, berharap tiba-tiba kau mengirimkan sebuah pesan atau menelpon, ah bagai pungguk merindukan bulan.

    Lagi pula apa juga yang akan aku sampaikan jika kau benar-benar menelpon, kemarin saja aku sudah kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan yang kau ajukan, lebih sulit lagi bagaimana menahan agar air mata ini tidak keluar, kau tak akan sampai hati jika tahu aku menangis, benar-benar pengarang ulung aku ini

    Bersama jam ini aku mencoba mencari, barangkali masih ada sisa kenangan yang masih bisa aku kenang. Aku hanya diam saja sedang kau terus protes atas keputusan yang aku ambil, menanyakan pertanyaan-pertanyaan retoris itu berulang kali. Sengaja aku tidak berucap, aku lebih suka mendengarkan suaramu, takut saja jika memang itu adalah kali terakhir aku mendengarnya. Kecuali aku yang terus berbohong dan kau yang marah tak ada lagi yang bisa aku abadikan dari moment itu.

    Aku suka sekali dengan jam ini, bukan karena kau yang memberikan nya, aku bisa menghargai setiap waktu bersama orang-orang yang aku cintai, terlebih denganmu.


    Rentang Tunggu, 21 Desember 2014| Azifah Najwa


    --- kutipan cerpen Jarak
    Continue Reading
    Sejak tadi sore masih asyik berjibaku dengan pilihan. Segala sesuatu memang harus ada yang dikorbankan dan dipilih. Hakikat hidup memang seperti itu.

    Aku tidak akan membual tentang tips bagaimana caranya menentukan pilihan. Setiap dari kita punya cara yang berbeda, aku jelas tidak sama denganmu. Hanya saja, setiap dari kita, sama-samanmulai menentukan pilihan dengan membandingkan. Baik itu dari yang paling disukai lah, paling bagus lah. Bagaimana bisa menentukan kalau tidak dibandingkan? Pilihan terbaik adalah hasil perbandingan dengan yang lain.


    Ya tapi bagiku cukup dengan menentukan tujuan pilihan kita akan menjadi pilihan yang terbaik. Tentu aku sedang tidak membual, hidup ini dekat sekali dengan pilihan, jaraknya setipis kertas, layaknya setipis ijazah yang menentukan pilihan kerja atau jurusan kuliah.
    Sudah, tidak perlu dipedulikan bualanku ini. Allah memang selalu memberi apa yang kita butuh kan, bukan yang kita inginkan apalagi yang kita pilih, kalian memilih berdasarkan keinginanku bukan?
    Rentang Tunggu, 19 Januari 2015 | Azifah Najwa

    --- Aku tidak ingin menjadi pilihanmu. Sekalipun kamu memilihku diantara banyak pilihan. Sekalipun kau memilihku karena menurutmu aku pilihan terbaik karena kau telah memulainya dengan membandingkan :)






    Continue Reading
    Perjalanan memang selalu menawarkan pelajaran, seperti perjalanan kemarin.
    Aku masih membuka-buka pesan yang kau kirim semalam, jujur, dan tidak ada yang disembunyikan di setiap katanya. Berbeda sekali dengan aku, tak terhitung berapa kali aku berbohong atas perasaan itu, tak terhitung berapa kali aku membuatmu merasa disia-siakan.

    Dan ini cerita tentang ketidakpastian. Juli, tepat enam bulan lalu dari perjalanan ini, cerita ini di mulai, dengan aku sebagai tokoh utamanya. Waktu itu aku masih menjadi bagian dari sebuah ketidakpastian. Dua tahun lebih membiarkan perasaan ini hanyut tercerabut dan toh aku masih menunggunya tanpa peduli bahwa ada tokoh baru yang memintaku menjadi bagian dari antrian ini.

    Yang aku tahu ketidakpastian itu menjemukan, mencemaskan, dan penuh dengan kekhawatiran. Bisa kau bayangkan bagaimana carut marutnya perasaanku kala itu? Saat kau datang menawarkan kepastian tapi aku masih asik berkubang dengan ketidakpastian, sulit sekali membuat keputusan. Pun sampai sekarang, aku selalu takut. Inginku, kepastian itu membuat perasaan ini bertahan lebih lama, lebih kuat, dan lebih kokoh, jika dengan ketidakpastian saja aku bisa sekuat itu, dengan kepastian ini aku harus bisa bertahan lebih kokoh lagi. Aku hanya ingin berhati-hati menyikapi hal ini.

    Kini kau di sini, hidup bersama manusia yang penuh dengan ketidakpastian. Aku pikir kau bisa dengan mudah membenciku tapi ketulusan itu berkata lain. Inginku bertanya, ketidakpastian memang mencemaskan, lalu bagaimana jika kepastian justru menjemukan?


    Rentang Tunggu, 17 Januari 2015| Azifah Najwa

    Kutipan cerpen Birunya Langit Cinta

    Continue Reading
    Masih di depan leptop, sepanjang malam ini aku membiarkan jendela kamarku terbuka, aku ingin merasakan semilirnya angin malam tambaksogra yang sering aku kutuk, yang sering aku sumpah serapahi.

    Menenangkan, heran, kenapa baru merasakannya saat sudah diujung waktu ini. Dua malam terakhir di tambaksogra.

    Masih ingat betul bagaimana bahagianya saat pertama kali menempati rumah ini, kita begitu kalap membeli beberapa prabotan, perlengkapan masak, hingga menyusun jadwal bersih-bersih, walau akhirnya semua tak berjalan sesuai rencana

    Aku sering mengeluhkan rumah ini yang jauh, yang terisolir dari hingar bingar kehidupan kampus
    Aku juga sering mengeluhkan rumah ini yang terkadang bocor saat hujan deras
    Atau yang sepi tanpa hiburan apa pun

    Aku terlalu banyak menuntut, hingga lupa apa yang telah rumah ini berikan untukku dan keluarga kecil ini

    Seperti yang aku katakan tadi, angin malam yang selama ini aku kutuk, yang sering aku sumpah serapahi karena mengusik tidurku, malam ini aku bisa dengan bijak merasakan kehadirannya

    Jika aku mengeluhkan rumah ini yang jauh dari hingar bingar kampus, aku begitu bersyukur saat bisa belajar dengan tenang tanpa terganggu keramaian apa pun

    Saat aku mengeluhkan rumah ini yang jauh, aku bersyukur karenanya aku bisa dengan mudah izin pulang saat harus terjebak di acara kampus yang menyebalkan

    Kita terlalu sering melihat ke atas, tanpa berusaha untuk ingin tahu siapa yang ada di bawah kita

    Kita juga terlalu sering mengabaikan kehadiran seseorang hingga kita tak sadar abahwa dia telah pergi

    Rumah ini mengajarkan aku banyak hal
    Bagaimana caranya memanajemen keuangan yang tepat, bagaimana menghargai setiap waktu saat kita melewatinya dengan orang-orang yang kita sayang


    I just want to sit outside all night


    Entah mengapa seharian ini aku tiba-tiba begitu merindukanmu
    Sama seperti rumah ini
    Kau memberikan apa yang tak pernah aku minta
    Takut saja, jika aku terlambat merasakan kehadirannya


    Rentang Tunggu, 10 Januari 2015 | Azifah Najwa©


    Continue Reading
    Jika ada kata yang dapat menjabarkan bagaimana 2014 itu, aku hanya punya kata "syukur"

    Malam pergantian tahun, 1jam lagi, aku akan menjadikan 2014 ini sebagai pijakan untuk siap melompat lebih tinggi. 

    Masih di atas meja belajar. Kepada meja, aku ingin menyampaikan terima kasih, telah menemaniku menciptakan "keajaiban-keajaiban" di tahun ini.

    Masih di temani buku mimpiku, aku coba melihat, seberapa lentur pijakanku, hingga aku bisa memprediksikan, dengan tekan an berapa agar aku bisa melompat paling tinggi.


    Alhamdulillah..
    Januari
    Terbit antologi cerpenku, "Merah yang Meniadakan" meskipun masih sebagai kontributor, aku selalu mrnghargai apa pun capaianku


    Februari 
    Juara 2 peksimida cerpen tingkat Fakultas


    Maret
    Penerima beasiswa PPA

    April
    Juara 3 Peksimida Cerpen tingkat Universitas

    Mei
    Penerima hibah PMW

    Juni
    Finalis LKTI SSC, meskipun belum menjadi juara, but, it's unforgotable moment I have

    Juli
    Penerima hibah PKM GT, tapi belum diberi kesempatan untuk lolos di PIMNAS, it doesn't matter

    Agustus
    Penerima beasiswa KPNS Husada

    November
    1st winner Pharmacy Science Competition, I just wanna say hamdalah, hamdalah, hamdalah :'))) -lap ingus
    The 3rd winner debate competition, first experience in debate competition, I'm proude to be 3rd winner :')) -lap ingus
    Sekolah Pemuda Bangsa 4
    The 3rd winner UKMI's short story competition
    -thank's November-

    Desember
    Di penghujung tahun ini, mungkin aku tidak sempat memberikan prestasi apa pun, aku sedang membuat pijakan, menyiapkan kontruksi atas mimpi-mimpi yang harus aku capai
    Youth Agriculture Summit, Australia, 24-28 August 2015
    I hope, me, the one of them



    Terima kasih Allah
    Terima kasih Bapak-Ibu
    Terima kasih Bapak-Ibu dosen pembimbing
    Terima kasih teman-tekan
    And you, who is in beside me


    Purwokerto, 1 Januari 2015
    Orang-orang seperti kita hanya bisa bermimpi, maka dari itu, jangan pernah takut bermimpi -Arai



    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ▼  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ▼  Januari (9)
        • Kau Mencari yang Seperti Apa?
        • Alasan Hidup
        • Dandelion
        • Kupu-kupu
        • Jarak
        • Pilihan
        • Birunya Langit Cinta
        • Kau dan Rumah
        • Catatan Awal Tahun
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • Pertemuan
      Seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada pertemuan yang tanpa sengaja pun yang sengaja untuk tidak disengaja atau tidak sengaja untuk mencoba...
    • 08.17 p.m.
      Cinta adalah ibu yang setiap hari memasakan makanan untuk kami, dan tak sabar melihat anak dan suaminya tak beranjak dari meja makan karena ...
    • Do'a-Do'a
      Apa yang ada di benak kita, apa yang terus kita khawatirkan adalah do'a-do'a yang tanpa sengaja terus kita dengungkan Iya, do'...
    • Dandelion - Perbedaan
      Aku suka saat kita memperdebatkan hal-hal kecil. Aku suka saat kau memarahiku karena sesuatu yang aku anggap benar tapi salah bagimu, begad...
    • Dandelion, Done!
      Sebelum menutup kisah ini, boleh aku bertanya kepadamu? Tentang kapan Waktu yang diperbolehkan untukku berhenti menghitung cinta yang ka...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top