Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home
    Beberapa hari ini, aku tak lagi mengetahui kabarmu. Dan untuk pertama kalinya, aku merasa berkenalan dengan kehilangan. 


    Rentang Tunggu, 30 April 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Conversation class malam ini tidak seperti biasanya, mungkin kalian bisa menemukan ragaku di kelas ini, tapi kalian tidak bisa menemukan pikiranku. Aku mengajaknya keluar dari kelas bahkan sebelum kaki ini membawaku masuk, melewati jendela kelas dan membiarkannya pergi ke mana ia suka. Hanya tidak ingin menghabiskan malam ini tanpa kegiatan apa pun.

    Entahlah, perasaanku rasanya bebal, kesal, berangkat dari kekecewaan dan kembali menghadirkan kekecewaan.


    Rentang Tunggu, 30 April 2015 | Azifah Najwa
    Continue Reading
    Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti apabila tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan bisa saling menyayang apabila ada ruang?


    Rentang Tunggu, 30 April 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Kau tak perlu menjauh. Aku tahu bagaimana cara berjalan mundur.


    Rentang Tunggu, 29 April 2015
    Azifah Najwa

    Continue Reading
    Dari sekian banyak pilihan, aku lebih suka memilih diam untuk menyelsaikan segala hal. Ketika segalanya tak lagi bisa dirasakan. Ketika segalanya untuk alasan hanya ketika kau dibutuhkan. 
    Lalu, aku bisa apa?


    Rentang Tunggu, 28 April 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Allah hanya menciptakan satu hati pada laki-laki dan perempuan, agar keduanya dapat berpasangan layaknya mata dan telinga


    Rentang Tunggu, 27 April 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Engkau boleh bertanya pada matahari pagi yang masih setengah sayu tentang rinduku, dia tahu, dia sering menertawakanku karena itu


    Rentang Tunggu, 26 April 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Tak pegang tanganpun tak apa, dia takan hilang, selagi kau peluk hatinya dengan do'a


    Rentang Tunggu, 26 April 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Jika dianalisis menggunakan metode kjedhal kondisinya saat ini spertinya dalam tahap destruksi, di mana saya membutuhkan bantuan H2SO4 untuk memisahkan komponen selain protein kasar. Entahlah perlakuan apa yang telah saya lakukan, hingga membuat F hit tubuh ini tiba-tiba lebih kecil dari F alfa, akibatnya? Ho diterima, tidak ada pengaruh yang signifikan. 

    Setelah seharian menunggu verification code agar bisa apply paper, akhirnya, paper yang entah telah berapa puluh kali direvisi sepertinya telah tiba di negeri sakura, terkadang aku iri denganmu, aku yang mengusahakan wujudmu tapi kau dulu yang tiba di sana, jangan seperti kacang lupa kulitnya yah, wait me on there, okey? 

    And now, I will go to dream world, good evening night :)

    Purwokerto, 25 April 2015
    Continue Reading
    Aku sedang mengingat-ingat
    Sejak kapan semua tulisan-tulisanku bermuara pada kau yang entah siapa itu
    Kau, yang aku tidak tahu tapi menjadi tokoh utama di semua tulisanku

    Hingga akhirnya aku larut dalam tulisan yang aku ciptakan sendiri
    Kenapa harus kau
    Diantara 7 milyar penduduk bumi

    Kenapa harus kau?


    Rentang Tunggu, 24  April 2015 | Azifah Najwa
    Continue Reading
    Mendung masih menggantung malas di antara ribuan bulir hujan yang mulai berebut turun. Sepuluh menit berlalu, dua puluh menit masih aku habiskan di atas motor sambil sesekali melihat jam yang melingkar di tangan kiriku, orang yang lalu lalang pasti menganggapku aneh, untuk apa ke tempat ini jika hanya di atas motor? tepat lima menit sebelum aku memutuskan pulang tiba-tiba kau datang. Kesal. Aku memang sengaja datang lebih awal. Kau tahu apa alasannya? Aku hanya tidak ingin membiarkan waktu kebersamaan kita terbuang cuma-cuma hanya karena tindakan remeh-temeh seperti tidak tepat waktu, tidakkah kau merasa betapa mahalnya waktu untuk kita akhir-akhir ini.

    Rumah makan ini tidak ramai, meski beberapa pengunjung membawa ikut serta keluarga mereka. Kami duduk berhadapan, menyimak mobil yang lalu lalang ditemani gemercik aliran sungai yang mengalir pelan tepat di sebelah saung yang kami tempati. Percakapan kita setelahnya menjadikan ramai segala hal. Tentang apa isi percakapan itu biarkan hanya menjadi rahasia kami.

    Rentang Tunggu, 17 April 2015 | Azifah Najwa
    Continue Reading
    Kau lebih dari sekadar puisi, membahasakanmu mendamaikan hati


    Rentang Tunggu, 22 April 2015
    Azifah Najwa

    Hati-hati :)
    Continue Reading
    Jarak itu memperbaiki apa yang disebut rindu, pertemuan itu memperbaiki apa yang dinamai ragu


    Rentang Tunggu, 17 April 2015
    Azifah Najwa


    :)
    Continue Reading
    Ketidakpedulianku atas segala hal yang berkaitan denganmu adalah sandiwara yang menyakitkan


    Rentang Tungg, 17 April 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Tentang sebuah aforisma;
    Lupa tentangmu adalah tema
    Bak elegi yang menyayat jiwa

    Kau bilang tentang anomali cinta
    Kita tak bisa bersama

    Sebab apa?
    Aku bertanya-tanya
    Mengadu pada hujan, diberi jawab tempias
    Menengadah ke awan, dapat panorama kapas

    Saat rinduku berantakan, aku mengais;
    Ini juga cinta kan, Tuhan?
    Aduku pada-Nya yang seperti katarsis
    Kau pergi (lagi)

    Tinggalkan aku bersamanya; yang kau sebut pasangan halal bagi hati

    Ruang E, 16 April 2015

    Tentang pesan dengan pengirim yang tak biasanya, percakapan serius setelah tugas Kimia 4 tahun lalu, dan diakhiri dengan pertanyaan yang belum aku balas

    "Bagaimana jika yang menemukanmu bukan orang yang kau tunggu? Bagaimana yang pertama kali menanyakan itu bukan orang yang kini kau kira akan bersamanya?"
    Continue Reading
    Mungkin dinding-dinding kamar ini juga sedang ikut menyanyikan lagu Senandung Ukhuwahnya Sigma, lagi-lagi, lagu yang nyelip diantara deretan murotal, membuatku mengenang saudara-saudara yang selalu berdiri di belakangku saat aku mulai ragu melangkah, berdiri di sampingku saat kaki ini hampir kehilangan arahnya, dan berdiri di depanku saat aku hampir mengatakan tidak. Saudara ketemu gede :D

    Berkali-kali ingin mengucapakan terima kasih untuk Mba Chatrin, terima kasih atas sebutan 2Nnya mba, layaknya ikatan rangkap tiga pada 2 atom N, benar-benar ikatan yang kuat dan stabil, dikuatkan iman distabilkan islam, insya Allah :)

    Berbincang dengannya menjadikan aku bisa memposisikan diriku layaknya orang dewasa, sebaya dengannya, tanpa merasa dianggap sebagai anak kecil. Aku bisa datang padanya sebagai seorang kakak yang hanya ingin didengarkan ceritanya, aku juga bisa datang padanya sebagai seorang adik yang saat itu aku tak tahu apa yang harus aku lakukan dan apa yang harusnya aku putuskan. Untuk banyak kesempatan kita boleh saling datang dengan segudang masalah di kepala, atau datang dengan berbongkah gelak tawa, hahaha, dan kami adalah timses yang telah teruji dan terlisensi kapasitasnya :v

    Untuk banyak kesempatan aku yakin saudaraku ini begitu mengutuk sikapku yang suka sibuk sendiri aku juga ingin mengutuk kesibukan-kesibukanmu di keluarga barumu :')

    Daaaaaann
    Setelah puas mengutarakan segala hal yang membuat kepala ini bebal seharian, malam ini aku akan menutup laptopku lebih awal, menarik selimut, meninggalkan paper yang telah direvisi 17 kali, dan segera melupakan semuanya, percayalah bahwa esok pagi datang dengan harapan yang baru!


    Selamat malam Purwokerto :)

    Ditulis di bumi Purwokerto, 15 April 2015


    Continue Reading
    Aku tahu, kamu tak ingin ambil pusing. Jadi aku sangat mengerti, bahwa membiarkanku yang masih suka sibuk sendiri ialah caramu yang paling baik untuk membalasnya.


    Rentang Tunggu, 15 April 2015 | Azifah Najwa
    Continue Reading
    Setelah meredamnya sejak kamis lalu, hari ini aku baru bisa tenang dan mencoba menuliskannya. Ini tentang sebuah impian, bukan sekadar ego, tapi ada esensi di sana, tentang sebuah harapan yang entah sejak kapan aku cetuskan dan aku usahakan, tentang motivasi untuk aku bertahan dan tetap dalam ketetapan ini, tentang kata kerja yang kalian mungkin akan tak habis pikir bagaimana caraku mengusahakannya.

    Cerita lama jika aku masih belum bisa dengan kenyataan bahwa kini aku menyandang status mahasiswa ilmu dan teknologi pangan, saking sulitnya melogikakan kenyataan ini akhirnya aku memutuskan bahwa aku harus menjadi mapres! Benar, ini benar-benar adanya, aku kehabisan cara bagaimana agar aku bisa tetap menjadi yang terbaik di tempat yang aku sendiri tidak menyukainya.

    Baiklah, kalian mungkin hanya akan menganggap aku membual, dengan apa yang kalian sering sebut prestasi-prestasiku selama ini, apa namanya kalau tidak mencintai jurusan ini? Bahkan mengikrarkan diri sebagai mahasiswa berprestasi, itu namanya apa kalau bukan cinta?

    Jika kalian meragukan bahwa Allah memang memberikan tempat sesuai yang kita butuhkan, tanyakan padaku, aku hafal benar bagaimana makna kalimat itu.

    Tentang mapres, sejak berangkat kuliah kemarin, setibanya di kampus, pandanganku tak bisa lepas dari banner yang terpampang di depan kampus, bukan aku membayangkan jika tahun depan foto dan namaku yang terpampang di sana, menggantikan mereka meneruskan estafet predikat mapres fakultas itu, sungguh bukan, bukan seperti yang teman-temanku lontarkan, tapi bagaimana aku dan 2013 yang lain meneruskan estafet itu. Bukan aku tidak bangga dan bersyukur jika tahun ini menjadi kali ke tiga prodiku menggaet juara mapres, bukan itu, tapi "beban" yang tiba-tiba seakan disematkan di pundak ini, bahkan beberapa kakak kelas dengan khusus mengatakan, "dek, tahun depan pertahankan ya", dosen pun tak sedikit yang secara ekslusif meminta kepadaku "Jangan kecewakan kakak kelasmu yang sudah memulainya"

    Stay cool, Bil!

    Kekuatan terbesar datang dari sendiri oleh orang-orang terdekat, keep calm

    Purwokerto, 14 April 2015
    Continue Reading
    Tak pernah ada yang berhasil tau, kemana jejak pelangi pergi. Entah sore, entah senja, entah kemana. Tiba-tiba hujan mereda, menyisakan dingin dan tanya. Jejak-jejak pelangi. Masih disana, jejak-jejak pelangi. Aku dan kau.

    Hanya wajahmu yang kemudian membuatku terkekeh dan lupa bahwa hidup yang kita jalani ini mensyaratkan banyak hal hanya untuk satu kata: bahagia. Di setiap jalan, bahkan persimpangan. Datang dari arah yang berbeda, sudut-sudut budaya dan bahasa. Ah, kau ini siapa, aku. Saling tidak tahu dan aku pun memang tidak berniat ingin tahu.

    Cerita pertamamu membuatku tahu, bahwa derita lalu tak perlu lagi hadir untuk hari ini bahkan esok atau lusa. Aku suka biru, kau suka hitam. Aku benci dan kau suka tak kepalang. Aku akan tertawa dan berteriak tentang gemintang musim kemarau, kau berkeluh dan merindukan musim hujan yang telah lama lewat. Kau, masih menjadi orang pertama yang sangat berisik saat malam mulai larut. Seringkali, kau lebih mengenalku dibanding aku mengenalmu. Dan itu membuatku sangat malu pada diriku.

    Jalanan musim hujan masih menyisakan cerita. Tentang suatu ketika kau jatuh dan menangis menyesali banyak hal dalam hidupmu. Aku hanya bisa menunduk, memberikan telingaku dan mendengarkan semua keluhmu. Aku tetap percaya kau. Sering kali, hanya untuk membantuku, kau berkorban apapun yang kau miliki, bahkan ketika badanmu telah berkata “tidak”. Saat itu pun, aku merasa menjadi seseorang yang paling beruntung juga paling bodoh.

    Kau selalu suka apa yang kubenci, dan aku selalu suka apa yang kau benci. Pernah aku bertanya, mengapa orang seperti kita bisa begitu dekat. Lalu, aku menunjuk ke satu arah di ujung horizon jingga senja itu. “ Andai ada pelangi, maka itulah kita “. Sore itu aku langsung tahu, mengapa Tuhan mendatangkan kau padaku. Ia hanya ingin mengajarkanku bagaimana perbedaan bisa menjadi satu-satunya hal yang bisa membuatmu bahagia ketika kau mengenal dirimu dari orang lain.

    Musim kemarau bulan Agustus. Di musim ini mungkin kita takkan menemukan pelangi. Tapi, aku telah menuliskan cerita pendek tantangmu. Sebuah cerita singkat yang tak pernah benar-benar ku tulis.

    Aku masih biru, kau hitam, jingga, bahkan kuning menyala. Kita masih menyatu dalam satu kroma, meski musim hujan masih lama, akan selalu ada jejak-jejak pelangi di tempat pertama kali kita bersua.


    Rentang Tunggu, 22 Agustus 2014 | Azifah Najwa

    Love you :)

    Continue Reading
    Menemaninya terjaga dari jarak ratusan kilometer, sering kulakukan tanpa dia tahu. Kemudian lirih dari dalam hati; kamu segeralah tidur, pagi tak pernah datang terlambat.


    Rentang Tunggu, 7 April 2015 | Azifah Najwa
    Continue Reading
    Aku ingin menjadi pendengar. Agar kau tak lagi uring-uring-an sendirian. Jangan lagi berkamuflase dengan kegiatanmu berselancar dari satu kesibukan ke kesibukan yang lain. Pengusir sepi bukan itu.

    Aku ingin menjadi temanmu tertawa dalam sedih dan duka. Agar kita saling mengingatkan, bersyukur saat diberi nikmat, bersabar saat diuji.

    Dan kamu, Bil, bolehlah beranjak sejenak dari tempatmu berdiri, are you ready? :)

    Note to my self by my self
    Continue Reading
    Selamat malam Purwokerto!
    Selalu, ditemani laptop dan diantara dinginnya udara kota satria, aku ingin mengabarkan bahwa besok, aku akan pulang ke kampung halaman! Kebumen!
    Kota beriman dengan sejuta kenangannya, kota yang menjadi alasan untuk kembali dari begitu banyak alasan kepergian.

    Sudah mengontak teman-teman yang siap diajak menikmati keindahan kota kecil ini, you know? This traveling will be first meeting after 2 years ago! Dan aku mulai menebak-nebak, bagaimana kalian besok?
    Melepaskan tentang apa itu mapres, apa itu LKTI, apa itu novel, apa itu staff, I want to be my self, just be my self, not a leader, writer, researcher, or so on. Me, Nabila!

    Iya benar, salah satu cara untuk mengatasi kejenuhan adalah dengan senantiasa bersyukur, dan aku bersyukur, masih mempunyai kalian, yang siap diajak melangkahkan kaki ke manapun, bagaimana pun!

    Hiked up and walked down. I'm doing this not for nothing. I need something to refresh.  I can't get them by laying, holding smartphone all along day, do nothing. Yes, you're right, we are human. Live is journey, not destination.

    Everything have a reason, and this, the reason why I love Kebumen so much :)
    Big hug!

    And the bonus, I get some shot to share :p

    Continue Reading
    Banyak hal yang bisa dilakukan saat kita sendiri, memilih menarik diri dari kerumunan banyak orang, atau memilih menghuni tempat tersepi, intinya, kita seorang diri. Seperti malam ini, memutuskan menarik diri dari teman-teman sekosan sejak pulang les tadi, aku menemukan banyak hal, salah satunya menemukan blog teman yang sudah berganti nama berkali-kali, dan tanpa sengaja menemukan sebuah postingan lama, di posting sejak 19 Februari 2012, 3 tahun yang lalu.

    Postingan yang tak lebih dari 300 kata, tapi cukup untuk membuatku membuka semua kenangan di kelas pojok itu. Kelas terstrategis dari sudut mana pun, kelas ternyaman sampai kapanpun, sekali lagi, bukan karena ada yang spesial di sana tapi karena semua yang di sana spesial.

    Terima kasih atas sebutan "calm but fussy"nya, kau memang tidak pernah mengenalku dengan baik, tapi kau memahamiku paling baik.

    Iya benar, kekuatan terbesar datang dari diri sendiri oleh orang-orang terdekat, tentang blog yang tiba-tiba menjadi sepi, tentang aku yang rindu menyebutmu puitiser :)
    Continue Reading
    Sejak kemarin masih ditemani laptop dan tumpukan mimpi-mimpi yang menanti aku realisasikan.

    Sejak kemarin hingga akhir pekan ini rasanya ingin menghabiskan waktu sendiri, cukup berteman laptop, gadget juga mulai lupa di mana terakhir kali meletakkannya, membawanya kuliah dengan volume batrai yang tinggal 25% bahkan lupa membawanya tak menjadikan aku panik, siapa pula yang hendak menghubungiku yang terpenting ibu sudah aku beri kabar :)

    Kemarin tidak sengaja menemukan email yang dikirim jauh-jauh dari negara Doraemon, semoga ini bukain capaian akhir!
    Negeri sakura itu semakin nyata saja rasanya. Rabb!!

    Kemarin kabarnya, kau juga punya teman baru ya? Aku bahagia, percayalah :)

    Dan sejak kemarin aku lupa memasukkan sesuap nasi pun ke dalam perutku, faghfirlana ya Rabb, tidak bermaksud mendzolimi diri sendiri :'(


    Continue Reading
    Masih ditemani segelas susu coklat pengganti makan malam yang mulai dingin menunggu acceptance letter yang mungkin sedang meluncur dari Jepang. Setelah acceptance letter dari Australia tak mendarat di inbox emailku, bahkan spam, acceptance letter ini benar-benar aku nantikan, pasalnya, 2015 sudah berjalan sepertiganya, tapi belum ada satu prestasipun yang berhasil aku dapatkan!

    Setelah IP semester ini membuat tercengang, hibah MITI yang gagal jadi rezeki, yang aku tahu Allah Mahakaya.

    Perjalanan 4 tahun ini tinggal tersisa 2,5 tahun, bahkan tak genap, lalu, apa yang hendak aku capai di sisa waktu itu? Mulai membuka catatan capaianku tahun lalu, jika kemarin ada 2 KTI yang berhasil lolos tahun ini minimal 3, jika kemarin GT dan PMW didanai, tahun ini minimal sama, jika tahun kemarin sedikitnya ada 15 esai yang ditulis, tahun ini minimal 20, jika tahun kemarin belum ada acceptance letter yang merangsak masuk ke inbox emailku, tahun ini harus ada!

    Dan yang lebih menohok, jika dalam kurun waktu 3 tahun 2010, 2011, 2012, aku berhasil melahirkan 3 novel dari rahim jari-jariku ada apa sampai 2 tahun kemarin aku lewatkan dengan begitu saja!

    Satu hal yang pentig, alur pengkaderan, DM 2 dan tekad 3 harus aku dapatkan tahun ini!

    Yang aku tahu Allah Mahakaya!


    Ditulis dari bumi Purwokerto, semoga sampai di Arsy-Nya :)

    Dan Allah selalu memberi yang terbaik!
    Continue Reading
    Pagi tadi kota ini mendung, tidak panas dan tidak dingin, dan aku sangat menyukainya. Sebelum berangkat kuliah tadi, aku bergegas mengemas kembali barang-barang pemberianmu dalam sebuah kotak. Termasuk bergegas mengemas kenangan kedalamnya. Kesibukan telah meminta waktu kita, jadi aku bisa apa kalau bukan selain berteman dengan mereka. Katanya, untuk bisa merasakan cinta, kita jangan terlalu dekat, ambil jarak dan waktu, rindu pasti akan tumbuh tanpa pernah kita tanam.

    Dan pagi ini, saat aku menemukan sebuah note yang aku selipkan di awal semester ini, tentang sebuah keharusan yang mungkin aku dominasi oleh egoku sendiri, bersamaan dengan pesan yang kau kirimkan, aku sadar bahwa sekarang membahasakanmu tak semudah biasanya.

    Tidak semudah yang aku sangka, tidak semudah apa yang aku pikirkan,  bahkan dengan usahaku yang demikian, aku harus jatuh berdebam, harus kembali menata hati yang berantakan, harus menata ulang definisi tentang kamu bahwa kamu ternyata tidak bermakna kamu sebagaimana kamu yang aku pahami selama ini

    Membahasakanmu ternyata benar-benar menguras perasaan, perjalanan ke sana aku harus patah berkali-kali, harus mengenali kembali definisi-definisi baru, kamu, menunggu, yang terbaik dan kata-kata lain yang seolah-olah berubah makna setiap kali bertemu denganmu

    Membahasakanmu kali ini menjadi lebih pasrah, lebih berserah bahwa aku sungguh benar-benar mengamini bahwa aku benar-benar tidak tahu yang terbaik untukmu, hanya bisa mengusahakan yang terbaik tapi tidak tahu tentang yang terbaik

    Membahasakanmu kini aku lebih berserah


    Rentang Tunggu, 2 April 2015 | Azifah Najwa
    Continue Reading
    Senandung ukhuwahnya Sigma entah bagaimana caranya tiba-tiba ada di deretan murotal dan sukses membuatku merindukan saudara, binaan, staff, dan entah harus aku sebut apa mereka, keluarga kecil yang karenanya aku merasakan apa itu kecewa, bahagia, bersyukur, cinta, memiliki, dan umami.

    Kalian membuatku menjadi salah satu kadept yang harusnya bersykur, sejak awal kalian ditetapkan akan menjadi bagian dari perjalanan ini, kita selalu full team, kita selalu on time syuro, untuk pertama kalinya aku merasa "kalian harus selalu saya jaga!"

    Dan kalian membuatku benar-benar merasakan apa itu cinta! Seperti odor yang sulit didefinisikan, cinta juga. Pernah merasa dikecewakan, tapi rasa memiliki atas itu jauh lebih besar dari kecewa yang pernah dirasakan. Pernah bahkan sering kali aku harus memutar otak, bagaimana caranya membuat kalian nyaman dengan perjalanan ini, membuat kalian tetap bertahan, meneruskan perjalanan ini, dan aku tak jarang dibuat payah olehnya.
    Pernah dan tak jarang kalian yang tiba-tiba terlintas di setiap rabithahku setelah orang tuaku.

    Tetaplah dalam perjalanan ini! Jadilah satu diantara ribuan, ratusan, puluhan orang-orang yang berjuang di jalan ini

    Cintai, seperti kalian belum pernah merasa tersakiti -untuk dakwah dan perjalanan ini-

    :)
    Continue Reading
    Sampaikan salam kepada tim kesebelasan tersayang, yang deminya kau rela begadang :)
    Continue Reading
    Bila nanti kau memiliki alasan untuk pergi.
    Semoga kau ingat.
    Tentang bagaimana cara semesta mempertemukan kita.


    Rentang Tunggu, 1 April 2015 | Azifah Najwa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ▼  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ▼  April (29)
        • Berkenalan dengan Kehilangan
        • Kecewa
        • Huruf
        • Dandelion-13
        • Dandelion-12
        • Satu Pasang Hati
        • Dandelion-11
        • Nothing
        • Random Day
        • Dandelion -10
        • Dandelion
        • Kau
        • Pertemuan
        • Sandiwara yang Menyakitkan
        • Aforisma
        • 2N
        • Membiarkanku
        • Stay Cool
        • Jejak-jejak Pelangi
        • Dandelion-9
        • Demokrasi
        • Kebumen!
        • Tentang Tak Bertuan
        • Kemarin
        • Na na na naa
        • Membahasakanmu
        • Kalian dan Perjalanan Ini
        • Nothing (2)
        • Nothing
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • SMANSA dan Sebuah Warisan
      SMANSA adalah satu dari 2 sekolah di mana saat aku diterima di dalamnya aku menangis. Iya, aku menangis, tentu bukan karena diterima di...
    • Jurnal 365
      Seperti gambar, tulisan adalah kapsul waktu, yang dapat membawa kita kembali mengenang. Mulai dari yang sangat ingin dikenang, hingga yan...
    • Drama
      Aku mengembangkan senyum terbaikku. Mencoba menikmati setiap waktu yang berjalan kala itu. Mencoba berdamai dengan kenyataan yang tidak s...
    • Berunding dengan Waktu
      Ketika waktu mempermainkan rindu, bersabarlah jangan menyerah. Bukankah hubungan jarak jauh memang seperti itu? Tidak ada lagi malam-ma...
    • Berjalan
        Kapan pun perjalanan membuatmu ragu, berhentilah sejenak, menepilah saja. Karena tak ada yang salah dengan memulai lagi segalanya. Mungkin...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top