Jika Istrimu Seorang Peneliti Pangan

2:53 AM


Disela-sela mengerjakan laporan teknologi pengolahan pangan dan belajar untuk kuis lisan praktikum analisis pangan besok pagi kali ini aku akan bercerita tentang, Jika Istrimu Seorang Peneliti Pangan.


Jika kalian telah mengenalku dengan baik mungkin kalian faham dengan hobiku yang satu ini. Dan kau, pernahkah kau berpikir akan menghabiskan hidupmu dengan orang yang mungkin ia lebih memahami segala instrumen lab dibanding dirinya sendiri.


Mereka yang ditakdirkan jatuh cinta pada dunia penelitian sangat berbeda dengan mereka yang bisa menghabiskan banyak waktu untuk merias diri di salon, ia tak punya paras yang elok, setiap hari ia hanya tampil apa adanya dengan kaca mata minus yang tak boleh lupa ia pakai.

Ia memang tidak suka berlama-lama di depan kaca, yang penting baginya, hari itu wajahnya tak cukup lusuh untuk diajak ke lab. Ia lebih suka berlama-lama di depan leptop, mengumpulkan literatur untuk dibandingkan dengan hasil analisisnya. Ia juga lebih suka menatap ribuan angka dan hipotesisnya dibanding berlama-lama di depan kaca. Bagaimana? Sejauh ini apa hal itu bermasalah? Tenang saja, ia tahu bagaimana tampil elegan tapi tetap sederhana, melakukan penelitian mengajarkannya itu.


Suatu saat ia berharap bisa bekerja di sebuah perusaan riset atau menjadi dosen, di mana ia bisa memuaskan hobi menelitinya. Barang tentu, kedua profesi itu akan sangat menyita waktu dan pikirannya. Tapi jika kau tidak mengizinkan ia dengan senang hati melepaskan jauh-jauh mimpi itu, tugas utamanya tetap sebagai madrasatul ula, sekolah pertama bagi anak-anaknya. Karena baginya semua objek bisa diteliti untuk ditemukan formulasi yang tepat, termasuk bagaimana menemukan formulasi yang tepat untuk membentuk kepribadian anak-anak. Kalian percayakan saja ini padanya, pada ahlinya. 


Jika istrimu seorang peneliti, mungkin kau akan lebih sering menemukannya diantara tumpukan buku. Lebih tertarik berlama-lama di toko buku dibanding di mall. Tapi tenang saja, kegilaannya membaca tak akan membuatnya lupa menghidupkan kompor untuk sekedar memasakkan sarapan untukmu. Ia fasih tentang peralatan pengolahan pangan dan bagaimana mengolah berbagai makanan. Justru buku-buku dan penelitian-penelitian itu yang membuat meja makan di rumah kalian akan lebih berwarna nantinya, kau tak akan menemukan tempe rasa wortel di luar sana, atau sosis rasa jamur tiram, dan hal itu akan membuatmu lebih memilih makan di rumah walaupun rekan-rekan kerjamu memintamu makan bersama mereka.


Satu hal, kau akan diajari bagaimana  makna tagline "you are what you eat", jadi kau tak akan menemukan teh manis di meja makan atau jeruk hangat, atau mungkin menyediakan daging sapi dan seaofood dalam satu meja, ia hanya tidak ingin tanin mengikat Fe dalam tubuhmu, ia tidak ingin vitamin C yang harusnya kau konsumsi malah sudah rusak, atau kau terkena efek dari reaksi protein dari dua bahan pangan tersebut. Ia hanya ingin menjagamu tetap sehat, bukan berarti uang bulanan yang kau berikan tidak cukup, ia akan berusaha merasa cukup atas segala pemberianmu, penelitian mengajarinya itu, maka dari itu ia kreatif menciptakan berbagai makanan.

Jika istrimu seorang peneliti, jangan takut keluargamu dipandang buruk oleh para tetangga. Sebagai penelitia ia fasih bagaimana agar penelitiannya dapat diimplementasikan di masyarakat, ia ahli dalam membangun komunikasi dan meyakinkan masyarakat atas pangan fungsional barunya. Ia akan menjaga kehormatanmu sebagai suami, menjaga izzahnya sebagai istri dan peneliti, serta menjaga keluargamu kapan pun dan di mana pun sama halnya bagaimana ia menjaga agar objek penelitiannya memiliki self life yang panjang. Kau tak perlu khawatir, ia ahli soal ini.


Jika istrimu seorang peneliti, mungkin kau akan bosan lama-lama berbincang dengannya, mungkin lelucon yang kau lemparkan akan dianggap garing karena semua hal akan dianalogikan dan dilogikakan bagaimana timbal baliknya. Kau juga akan menemukannya bertele-tele saat kau memintanya untuk mengambil keputusan, penuh pertimbangan, dan menggunakan perasaan. Tapi hargailah, ia hanya tidak ingin orang yang dicintainya salah mengambil keputusan, ia faham benar bagaimana fatalnya jika kesimpulan analisisnya salah.


Jika istrimu seorang peneliti, untuk banyak kesempatan ia akan disibukkan dengan berbagai aktivitas penelitian yang mungkin akan membuatmu bosan. Kau tidur ia masih terjaga, kau bangun ia masih hangat menyapamu. Tapi ingatlah, aktivitasnya adalah aktivitas-aktvitas peradaban, bisa kau bayangkan bagaimana dunia ini jika tidak ada peneliti? Visinya membangun peradaban tidak kalah dengan visinya membangun keluarga, karena ia faham bahwa membina keluarga adalah membangun peradaban.


Jika istrimu seoarang peneliti, tegurlah ketika ia melakukan kesalahan. Berilah penghargaan ketika ia melakukan penghargaan, taukah? tidak ada apresiasi paling tinggi dan membanggakan bagi seorang peneliti selain apresiasi dari kau yang dicintainya, bahkan penghargaan Nobel sekalipun. Ia hanya manusia biasa, bukan bidadari surga tapi buatlah bidadari surga cemburu padanya. Ajarilah ia agar menjadi istri yang taat padamu, karena satu hal yang pasti penelitian tak mengajarkannya ini tapi paling tidak ia faham bagaimana menaati prosedur penelitian, meskipun tidak sama dengan menaati pemimpin, maka dari itu ajari ia hal ini. Ia tidak didesain menjadi apa yang kau inginkan, ia didesain bagaimana menjadi makhluk yang Allah inginkan. Ia diciptakan untuk mengabdikan dirinya pada peradaban termasuk padamu.


Bagaimana, apa hal ini membuatmu berpikir ulang untuk mencari istri seoarang peneliti?
Peneliti pangan khususnya :)


Rentang Tunggu, 17 Mei 2015
Azifah Najwa

You Might Also Like

0 komentar