Cirebon
8:13 PMTulisan ini dibuat pada tanggal 7 Desember 2017, di WiFi id, hujan, dengan seorang teman..
Mungkin pilihan yang membuatku berpikir berkali-kali adalah apakah aku akan mengambil matakuliah pilihan bakrey atau buah sayur, dan itu terselesaikan dengan pendapatmu, pendapat ibu. Atau mungkin pilihan untuk segera memutuskan bagaimana konsep aksi yang akan dibawakan, mimbar bebas, tanda tangan petisi, atau musikalisasi puisi, dan itu terselesaikan setelah meminta pendapatmu. Atau mungkin pilihan untuk menentukan berapa faktor penelitian yang akan diuji, variabel apa saja yang akan di teliti, dan itu terselasaikan setelah minta pendapat dosen pembinging.
Kali ini persoalannya lain. Ketika kamu menyerahkan keputusan sepenuhnya padaku, ketika orang tuaku juga demikian. Dan aku, masih mencerna, apa yang sebenarnya membuatku berat hati untuk mengatakan iya padahal ini adalah apa yang aku cari, mendapat pekerjaan. Apakah benar masalah gaji? Mmmm, mungkin. Apakah karena tempatnya tidak aku inginkan? Ataukah aku yang merasa, bahwa aku bisa mendapatkan lebih? Ah, siapa aku, menglasifikasikan diriku seperti itu. Ataukah terlalu banyak dosaku, hingga di hatiku tidak ada rasa syukur? Faghfirlii ya Rabb, faghfirlii...
Sore itu aku menangis dan merasa Allah berada satu jengkal di sebelahku..
Besoknya aku pulang, ke rumah, ke Kebumen. Tapi sebelum pulang aku mampir ke tempat kerja ibu, sudah larut padahal, dan di sana aku melihat, bahwa bekerja bukan sesuatu yang mudah. Teman ibu satu per satu menghampiri, bertanya basa-basi,hingga akhirnya salah satu teman ibu ada yang bertanya, perihal tempatku bekerja, aku diam, ibu yang menjawab. Seketika itu juga rasanya ada sesuatu yang menyeruak di dadaku, bahwa ibu bangga. Apa ini petunjukmu ya, Rabb?
Apa aku sudah yakin dengan keputusan mengambil kesempatan itu? Aku tidak tahu, tapi yang jelas, aku tiba-tiba tidak berat hati memasukkan baju-bajuku ke tas.
Hingga akhirnya siang itu tiba, sejak seminggu lalu aku tidak pernah lagi membuka email, tidak pernah lagi harap-harap cemas menunggu balasan email perusahaan. Entah apa yang menggerakan hatiku, hingga akhirnya, -sepertinya- jawaban atas segala keraguanku terjawab sudah...
Kebumen, 8 Desember 2017
Azifah Najwa
0 komentar