Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home

    Ketahuilah, tidak ada yang mampu mewakili arti sebuah pertemuan

    Dandelion, 26 Juli 2016
    Azifah Najwa

    Miss you so bad :'(
    Continue Reading

    "Hakikatnya ujian hidup ini adalah ujian kesabaran dan kesyukuran"

    Ada banyak cara agar kita selalu bersyukur. Mereka yang suka sekali dengan alam merepresentasikan rasa syukur mereka dengan mengunjungi berbagai tempat. Mereka mungkin begitu terpukau ketika melihat awan yang seolah dapat di pegang, yang seolah hanya berjarak satu jengkal.

    Mereka yang suka sekali dengan sejarah, bisa jadi mereka akan terkaget-kaget begitu membaca tafsir Al Qur'an atau sirah nabawiyah, begitu banyak kejadian yang kadang sulit di terima nalar. Atau orang-orang sepertiku yang begitu tergila-gila dengan ilmu pengetahuan. Aku tak henti-hentinya mengucapkan masya Allah begitu tahu bahwa oksigen yang hanya karena pernafasan yang berlebihan mengakibatkan berubah menjadi oksigen singlet atau oksigen superoksida atau hidroksil, menjadi radikal bebas, yang dapat merusak sel beta pankreas, yang dapat menyebabkan mutasi gen DNA, menyebabkan kanker.

    Tapi seringnya kita lalai, lalai memaknai hidup kita, kita perlu ingat, hidup yang kita jalani sekarang bisa jadi adalah hidup yang diinginkan oleh orang lain. Orang tua, sahabat, kakak, adik, atau pasangan hidup yang kita miliki sekarang dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka, bisa jadi adalah orang-orang yang diinginkan oleh orang lain. Hingga, kita perlu mengingat mereka dengan baik. Memastikan mereka bahagia saat ada di samping kita. Karena kita tidak pernah tahu pertemuan mana, percakapan mana, tegur sapa mana yang akan menjadi pertemuan, percakapan, sekaligus tegur sapa kita yang terakhir. 

    Insya Allah lusa sudah mulai menetap di desa, mulai KKN. 35 hari bukan waktu yang sebentar, apalagi dengan akses komunikasi yang sangat terbatas. Jadi mohon maaf, mungkin untuk 35 hari ke depan blog ini akan sepi dari ceracauanku tentang rinduku dengan seseorang nun jauh di sana, sepi dari ceritaku tentang betapa payahnya aku menahan rindu, sepi dari bualanku tentang bagaimana ceritaku belajar dewasa dari sifat kekanakannya. Selamat menyambut 30 Agustus, insya Allah. 



    Purwokerto, 25 Juli 2016
    Azifah Najwa

    Aku suka mendengar suaramu :)
    Continue Reading

    Bagi orang-orang yang sedang hidup dalam impian-impiannya, dipercayai itu lebih penting daripada disemangati

    Ia sudah berjuang cukup berat melawan kepercayaan dirinya

    Ia sudah cukup berat melawan keraguan yang acap kali datang tanpa tahu apa sebabnya

    Memberi kepercayaan itu lebih berat dari sekadar memberi semangat, 

    terlebih jika di sana kau menaruh sebagian hidupmu

    Rentang Tunggu, 24 Juli 2016
    Azifah Najwa

    buka link ini :)
    https://www.youtube.com/watch?v=BYHhHh7wL7M
    Continue Reading

    Rindu barangkali seperti racun yang kita racik dari kesendirian kita, dari jarak yang jauh, dari hilangnya kesempatan untuk melihat senyum orang yang kita sayangi, dari pelukan yang lepas, dari ruang-ruang yang kosong di antara jari-jemari, dari pesan yang terlambat masuk ke ponsel, dari percakapan yang tergesa-gesa, dari apa pun yang membuat kita nelangsa :'(


    Rentang Tunggu, 23 Juli 2016
    Azifah Najwa

    Jaketnya waterproof, tapi engga demamproof  -_-
    Continue Reading
    Aku pernah berharap, memiliki seseorang yang dapat kudengarkan setiap waktu cerita-ceritanya. Tapi ternyata, Ia terlalu baik. Ia hadirkan kau untuk mendengarkan ceracauan ku yang semoga saja kau tidak akan bosan mendengarnya.

    Aku pernah berharap, memiliki seseorang yang kata-katanya bisa aku kutip setiap hari di blogku. Tapi nyatanya, Ia terlalu baik. Aku bahkan tak bisa menuliskan dengan sempurna bagaimana kau menghargaiku, menyayangiku, tanpa perlu kata-kata indah, atau puisi-puisi syahdu.

    Aku pernah berharap, memiliki seseorang yang juga suka sekali menulis, mendefinisikan aku dalam semua tulisan-tulisannya. Tapi lagi-lagi, Ia terlalu baik. Ia hadirkan kau untuk setia menjadi pembacaku. Bukankah setiap penulis memiliki pembacanya sendiri? 

    Dan kau yang paling setia.



    Rentang Tunggu, 23 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Ada yang lancang mengajakku berbincang sejak kepergianmu, berulang kali dia mengajakku mengingat semua tentangmu, kata-katamu dan juga gelak tawa yang kau lempar ketika kita tengah sama-sama berdua. 

    Kau tidak cemburu? Kau tidak ingin pulang? Kau tidak ingin mengusirnya, memarahinya agar dia tidak terus menggangguku? 

    Katanya namanya rindu. 
    Kau marahi saja kalau bertemu dengannya di jalan, dia membuat wanitamu ini terusik.


    Dandelion, 21 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Namanya Fia. Gayatri Luthfia Solihatinnisa. Kurang lebih seperti itu namanya. Hafidzah. 30 Juz. Suka ketawa kalau cerita dulu gimana perasaannya waktu tau bakal satu kosan sama hafidzah. Nama kerennya di Raudhatul Jannah, bochil. Merasa memiliki sifat yang sama denganku. Perfeksionis. Teratur. Harus rapih. Bocah yang selalu cerita banyak hal. Meminta pertimbanganku dalam banyak hal. Udah lebih dari adik sendiri. Bocah yang paling suka gangguin aku. Selalu pingin ikut ke mana pun aku pergi. Pingin ikut apa pun yang aku lakuin. Paling suka nemenin begadang, iya nemenin, dianya tidur akunya tetep lanjut begadang -_-

    Beberapa kali kepergok Fia lagi nangis. Kayak tadi misal.
    "Kak Nabila semalem kenapa?"

    "Semalem?"

    "Iya"

    "Ooooohh, wkwkwk"

    Ya begitulah kalau udah ke-gap lagi nangis. Mau mengelak bagaimana pun juga mata sembabku tidak bisa berbohong meski sudah kututupi dengan kacamata. Maaf, lagi alay banget ini mata beberapa hari ini. Si Lactobacillus bikin drama. Gapapa, udah lama serius aku ga nangis. :'))

    "Aku kira kakak ga bisa nangis loh"

    Ah, dek, siapa yang tidak menangis ditinggal pergi orang yang kau cintai dan sebelumnya kau membuatnya kesal tidak karuan. Membuatnya menunggu -meski juga sudah biasa aku lakukan-. Mengabaikan telponnya. Mengabaikan ceritanya tentang baju renang barunya. Dan membuatnya merasa bahwa ia adalah beban. Sebanyak itu sebenarnya yang ingin aku ceritakan pada Fia. Tapi yang aku ucapkan malah,

    "Ada kalanya power ranger nangis karena ngupas bawang, Dek"

    Aku yakin dia tidak bisa mencerna maksudku. Ah, biarkan saja. Kakak sayang Fiaaaa :*


    eR-Jeh, 20 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Frasa yang paling tidak diingkan oleh banyak orang. Bukankah jarak dicipta agar rindu dapat tumbuh tanpa pernah kita tanam?

    Maka, berdamailah!


    Rentang Tunggu, 19 Juli 2016
    Azifah Najwa

    fii amanillah...


    Continue Reading

    Saat kau mulai "muak" dengan sesuau yang bernama proposal penelitian, coba main ke depan masjid Jensoed, ada warung es krim enak. Bisa milih rasa apa dan ditambah apa. Biasanya aku ke sini hari rabu, jadwalnya es krim stroberi. Karena proposal penelitian itu aku jadi -terpaksa- ke sini hari ini, jadilah aku beli es krim rasa vanilla. Sama-sama enaknya, cuma kalau stroberi enaknya lebih banyak. Cobain deh, cocok buat yang mau mendinginkan kepala. Jangan khawatir, kursinya satu-satu, jadi ga masalah kalau ke sini sendiri. Tadi sih niatnya mau dibungkus aja. Tapi ga jadi deh, siapa tahu ketemu jodoh yang baru sholat jama'ah dari masjid.


    Purwokerto, 18 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    "Kalau aku beneran jadi penelitian ini, kemungkinan besar aku baru bisa lulus september. Dosenku juga nawarin penelitian, baiknya gimana? Ambil dulu atau nunggu pengumuman indofood dulu?"

    "Yang lulus september yang mana?"

    "Indofood.
    Ribetnyaaa masya Allah -_-
    Atau ga usah apply aja? :D"

    "Kalau dosenmu?"


    "Ga terlalu ribet kayaknya, soalnya penelitian lanjutan gitu."

    "Hmmm
    Menurutku indofood
    Idealis aja. Masa mau ngejar LPDP beasiswa penelitian aja ga dapet.
    Usahakan yang terbaik dulu. Kalau bisa lolos kan bisa jadi bekal buat LPDP."



    tulisan seorang Student Mom


    Sejak tiba di Purwokerto yang aku lakukan hanya di kamar, mencari litarure ini dan itu, sesekali ke perpustakaan, sesekali ke lab-lab untuk memastikan alat dan bahan yang akan aku gunakan untuk penelitian ini tersedia. Dan barang tentu berkali-kali ke dosen dan bertukar pikiran dengan orang-orang yang lebih berpengalaman. Sempat ingin mundur karena harus ganti produk. Karena harus berhadapan dengan metode penelitian yang membayangkannya saja aku sulit. Di mana aku menemukan High Energy Milling? Kampus mana yang menyediakan Scanning Electrone Microscope? Berapa harga analisis per samplenya? Di mana aku bisa mendapatkan aloksan dengan harga per ml bukan 300.000? 



    Allah mengangakat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu, sedangkan orang yang berilmu (Allah angkat) beberapa derajat (QS. Al Mujaadilah: 11)


    Jiddiyah lah jawabannya. Kesungguhan dalam merajut ikhtiar dan beramal. Aku harus kembali mengingat impian-impianku. Menuntut ilmu. Melanjutkan studi S2 bahkan S3 tentu jika diizinkan. Tapi aku patut bersyukur. Orang-orang disekitarku adalah mereka yang mendukung apa pun pilihan dan impian-impianku. Menyediakan pundak untuk berbagi keluh. Memberi semangat saat terjatuh. Di saat tidak sedikit orang tua yang melarang anak prempuannya untuk sekolah tinggi. Di saat tidak sedikit suami yang tidak memberikan izin sang istri melanjutkan studi. Aku patut bersyukur!


    Ayo ah semangat, Bil!! ^^
    Keep spirit to be student mom, student wife, and student woman :)




    Purwokerto, 16 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku berbincang dengan hujan sore tadi, bergurau dengan mereka perihal rinduku padamu. 
    Ada yang mengesankan di sana. Satu dua kerumitan yang kau ceritakan seakan menguap ke udara. 
    Aku menikmati suaramu yang telah lama tak kudengar. 
    Aku ingin bertanya padamu; 

    "sejauh apa pun kita, bisakah aku selalu mendengar suaramu?"


    Dandelion, 15 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Ingin rasanya kita kembali berbincang meledek dini hari yang suka sewenang-wenang meminta ditemani hingga kita susah terlelap. Ingin rasanya kita kembali mentertawakan keadaan, dan lupa bahwa kita sama-sama tengah dituntut memikirkan banyak hal.


    Rentang Tunggu, 14 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    mungkin yang kamu perlu bukan jalan-jalan, bukan makan enak, bukan teman hahahihi atau teman curhat, bukan barang bagus, bukan film kesukaan, bukan tampak sukses dan bahagia, bukan pengakuan sosial, bukan diperhatikan dan dimengerti dan diterima,



    melainkan pulang.


    Masing-masing dari kita akan pulang. Hari ini giliran antum, besok, lusa, kami di sini akan menyusul antum. Allahummaghfirlahu warhamhu wa'aafiji wa'fu'anhu. Semoga desain-desain antum menjadi pemberat amal kebaikan antum di yaumul hisab kelak. Dan hari ini kembali diingatkan, bahwa sebenar-benar jodoh kita adalah kematian.

    'Afwan jiddan karena ane sering berantem sama antum :'(



    Purwokerto, 13 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Perpisahan yang paling menyakitkan adalah perpisahan yang tidak terucap. Tiba-tiba hilang. Tiba-tiba tidak berkabar. Kemudian meninggalkan beribu tanda tanya.


    Purwokerto, 12 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Segala hal yang kita cintai akan pergi nantinya. Segala yang kita kagumi akan terganti nantinya. Segala yang kita tunggu kedatangannya adalah hal yang sekaligus datang dengan kepergiannya.

    Kadang kita hanya bersiap pada hal yang membuat kita bahagia, lupa bahwa bersama bahagia kesedihan akan mengikuti, begitulah kesempurnaan, katanya.

    Begitupun pertemuanku denganmu. Hingga aku merasa perlu mengingat kau dengan baik, membuat kau merasa bahagia dengan berada di sampingku. Karena esok kita tak pernah tau bagaimana jalan yang akan kita lalui, kita tak pernah tau pertemuan mana pertemuan yang akan menjadi pertemuan terakhir kita.

    Yang kita tau adalah Tuhan akan bertanya bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang datang pada hidup kita. Bersyukurkah kita pada orang-orang yang kita sayangi, ataukah kita ingkar pada-Nya tentang nikmat bertemu dengan orang-orang saleh.

    Bila setiap yang datang pada kita adalah kepergian, mari kita bersiap. Karena bertemu denganmu, adalah selangkah menuju perpisahan denganmu.

    Semoga Tuhan mengekalkan kita selalu bertemu, di sana :)


    Kebumen, 9 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Ini masih tentang kepenatanku yang hinggap di penghujung juni lalu. Ketika aku merasa bahwa 24 jam begitu kurang untuk men-checklist agenda harianku. Ketika aku merasa 7 hari begitu kurang untuk menyelesaikan tumpukan deadline. Ketika aku merasa semua agenda dan rutinitas datang beruntun tanpa henti  dan begitu mengganggu, sangat mengganggu malah. Kemudian dengan kejam aku memutuskan untuk ‘masa bodo’ dengan semua tanggung jawabku. Lalu mengemas semuanya pulang, berharap tidak membawanya ke rumah apalagi menyentuh dan membukanya. Aishh

    Maka saat-saat seperti ini, yang ingin aku lakukan adalah menghilang, melepaskan semua beban, melangkahkan kaki kemanapun pergi, jauh, dan berharap mereka tak membuntutiku pulang.

    Pagi ini matahari menyinari Kebumen dengan teriknya, tidak hanya pagi ini saja sih, hampir setiap hari. Mungkin karena letak geografisnya yang dekat sekali dengan pantai. Sudah lama aku tidak ke sini. Aku menyebutnya bukit belakang SMA. Walau sebenarnya lebih tepat aku sebut "gundukan tanah" belakang SMA. Biasanya aku pergi berdua. Menghabiskan waktu hingga sore. Menatap langit dan berharap ada helikopter yang datang lalu membawa kami ikut serta. Tempat ini jauh dari keramaian, sangat jauh malah. Silakan saja kalau mau berteriak, menangis, ataupun hanya diam saja seperti yang aku lakukan sekarang. Dari sini kau bisa melihat seluruh kota Kebumen. Aku bisa melihat alun-alun dengan jelas. Bangunan sekolahku dan bahkan ruang kelasku. Kau bahkan seolah dapat menyentuh menara masjid agung. Bagaimana, bisa dibayangkan kan bagaimana damainya tempat ini? 

    Aku sudah menyiapkan koran. Apalagi kalau bukan untuk tiduran. Karena membawa tikar akan sangat berat. Beberapa kali ke sini aku bisa menyimpulkan, jika di seluruh dataran Kebumen hanya tempat ini yang mungkin menjadi satu-satunya tempat yang tidak terpapar panasnya matahari. Maka aku bisa melanjutkan "tidur"ku yang tertunda. 

    Aku menemukan tempat ini 5 tahun lalu. Tidak sengaja menemukannya. Aku punya kebiasaan buruk, susah menghafal jalan, definisikan saja, aku menemukan tempat ini saat aku tersesat. Seperti pertemuanku dengan banyak orang. Tidak sengaja satu kelas. Tidak sengaja satu organisasi. Tidak sengaja bertemu dalam satu seminar. Tidak sengaja bertemu saat mengikuti tes seleksi masuk. Dan begitu banyak rentetan ketidaksengajaan yang lainnya. Tapi aku selalu percaya satu hal, bahwa tujuan yang sama akan menyatukan orang-orang dalam perjalanan.

    Mungkin sudah saatnya aku menutup semua akses komunikasi dengan orang-orang di luar sana. Seharian di sini. Jangan khawatir, di dekat sini ada air terjun kecil, kau bisa ke sana untuk mengambil air wudhu. Yang masih belum berani aku lakukan di tempat ini adalah ngecamp, bermalam. Seseorang melarangku, katanya harimau bisa saja keluar kalau malam, sebenarnya aku tidak percaya ada harimau di tempat ini, tapi aku percaya saja karena dia yang mengatakan.


    Bukit belakang SMA, 8 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Kau tahu apa yang paling aku takutkan saat aku membereskan barang-barang saat SMA? Menemukan kenangan. 

    Kali ini aku sengaja membongkar barang-barang yang aku kemas rapih sejak 3 tahun lalu. Lengkap dengan kenangannya. Ada buku diary, ada foto lengkap dengan bingkainya, ada boneka, ada cincin dari bunga yang kini sudah kering, ada album kenangan, dan satu kotak surat cinta dari adik-adikku saat aku menjadi fasilitator mereka. Dua itu yang menjadi fokusku saat ini. Album kenangan sekaligus kotak surat cinta itu.

    Jangan tanya apa isi album kenangan itu. Jelas, semua halamannya berisi kenangan. Setiap individu yang mengisi halaman-halaman itu memberikan kenangannya sendiri. Aku buka lembar pertama ingatanku melesat jauh ke masa MOS kami, lembar selanjutnya aku diajak mengingat bau lumpur saat pengukuhan Bantara, hingga halaman terakhir saat masing-masing dari kami harus berpisah, menampilkan perpisahan terbaik, menampilkan drama musikal yang menceritakan masa-masa SMA kami. Ah, berani sekali buku ini mengacaukan ingatanku, mengajakku kembali pada masa itu. Isshhh -___-

    Kemudian aku buka surat demi surat pada amplop merah itu. Surat cinta. Bukan yang diselipkan di loker mejaku atau dititipkan ke temanku. Bukan dari orang yang diam-diam aku kagumi atau yang diam-diam mengagumiku. Ini surat cinta, kalian hanya aku izinkan untuk tahu bahwa ini surat cinta.

    Surat cinta yang kemudian membuatku mengingat Nanda. Nanda Maulidina. Aku masih ingat bagaimana perkenalanku dengannya. Seorang anak yang membuatku kagum dengan permainan gitar dan biolanya. Seorang anak yang ragu-ragu memanggilku "Kakak" setelah tahu bahwa fasilitatornya ini adalah "Sekbid Adat" MOS mereka. Seorang anak yang masih tidak percaya bahwa aku bisa menempatkan diri kapan aku harus menjadi Sekbid Adat dan kapan aku menjadi fasilitator mereka. Itu isi surat darinya. Tidak itu saja. Mungkin tentang apa isi surat selanjutnya, biarkan aku saja yang tahu, aku dan Nanda.

    Selamat jalan dek, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin



    Kebumen, 6 Juli 2016
    Azifah Najwa

    Kakak baru ingat dek, hari ini 4 tahun lalu kita pertama kali bertemu ya :'
    Continue Reading

    Kisah kita ceritanya panjang, singkatnya, bertemu denganmu membuatku berhenti mencari :p

    Ceritanya lagi bacain ulang catetan entah dari kapan, sebagian aku bikin cerpen, sebagian aku terjemahkan dalam puisi, sebagian aku upload di blog ini, dan banyak sekali yang aku jadikan catatan pribadi, aku password lalu aku simpan di folder tersembunyi :v

    Udah niat dari kapan tahu buat dijadiin novel, tapi ketilep sama lomba ini-itu, ketilep sama urusan organisasi, dan sekarang ketilep sama proposal beasiswa penelitian.

    Tapi alasan terkuat mengapa belum aku sempatkan untuk menyusunnya karena ada kepingan yang lain yang kamu simpan, terutama kepingan 1000-an yang sedang kamu kumpulkan #eaa

    Duh kenapa deh aku ini, intinya lagi bongkar muat leptop gegara ga ngerti lagi gimana ini RSM bisa diinstal -_-


    Dandelion, 3 Juli 2016
    Azifah Najwa

    Kalau kamu nanyain buat apa aku moto-motoin gituan, buat ini ni :p
    Continue Reading

    "Sekali Mengudara Akan Tetap Mengudara"

    Itu jargon RRI Purwokerto. Tadi baru saja siaran di RRI Purwokerto, kali ke 2 selama menjadi mahasiswa dan entah kali ke berapa sejak mulai mengenal dunia broadcasting.

    Kalau kata temen-temen sekarang, "Kamu sekarang tobat ya, Bil" wkwkwk

    Ah, siaran tadi membuatku memutar ulang kenangan beberapa tahun silam. Saat kehidupanku masih erat dengan dunia broadcasting, dengan dunja jurnalistik, dengan dunia sastra dan drama. Berbeda sekali ya dengan hidupku sekarang? Lebih suka berkecimpung dibalik instrumen lab dan analisinya dibanding ke sana kemari berburu berita, atau membagi waktu antara kapan harus belajar untuk ulangan dan jadwal siaran.

    Aku tak pernah menyesal berada di dunia itu, aku tahu bagaimana getolnya pers mengawal badan eksekutif kampus, hadapi saja dengan senyum, toh dulu aku juga begitu.

    Aku masih ingat di mana pokok-pokok berita harusnya di letakkan di setiap paragrafnya. Bagaimana menempatkan anekdot. Bagaimana membuat kalimat-kalimat propagnda. Betapa dulu mereka dekat sekali denganku.

    Aku juga masih ingat benar bagaimana sebuah narasi drama harusnya ditulis. Bagaimana penempatan alur dan di mana letak dialog antara si antagonis dan protagonis. Aku lebih suka menjadi penulis naskah. Lebih suka menjadi narator. Ah sungguh, mungkin aku satu-satunya anak seni drama yang tidak pandai sekali bermain drama.

    Diantara sekian banyak masa laluku dengan dunia tulis menulis, aku hanya masih menjadi penulis cerpen, sesekali iseng nulis puisi, dan berkali-kali tidak sengaja menulis prosa.

    Aku suka sekali berbagi imaji dengan mereka yang juga suka menulis. Bahkan aku pernah berpikir untuk mencari pasangan yang juga suka menulis. Tapi sepertinya hidup kami akan membosankan nantinya. Aku menulis dia juga menulis. Aku menuliskan puisi untuknya. Ia menulis puisi juga untukku. Lalu, siapa yang akan menjadi pembacanya? 

    Abaikan pernyataanku di atas. Intinya aku suka menulis. Jika suatu ketika kau cemburu dan menanyakan siapa yang sering ku sebut "kau" dalam tulisanku, jangan salahkan aku ketika tiba-tiba aku tertawa.

    Apa kau tak bosan menjadi tokoh utama di setiap tulisanku? Aku suka menulis, itu saja, tanpa harus benar ada objeknya. 


    Purwokerto, 1 Juli 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ▼  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ▼  Juli (19)
        • 10.37 p.m
        • 10.36 p.m.
        • Dipercayai
        • #41daysleft
        • Me Before You #1
        • Surat Untukmu
        • Fia
        • Good Bye!
        • Es Krim
        • Student Woman
        • 09.48 p.m
        • 0.46 a.m.
        • 08.58 a.m
        • Perpisahan
        • 09.00 p.m.
        • Bukit Belakang SMA
        • Surat Cinta
        • Kisah Cerita
        • Broadcasting
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ►  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • Kau
      Kau lebih dari sekadar puisi, membahasakanmu mendamaikan hati Rentang Tunggu, 22 April 2015 Azifah Najwa Hati-hati :)
    • Perjalanan
      Perjalanan apa pun, yang dilakukan malam hari biasanya sukses memutar semua memori tentang apa pun yang ada di dalam hati Rentang Tun...
    • Berjalan Sendirian
      Berjalan sendirian bukan berarti kau membiarkan yang lain untuk berjalan sendirian Atas dasar apa pun mereka belum tentu bisa dipaksa berj...
    • Dandelion-11
      Engkau boleh bertanya pada matahari pagi yang masih setengah sayu tentang rinduku, dia tahu, dia sering menertawakanku karena itu Ren...
    • Dandelion - November
      Selamat datang November :) Be mine please Final LKTI, Tekad, Lomba debat, DM 2! Selamat dicetak Dan, semoga pemba...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top