Bukit Belakang SMA
9:15 AM
Ini masih tentang kepenatanku yang hinggap di penghujung juni lalu. Ketika aku merasa bahwa 24 jam begitu kurang untuk men-checklist agenda harianku. Ketika aku merasa 7 hari begitu kurang untuk menyelesaikan tumpukan deadline. Ketika aku merasa semua agenda dan rutinitas datang beruntun tanpa henti dan begitu mengganggu, sangat mengganggu malah. Kemudian dengan kejam aku memutuskan untuk ‘masa bodo’ dengan semua tanggung jawabku. Lalu mengemas semuanya pulang, berharap tidak membawanya ke rumah apalagi menyentuh dan membukanya. Aishh
Maka saat-saat seperti ini, yang ingin aku lakukan adalah menghilang, melepaskan semua beban, melangkahkan kaki kemanapun pergi, jauh, dan berharap mereka tak membuntutiku pulang.
Pagi ini matahari menyinari Kebumen dengan teriknya, tidak hanya pagi ini saja sih, hampir setiap hari. Mungkin karena letak geografisnya yang dekat sekali dengan pantai. Sudah lama aku tidak ke sini. Aku menyebutnya bukit belakang SMA. Walau sebenarnya lebih tepat aku sebut "gundukan tanah" belakang SMA. Biasanya aku pergi berdua. Menghabiskan waktu hingga sore. Menatap langit dan berharap ada helikopter yang datang lalu membawa kami ikut serta. Tempat ini jauh dari keramaian, sangat jauh malah. Silakan saja kalau mau berteriak, menangis, ataupun hanya diam saja seperti yang aku lakukan sekarang. Dari sini kau bisa melihat seluruh kota Kebumen. Aku bisa melihat alun-alun dengan jelas. Bangunan sekolahku dan bahkan ruang kelasku. Kau bahkan seolah dapat menyentuh menara masjid agung. Bagaimana, bisa dibayangkan kan bagaimana damainya tempat ini?
Aku sudah menyiapkan koran. Apalagi kalau bukan untuk tiduran. Karena membawa tikar akan sangat berat. Beberapa kali ke sini aku bisa menyimpulkan, jika di seluruh dataran Kebumen hanya tempat ini yang mungkin menjadi satu-satunya tempat yang tidak terpapar panasnya matahari. Maka aku bisa melanjutkan "tidur"ku yang tertunda.
Aku menemukan tempat ini 5 tahun lalu. Tidak sengaja menemukannya. Aku punya kebiasaan buruk, susah menghafal jalan, definisikan saja, aku menemukan tempat ini saat aku tersesat. Seperti pertemuanku dengan banyak orang. Tidak sengaja satu kelas. Tidak sengaja satu organisasi. Tidak sengaja bertemu dalam satu seminar. Tidak sengaja bertemu saat mengikuti tes seleksi masuk. Dan begitu banyak rentetan ketidaksengajaan yang lainnya. Tapi aku selalu percaya satu hal, bahwa tujuan yang sama akan menyatukan orang-orang dalam perjalanan.
Mungkin sudah saatnya aku menutup semua akses komunikasi dengan orang-orang di luar sana. Seharian di sini. Jangan khawatir, di dekat sini ada air terjun kecil, kau bisa ke sana untuk mengambil air wudhu. Yang masih belum berani aku lakukan di tempat ini adalah ngecamp, bermalam. Seseorang melarangku, katanya harimau bisa saja keluar kalau malam, sebenarnya aku tidak percaya ada harimau di tempat ini, tapi aku percaya saja karena dia yang mengatakan.
Bukit belakang SMA, 8 Juli 2016
Azifah Najwa
0 komentar