Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home

    Aku mungkin bukan pejuang yang baik. Tak jarang kau akan melihat aku mengeluh ketika hanya tergelincir sedikit saja karena sepatuku yang licin. Atau kadang aku akan berhenti sejenak di bawah pohon untuk menghindari panasnya terik matahari. Tapi jangan khawatir, aku akan tetap berjalan.

    Mungkin aku terlihat sedang berjuang sendirian, terlihat kepayahan membawa bekal perjalanan, namun dalam hatiku Rabbku selalu kuingat-ingat, orang tuaku tak pernah absen aku minta do'a dan restu, dan ia juga tak pernah lupa mengingatkan semua mimpiku, agar aku tetap bertahan meneruskan perjuangan ini, tak peduli seberapa banyak lawanku, tak peduli seberapa jauh atau seberapa sulitnya.

    Pada suatu malam dari beribu malam perjalanan ini, aku mungkin akan membebaskan rindu hingga butir-butir air mata dapat terjatuh, namun jangan khawatir, kupastikan itu hanya satu dari beribu malam.

    Perjalanan ini tidak aku tempuh sendiri, sudah kubilang mungkin aku bukan pejuang yang paling baik, tapi perjuanganku adalah untuk orang-orang terbaik yang dalam hidupku.

    Di penghujung bulan Mei, saat deadline apply beasiswa tinggal 2 hari, dan dosen pembimbing baru bisa ditemui..
    Di penghujung bulan Mei saat resgistrasi fisik maba tinggal 2 hari dan sampai detik ini belum ada amunisi..
    Masih mencoba menganalisis, bagaimana seharusnya kader KAMMI mengejawantahkan paradigma Intelektual Profetik dan Politik Ekstraparlementer. Bagaimana seharusnya dua paradigma itu aku transformasikan menjadi program kerja departemen Kajian Strategis, ah tentang Kastrat, suatu waktu akan aku upload kisahku dengan departemen itu, akan aku upload bagaimana aku menjadi bagian dari Kastrat sejak terlahir di kampus ini hingga detik ini. Bagimana aku membibit hingga menyemai cinta dengannya. Tentang Kastrat.


    Jangan pernah lupa bersyukur ya, Bil ^^
    Pokoknya Hamasah

    LPPM, 29 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Mengusahakan yang terbaik dengan berbagai keterbatasan yang kumiliki. Bismillah, apa pun hasilnya, pasti yang terbaik :D


    Purwokerto, 27 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Satu gelas es jeruk dingin tersanding takzim, sebagian besar esnya telah mencair, menyisakan embun di bagian luar gelas. Aku disampingnya. Melihatnya mengetik satu dua paragraf yang tak lain adalah mimpi buruknya tentang salah satu laporan syarat kelulusan. Aku hanya disampingnya. Sesekali mengamatinya dan iseng mengambil satu dua gambar. Ia masih takzim mengetik, sesekali mengerutkan dahi dan menggaruk kepala yang tak gatal. Tapi wajahnya tak berubah, sesemrawut apa pun dia bekerja, tak ada yang berubah dari gurat wajahnya.


    Purwokerto, 22 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Yang dibutuhkan sekarang adalah
    Kaki yang akan melangkah ke ruang dosen lebih sering dari biasanya
    Mata yang akan menatap layar leptop lebih lama dari biasanya
    Lapisan tekad yang seribu kali lebih kuat dari biasanya
    Mulut yang tak boleh berhenti berdo'a
    Serta mental yang sekuat baja, saat masih harus berurusan dengan RSM lagi dan lagi

    5 cm menuju beasiswa penelitian

    Dari para pemburu beasiswa, 25 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Bahagia itu sederhana, saat tiba-tiba nemu file "Syarat Pendadaran" di flashdisk seseorang misal :v

    Hari ini wisuda. Entah wisuda ke berapa. Ceremonial yang paling dinantikan mahasiswa tingkat akhir -dan nyaris tingkat akhir-. Dan ceremonial yang paling tidak aku suka. Tahu kenapa? Karena setelah wisuda orang-orang yang kita kenal akan meninggalkan kita satu persatu. Mulai dari Mba Chatrin, Mba Uzy, Mba Iis, dan hari ini Mba Mia dan Mba Uli. Awalnya aku kira wisuda itu menyenangkan, tapi ternyata tidak. Itu alasan mengapa aku tidak suka sekali datang ke wisuda. Bahkan aku tidak ingin ikut dalam ceremonial itu. Tapi tidak ibu izinkan. Kata ibu ada kebahagiaan tersendiri saat orang tua mengantarkan anaknya wisuda. 

    Barakallah atas ilmu yang didapatkan untuk kakak-kakak yang wisuda hari ini :)

    Yang udah pengen wisuda, ayo selesaikan tugas-tugas yang masih tertunda. Entah baca quotes ini dari mana "Setiap maba pasti akan wisuda". Dan semua pasti ada waktunya. Aku masih ingin memanfaatkan status "mahasiswa". Masih mau main ke sana-sini dulu. Masih mau exchange ke mana-mana dulu. :3

    Lab TP, 24 Mei 2016
    Azifah Najwa

    Do'aku untukmu selalu satu, semoga selalu Allah yang menjaga dan menjadi tujuanmu :)

    Continue Reading

    Salah satu bagian terbaik dari caramu mencintaiku adalah saat kau selalu berusaha menjagaku, memastikan bahwa aku tiba di rumah tepat waktu, memastikan bahwa setiap perjalanan yang akan aku lakukan aman, termasuk memastikan bahwa aku tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. 

    Bagian ini yang paling aku suka. Bahwa kau selalu  menjaga perasaanku. Memastikan bahwa tidak ada yang perlu diragukan. Memastikan bahwa tidak ada yang disembunyikan. Dan aku, juga ingin melakukannya...


    Dandelion, 20 Mei 2016
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    Aku mendefiniskanmu pada setiap hujan yang turun ke bumi
    Nyaring tapi juga dingin

    Kau adalah semua
    Semut, pena, buku, jus stroberi, bakso, sedih, bahagia, juga kecewa


    Beberapa tahun ini aku telah merepotkanmu
    Semena-mena memaksamu menuruti semua keinginanku


    Tolong dimaafkan ya :)


    Dandelion, 19 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Nabila lagi student exchange on fire!
    Jangan diganggu yaa, pokoknya kali ini harus lolos!

    Hashtagnya lagi refreshing, empet ngurusin organisasi -____-

    Purwokerto, 18 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Kemarin aku menyelipkan rindu-rindu pada saku bajumu
    Coba kau ambil satu per satu

    Ada yang berbentuk senyum
    Ada yang manyun
    Ada pula yang bertampang lelah menahan kantuk

    Ah, aku merindukanmu lagi..

    Lebih baik aku menarik diri
    Membeku bersama pagi dan jaket yang kau selipkan bau tubuhmu



    Dandelion, 17 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Siapa bilang pertemuan itu membunuh rindu?

    Ia hanya melipatgandakannya lalu diam-diam menikammu dari belakang.

    Ia tunas dari lahirnya rindu-rindu yang terus bereplika.

    Seperti kisah di negeri dongeng, aku merindukanmu sejak pada suatu hari dan selamanya..


    Cepet balik yak!

    Dandelion, 16 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Tak sengaja lewat depan rumahmu
    Ku melihat ada tenda biru
    Dihiasi indahnya janur kuning
    Hati bertanya pernikahan siapa

    Masih bertahan di atas Bukit Tranggulasih. Masih ditemani ribuan bulir bintang. Yang lain sedang asyik bakar-bakar ubi dan jagung. Sebagian yang lain memilih mendengarkan lagu Tenda Biru. Karena diantara kami ada yang baru ditinggal nikah.

    Ini kami 8 manusia yang mulai mengkristal di atas bukit Tranggulasih. Ah bukan, aku saja yang sebenarnya mulai membeku. Tinggal menunggu hitungan detik yang terjadi hidungku akan segera meler. Setelah muak karena seharian membahas ospek. Malam ini tawa kami pecah karena insiden "melihat langit". Malam ini aku kembali memecahkan rekor. Jatuh dari motor untuk kali kedua dalam satu bulan ini. Padahal si Reva baru ku servis, eh lampu belakangnya pecah, hiks.

    Mari segera selesaikan time line satu tahun ke depan, agar kakiku pasca insiden tadi dapat segera aku luruskan. _(_^_)_


    Tranggulasih, 15 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Setelah beberapa hari disibukkan oleh agenda musyker, malam ini pembahasan di sekre BEM lain. Musyker masih belum selesai tapi pekerjaan kami sudah banyak. Salah satunya OSMB yang selanjutnya akan disebut ospek.

    Sejak SE Rektor yang diturunkan rektor tahun lalu menyebutkan bahwa ospek masuk dalam agenda akademik, beberapa fakultas dengan otomatis melaksanakan SE tersebut, memegang penuh kendali ospek, Fakultas Pertanian dan Ekonomi salah duanya. Beruntung pihak dekanat Fakultas Hukum dan ISIP masih memperbolehkan ospek dipegang oleh mahasiswa.

    Di sini saya akan menyoroti sedikit terkait ospek di Faperta, mulai dari konsep acaranya maupun teknis keberjalanannya. Tentu saya harus menyajikan data jika ingin menunjukkan bagaimana ospek berjalan sesuai tujuan atau tidak. Dimulai dari konsep acara, saya rasa tiga tahun sejak saya terjun langsung ke dalam ospek, konsep ospek sangat jauh dari kebutuhan mahasiswa baru. Terlalu ekstrem memang jika saya mengatakan bahwa konsep ospek sangat jauh dari kebutuhan mahasiswa baru. Jika kita jeli, sudah bukan saatnya lagi mahasiswa baru dijejali dengan heroiknya sejarah pergerakan mahasiswa tahun 1966 ataupun 1998. Mahasiswa baru tidak suka belajar sejarah, itu kenyataannya. Tapi ajak mereka menciptakan sejarah. Atau pun hal-hal filosofis seperti Cinta Dunia Pertanian, ataupun Wawasan Dunia Pertanian. Wawasan Dunia Pertanian masih relevan tapi bukan pada konteks masalah yang ada di dunia pertanian. Bulshit jika mengatakan cinta dapat tumbuh dari masalah dan tidak sepenuhnya benar jika mencintai tapi tidak ingin menanggung masalah yang ada. Pertanian tidak hanya terkungkung pada masalah alih fungsi lahan. Pertanian juga tentang Hidroponik, pengembangan pestisida nabati, dan banyak sekali hal-hal yang bisa ditunjukkan bahwa mahasiswa baru memiliki alasan untuk mencintai pertanian. Memang benar, membentuk kepribadian seseorang tidak cukup kalau hanya dalam waktu tiga hari, apalagi di ospek terdapat beratus-ratus orang. Tidak usah berkhayal! Yang bisa dilakukan adalah membuka maindset mahasiswa baru, bahwa pertanian memiliki "prospek" yang menjanjikan, itu bukan yang memang mahasiswa baru cari di awal?

    Saya yakin benar, para pegiat organisasi faham benar jika pembacaan kondisi objek menjadi hal penting yang harus dilakukan pertama kali sebelum membentuk konsep acara. Terwujudnya tujuan yang ingin dicapai diawali dari pembacaan konsep ini.

    Selanjutnya adalah Peran Fungsi Mahasiswa. Jika melihat kondisi pergerakan mahasiswa dewasa ini, khusunya di Faperta, perlu adanya revitalisasi pergerakan mahasiswa. Salah satunya dengan gerakan sosial.  Mahasiswa masih dinantikan keberadaanya. Tapi bukan lagi sebagai aktor yang berlaga di jalanan. Lagi-lagi ini tentang pembacaan zaman.

    Yang tidak kalah penting dari pembacaan kebutuhan ospek adalah redefinisi pelatihan kedisiplinan. Komisi kedisiplinan yang selanjutnya saya sebut komdis pun harus melakukan pembacaan zaman. Tidak relevan jika mereka masih harus berteriak-teriak hanya untuk mengatur barisan. Kampus bukan militer. Dan yang ingin saya soroti serta garis bawahi adalah, para pegiat komdis harusnya mereka yang bisa menjadi teladan, tidak hanya saat ospek berlangsung tapi juga saat ada di kampus. Tentu tidak lucu saat di ospek adik tingkat diperlakukan demikian tapi saat di kelas tugas saja harus menyontek.


    Tulisan tanpa kesimpulan. Udah ngantuk.

    Purwokerto, 12 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Sedari tadi forum itu memang jauh dari kata kondusif. Tambahan pula hujan yang turun begitu derasnya sejak sore tadi. Forum yang harusnya dimulai pukul 16.00 baru dibuka pukul 19.12. Kondisi forum yang tidak representatif membuat peserta mengajukan opsi pending. Jangan tanyakan, lapar, lelah setelah mengikuti kajian, ditambah beban tugas kuliah yang di bawa masing-masing peserta, membuat aroma ruangan itu tidak karuan. Sejak dibuka dengan salam, bisa disimpulkan, ini bukan forum yang sehat. Gagasan atau pun pengkritisan yang ditawarkan pun hanya sebatas redaksional, sungguh bahasan yang tidak prinsipil.

    Saat waktu menunjukkan pukul sembilan lebih dua menit, kondisi forum semakin tidak bisa dikendalikan. Beberapa peserta memilih memainkan gadget mereka sejak setengah jam lalu. Jajaran menteri pun memilih mengerjakan tugas, sambil sesekali mengecek gadget mereka.

    Bukan hanya karena kondisi forum yang sedari tadi tidak kondusif. Tapi juga dua pimpinan yang tiba-tiba pergi entah ke mana. Ruangan yang tak kurang dari 3 X 5 meter itu tiba-tiba lengah. Forum yang dihadiri tak lebih dari 25 orang menjadi hening saat pemimpin forum menyampaikan kekecewaannya.

    Semua peserta menunduk, seolah-olah merasa bersalah. Ia, hanya seolah-olah dan ruangan kembali riuh saat dua pimpinan yang tidak berkabar itu membawa sekotak kue sambil menanyikan lagu selamat ulang tahun. :D





    Barakallah fii umrik Adnan :D
    Semoga segera mendapat hadiah sepatu bola. Harusnya nama kabinet ini bukan Harmoni Bersinergi, tapi sepatu bola ╮(╯_╰)╭



    Purwokerto, 11 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Kau tahu bagian mana yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan?

    Apa?

    Berpisah karena kematian

    Tak peduli seberapa besar kau merindukannya, dia tidak akan kembali, tidak akan pernah...



    Purwokerto, 10 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Sejak siang Purwokerto hujan, semakin deras saat menjelang sore. Hari ini pengumuman SNMPTN. Dan adekku menjadi salah satu bagian dari SNMPTN. Aku lebih suka menyebutnya Adek daripada Adik, meskipun secara kaidah Bahasa Indonesia yang benar, Adik adalah kata baku. Lihat, Dek, aku masih begitu hafal banyak kata baku dan EYD, meskipun aku tidak jadi menjadi bagian dari Sastra Indonesia.

    Ada yang ingin kakakmu ini ceritakan, cerita ini benar-benar cerita yang paling mba suka. Dan mba yakin semua orang pernah mendengarnya. Kau tahu cerita tentang dua orang pengamen kan? Semua pengmen memiliki kepercayaan diri yang sungguh luar biasa menurut mba, meskipun tidak semua dari mereka memiliki suara yang bagus. Semua pengamen berharap diberi uang setiap kali dia menyanyikan lagu, sama halnya dengan pengamen ini. Pengamen yang satu memiliki suara yang ala kadarnya. Tapi pengamen yang satu memiliki suara yang begitu merdu. Saat dua pengamen datang, mba akan lebih dulu memberi uang kepada pengamen yang suaranya ala kadarnya itu. Dan menahan pengamen dengan suara merdu, bahkan memintanya untuk menyanyikan lagu lagi dan lagi. Tapi mba tidak merasa rugi saat harus memberinya uang lebih. 

    Begitulah Allah, Ia akan menahan apa yang hamba-Nya inginkan agar hamba-Nya senantiasa berdo'a dan mendekat padaNya dan janji Allah pasti. Kau mendekati Allah dengan berjalan, Ia akan mendekatimu dengan berlari. 

    SNMPTN bukan segalanya dan tempatmu kuliah nantinya pun tidak mampu menjamin segalanya. Kau tentu masih ingat bagaimana dulu kakakmu ini menghabiskan waktunya untuk mengikuti seleksi ini dan itu. Tapi, kakakmu ini masih masuk bagian orang-orang yang harus bersyukur, ingat kan bagaimana ibu dan bapak bergantian mengantarkan mba tes seleksi di mana-mana. Tidak terhitung berapa uang yang harus bapak dan ibu keluarkan. Cerita ini tidak seberapa. Di kampusmu nanti coba kau tanyakan bagaimana teman-temanmu berjuang untuk melanjutkan kuliah. Tidak sedikit dari mereka yang harus menunggu satu, dua, atau bahkan tiga tahun untuk bisa merasakan bangku kuliah. Tidak sedikit dari mereka yang harus meminta izin kepada orang tua mereka agar mereka diizinkan kuliah. Pun tidak sedikit dari mereka yang akhirnya keluar bahkan saat segala ketercukupan mereka punya.

    Dek, percayalah, Allah selalu menempatkan kita di tempat yang terbaik dan harus kau ingat, bahwa kau selalu bisa menjadi yang terbaik di mana kamu di tempatkan. Tentu kau akan selalu ingat bagaimana kecewanya Kakakmu ini saat harus diterima di Unsoed. Belum lagi sebelumnya kakakmu ini adalah siswa SMAN 1 Kebumen, SMA terfavorit di Kebumen, untuk masuk saja mba harus  melewati 6 tes masuk, tidak main-main, enam tes. Dan kau tahu, alasan itu yang menjadi kakakmu ini harus menjadi yang terbaik di Unsoed, menjadi Mawapres, berprestasi, aktif organisasi, aktif di lembaga dakwah, karena alasan, "Allah sudah memberikan tempat terbaik, aku harus bisa menjadi yang terbaik"

    Tetaplah rendah hati, teruslah beristighfar dan jangan pernah lupa meminta do'a ibu, beliau yang do'anya langsung membuka pintu langit, itu sebabnya sekecil apa pun aktivitas yang mba lakukan selalu meminta do'a ibu, meminta do'a bapak.


    Salam sayang dari kakakmu,
    Seseorang yang juga pernah dicampakkan oleh makhluk tak berwujud bernama SNMPTN
    Mantan pejuang SBMPTN dan SIMAK UI :)


    Purwokerto, 9 Mei 2016
    Nabila Faradina Iskandar
    Continue Reading
    Selamat pagi :)

    Sejak liburan kemarin jalanan di Kebumen ramai sekali, bahkan saat aku perjalanan pulang kemarin, jika biasanya aku menempuh waktu 2,5-3 jam, perjalanan pulang kemarin aku tempuh bahkan hampir 4,5 jam, bagaimana lagi, beginilah budaya Indonesia, dan aku memilih ikut dalam euforianya.

    Liburan panjang ini tentu tidak akan aku sia-siakan begitu saja, kondangan dengan harapan segera dikondanganin #eh, liburan, dan bertemu dengan teman-teman SMA. Tidak semua. Hanya teman baik. Hari ini juga pengumuman kelulusan SMA. Tanpa ada yang mengomando, pembicaraan kami langsung meleasat jauh ke masa tiga tahun silam. 24 Mei 2013. Dulu masing-masing dari kami membayangkan bahwa masa kuliah adalah masa-masa yang menyenangkan, bisa main sepuasnya, jalan-jalan sepuasnya, tapi ternyata lain :D

    Febri akan semakin disibukkan dengan kuliah di FKnya, skill lab entah apa lah itu, Mulyani semakin sibuk dengan racikan obat-obatnya, Susanti mungkin sedang mencari sebuah metode bagaimana agar murid-muridnya kelak dapat memahami EYD semudah memahami enaknya es krim, dan aku? Dah aku mah apa dibanding mereka~

    Dari dulu beginilah kami, awalnya serius ngobrolin kuliah, kemudian mulai ngalor ngidul ngobrolin besok mau kerja di mana, kerja apa, kapan nikah, nikah sama siapa, tinggal di mana. Ah waktu cepat sekali berjalan ya. Dulu kalau ngumpul obrolan kami hanya seputar tugas sekolah, udah mentok nyanyiin lagu Layang Kangennya Didi Kempot, atau iseng membanding-bandingkan lagu-lagunya Didi Kempot dengan lagu-lagu band jaman sekarang, meskipun kata orang "ndeso" lagu campur sari lebih sarat makna dibanding lagu jaman sekarang. Penyanyi favorite kami kalau lagi ngumpul cuma 2, Didi Kempot sama Kahitna. 

    Hahaha, intinya aku merasa kembali remaja, bebas membirakan imajinasi ini melayang-layang kemanapun dia mau. Aku rasa aku lebih suka aku yang dulu, dibanding sekarang, saat harus terbebani metodologi berpikir yang hanya itu-itu saja. Dibanding harus terbebani dengan teman-temanku yang akan memulai penelitian sedang aku masih sok idealis dengan berburu beasiswa penelitian, biarlah, kata Tan Malaka idealisme adalah kemewahan terakhir dari seorang mahasiswa, mumpung masih mahasiswa.

    Yang jelas, entah siapa dari kita yang lulus duluan, semoga kami punya rizki untuk menghadiri wisuda masing-masing dari kami. Dulu waktu wisuda SMA kita foto bareng, semoga besok bisa foto bareng lagi ya. Ah iya, segera dibikin piala bergilirnya :D


    Kebumen, 7 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Dalam satu periode kehidupan ini tidak jarang kita harus menyisihkan keinginan-keinginan kecil kita, menyisihkannya sebentar untuk mewujudkan impian-impian besar kita. Karena ada yang harus lebih utama diwujudkan. Kuncinya hanya sabar. Sambil terus berdo'a. Sembari terus berusaha. Dan yakin saja, kalau semua itu akan terwujud.

    Seperti kisah di negeri dongeng, kita memulai kisah ini pada suatu hari dan mengakhirinya dengan bahagia selamanya. Episode dalam hidup ini juga tentang bahagia kan? Tentang apa saja yang sudah kita rencanakan, cukup kita yang tahu kemudian mengusahakannya diam-diam. Tenang saja, jika masanya tiba akan kita kabarkan pada kalian semua apa yang sedang kita rencanakan dan kita usahakan. 

    Tolong do'akan :)



    Kebumen, 5 Mei 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga.

    (Ost Keluarga Cemara)


    Saat aku masih kecil, aku selalu senang menonton sinetron Keluarga Cemara yang disutradarai oleh salah seorang penulis favoritku, Arswendo Atmowiloto. Sinetron ini berkisah tentang pergulatan hidup yang dialami oleh sebuah keluarga sederhana yang terdiri atas Abah, Emak, serta ketiga anaknya, yaitu Euis, Ara, dan Agil.
    Dari beratus episode yang ditayangkan, semuanya berkisah tentang satu hal. Yakni kebijaksanaan hidup sebuah keluarga dalam menyikapi segenap persoalan yang melanda. Sinetron ini sepi dari hiruk pikuk gemerlap modernitas, ia justru menghadirkan potret kesederhanaan yang memikat.
    Melalui konflik dalam setiap episodenya, aku belajar bahwa keluarga merupakan satu-satunya rumah kembali paling nyaman, tempat berlindung paling aman, pelabuhan tempat berlabuh dan bersandar paling dinanti. Keluarga adalah segalanya, karena dari keluarga lahir pula segalanya. Kebaikan yang menjadi nilai utama sebuah keluarga akan melahirkan cabang-cabang kebaikan lain yang dialirkan terus menerus, tanpa henti.
    Sebagai keluarga yang demokratis, mereka senantiasa melakukan refleksi untuk memaknai pengalaman hidup yang telah dilalui. Segala harap, asa, kecewa, suka dan duka menjadi bahan bakar utama dalam menjalani hidup sebagai bentuk kepasrahan dan ketundukan mereka pada Sang Pencipta.
    Bersama pemahaman yang baik, setiap anggota keluarga menjalankan perannya di masyarakat dengan teramat luwes, tulus, terbuka, dan rendah hati. Mereka mengajarkan arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Kebahagiaan yang lahir dari penerimaan dan syukur atas apa yang dimiliki, bukan apa yang tak dimiliki.
    Kebahagiaan ini tentulah lahir dari cinta sejati. Cinta yang bersemi dalam kelembutan, kesabaran, perbaikan diri, penerimaan yang tulus, serta keikhlasan. Kita akan sama-sama belajar dalam menumbuhkan dan merawat cinta kita, kan?
    Bila tiba saatnya Allah persatukan kita, aku ingin kita menjadi keluarga yang saling menjaga tanpa mengekang, menghormati kebebasan namun tetap memberi perlindungan, serta menjadi sebaik-baik rumah tempat melabukan segenap asa dan kerinduan.
    Rindu. Rindu untuk saling bertemu dan memperbaiki diri, hingga kita kembali pada muara asal kita dengan sebaik-baik penerimaan,
    “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah pada Rabbmu dengan hati puas lagi diridhai, maka masuklah dalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam jannahKu.” (Q.S Al Fajr 27-30)

    Menggapai ridha Allah adalah tujuan. Bagaimana menuju kesana? Kita akan bahas dalam rapat dan evaluasi rutin keluarga kita :)

    Rentang Tunggu, 4 Mei 2016 

    Azifah Najwa



    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ▼  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ▼  Mei (18)
        • Perjalanan
        • Apply!
        • Es Jeruk
        • H-6
        • Wisuda
        • Bagian Terbaik
        • 12.04 p.m.
        • Student Exchange
        • Rindu-2
        • Rindu
        • Tenda Biru
        • Sebuah Opini: Ospek dan Tidak Ospek
        • Sepatu Bola
        • Perpisahan
        • 06.17 p.m.
        • Upusu Gurupu
        • Keinginan-Keinginan
        • -Menjadi- Keluarga
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ►  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • SMANSA dan Sebuah Warisan
      SMANSA adalah satu dari 2 sekolah di mana saat aku diterima di dalamnya aku menangis. Iya, aku menangis, tentu bukan karena diterima di...
    • Jurnal 365
      Seperti gambar, tulisan adalah kapsul waktu, yang dapat membawa kita kembali mengenang. Mulai dari yang sangat ingin dikenang, hingga yan...
    • Drama
      Aku mengembangkan senyum terbaikku. Mencoba menikmati setiap waktu yang berjalan kala itu. Mencoba berdamai dengan kenyataan yang tidak s...
    • Berunding dengan Waktu
      Ketika waktu mempermainkan rindu, bersabarlah jangan menyerah. Bukankah hubungan jarak jauh memang seperti itu? Tidak ada lagi malam-ma...
    • Berjalan
        Kapan pun perjalanan membuatmu ragu, berhentilah sejenak, menepilah saja. Karena tak ada yang salah dengan memulai lagi segalanya. Mungkin...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top