Lampion

12:34 AM


Aku sedang berada di sebuah ruangan di mana kenangan-kenangan kita pada masa itu berkelindan. Waktu bergerak begitu cepat. Dua tahun terakhir ruangam ini ramai akan segala cerita, tawa, juga sikap "tak pedulimu". Dan hari ini, ruangan itu mendadak sepi. Ingin rasanya aku memperbudak waktu. Membiarkan semuanya tetap di sini, di sampingku, terus bercerita padaku, terus menerus terlelap di bahuku. 

Aku suka kata-katamu, bahwa dengan kau tidak memiliki alasan mengapa kau jatuh hati padaku, kau juga tidak punya alasan mengapa harus berhenti jatuh hati padaku. Aku terdiam mendengar perkataanmu, hari ini aku mengetahui alasan yang kau maksud sejak dulu.

Yang aku rasa, waktu seketika menjelma kenangan ketika semua yang tersisa dalam kenangan hanyalah serangkaian peristiwa membahagiakan yang kita miliki. Aku ingat bagaimana aku pertama jatuh hati hanya karena menganggap kau pendiam. Aku ingat bagaimana sifat kekanakanmu membuatku memanggilmu "Nduk". Ketika perasaan cinta kita masih biasa-biasa saja. Ketika aku menceritakan hidupku dan kau dengan khidmat mendengarkan. Hari itu aku mengajakmu jalan-jalan. Benar-benar jalan-jalan, Mengajakmu ke kebun stroberi. Menikmati satu gelas teh di kebun teh. Tawaku membeku bersama dinginnya cuaca ketika kau menggerutu tak menemukan satu stroberi pun di sana, saat aku menemukanmu dengan muka bingung karena gagal pulang. Atau ketika aku kesal bukan kepalang karena melihatmu tak bergeming dari balik tumpukan jurnal dan analisis-analisismu. Aku masih mengingatnya, meski aku bukan pengingat yang baik.



Cukup.... :)



Cerpen Lampion


Purwokerto, 16 September 2016/
Azifah Najwa



You Might Also Like

0 komentar