Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home

    Aku ingin menulis tentang mereka
    Tapi malas
    Nanti mereka suka
    Kalau aku menulis
    Nanti mereka bahagia

    Jadi aku tidak jadi menulis
    Biar saja
    Biar mereka menebak sendiri apa yang aku pikirkan tentang mereka
    Mereka kan paranormal
    Meski mereka tidak normal



    Bogor, 31 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Malam itu hujan. Kita berteduh di pelataran toko setelah mengitari kota hanya untuk menentukan menu makan malam. Sudah lebih dari setengah jam kita di sana. Celanamu sudah basah. Aku pun sudah kedinginan. Hanya ada satu jas hujan yang kita punya. Dan nampaknya hujan belum juga mau usai.

    Hari itu aku bahagia. Hujan melebarkan waktuku untuk lebih lama bersamamu.

    Bogor sering hujan dan sayangnya di sini tak ada kamu


    Bogor, 30 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku membutuhkanmu. Cukup hadir. Tak perlu berkata apa pun. Tak perlu bersuara. Aku hanya butuh kau di sampingku.

    Seseorang yang lain "mengusik" hidupku. Meminta perhatian lebih. Memberiku kenyamanan. Membuatku mengerti apa itu diperhatikan. 

    Dia ada saat kau tak ada. Dia menghapus sedihku dan membuatku tertawa. Dia memberikan waktunya.

    Tapi aku benci. Bukan, bukan aku membenci dia, aku hanya benci kenapa itu bukan kau.



    "Far aku demam"
    "Nab, besok berangkat bareng ya"
    "Far aku mau ke kosmu"
    "Nab, aku mau curhat"


    Bogor, 29 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Coba lihat, aku mencintai seseorang yang nampaknya sudah jelas tidak dapat kumiliki. Berandai-andai tentang masa depan bersamanya yang sepatutnya tidak aku cintai.

    Coba dengar, aku meneriakkan namanya mungkin setiap hari. Merapalkan do'a yang sama berkali-kali. Berseru pada senja tentang perjalanan yang tak tahu kapan akan menepi

    Bukan salahmu, jelas ini bukan salahmu. Karena perkara menyakiti diri sendiri aku sudah profesional.



    Inspired by Nurlita Oktavia

    Bogor, 28 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku menilik riwayat percakapan kita berkali-kali. Mengetikan dua kata yang salah satunya adalah namamu. Lalu berkali-kali pula aku menghapusnya kembali.

    Aku memandangi jam dinding, yang setiap detiknya seolah mengejekku. Betapa sejak  tadi aku yang menunggu kabarmu tapi tak berani mengawali. 

    Lima belas detik kemudian aku membukanya kembali, membaca ulang pesan-pesanmu yang lalu. Sesekali tersenyum. Ku beri tahu satu hal, dari banyak buku yang aku baca, aku lebih suka kalimatmu.



    Bogor, 27 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Meja kita masih berantakan. Kertas-kertas masih bertebaran di mana-mana. Ada segelas kopi dingin tanpa sianida di atas meja. Layar monitor pun masih menyala.

    Diskusi kita masih tentang diabetes dan pencegahannya. Berdebat tentang kadar terbaik untuk dapat menyelamatkan manusia. Dan di meja itu kita paham bagaimana sistem informasi manajemen bekerja. Iya, kita tengah mempelajari dua tema yang berbeda.

    Esok lusa kita berjuang lagi, melawan ego sendiri untuk membuktikan kita tak akan kalah



    Bogor, 26 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Faktanya, peran yang kau lakoni dan peran yang kujalani ada dalam dua skenario yang berbeda

    Masalahnya, aku bersikeras menjadi bagian dari kisahmu, tapi tidak pernah mampu


    Bogor, 25 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Bisakah kau jawab pertanyaan ini? Satu pertanyaan sederhana saja. Aku hanya ingin hidup bebas tanpa menerka-nerka.

    Dalam perjalanan panjang kita, pernakah sekali saja terlintas di pikiranmu untuk memilikiku?



    Bogor, 24 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku merindukanmu sejak tubuhmu menghilang di tengah gerimis malam itu. Aku merindukanmu sejak saat itu hingga detik ini. 

    Wahai hati bersabarlah, aku tengah berunding dengan waktu




    Bogor, 23 Januari 2018
    Azifah Najwa








    Tahun lalu, kita menghabiskan malam bersama, kau menemaniku yang ketakutan, kau ingat? Kurasa tidak, ingatanmu sungguh buruk

    Dan sekarang, aku di sini dan kau di sana, menembus malam, mengumpulkan pundi-pundi uang
    Continue Reading

    Dari banyak lagu dan musik merdu aku lebih suka suaramu. Dari banyak buku yang aku baca, aku lebih suka kalimatmu di setiap pesan singkatmu

    Terima kasih sudah menelponku😊😊


    Bogor, 22 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Malam ini ingatanku melesat ke 22 Januari
    tahun lalu. Waktu itu Purwokerto dibungkus hujan, selepas sholat maghrib, aku membuka pesan WhatsApp dan mendapati kabar dirimu kecelakaan. Lalu bergegas, entah akan ke mana, ke Purbalingga atau ke RS. Margono, entah mana yang harus aku percaya, orang yang menemukanmu dan mengabarkan keadaanmu di grup WhatsApp atau pikiranku sendiri. Rasanya baru dua hari lalu aku bertemu denganmu yang hendak ke kampus, rasanya baru minggu lalu kau bertanya bagaimana kabar tikus-tikus penelitianku tapi lupa aku balas karena sedang dalam perjalanan ke Surabaya, waktu itu semua rasanya baru kemarin.

    Kematian memang sangat dekat, bahkan terlalu jauh jika harus dibandingkan hari ini dan kemarin. Bukankah kemarin tak akan kembali? Sedang kematian?

    Aku rindu dipanggil Einstein, ditanya kabar olehmu, diajak berbalas tulisan denganmu, aku sungguh rindu..



    Bogor, 22 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Berapa kali ingin menyerah? Berapa kali ingin memutar balik arah? Berapa kali ingin selesai padahal baru memulai?

    Berterimakasihlah pada dirimu hari ini, karena bersedia berjuang dan mau menyelesaikan lika liku yang meresahkan

    Sabar, beberapa bilangan purnama lagi sembari mempersiapkan ikhtiar dan do'a terbaik❤




    Bogor, 21 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Percaya saja.
    Jarak itu mempererat rindu.
    Mempercaya temu dan yakinmu.


    Bogor, 20 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Rindu itu dungu
    Meski sudah dijelaskan berjuta kali
    Ia tetap tak mengerti apa itu jarak


    Bogor, 19 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Baru kemarin ditanya, keseharianmu ngapain aja, lalu aku jelaskan, nampak membosankan untuk kehidupan manusia normal. "Ga ngerajut lagi?," tanyamu. "Bahan-bahannya di rumah." Lalu aku memutar otak, mengingat apa lagi keahlian yang aku miliki dan memutuskan untuk menulis fiksi, mengirimkannya ke berbagai media, singkatnya aku ingin ikut lomba-lomba, lagi.

    Dan sore tadi, pimred majalah remaja di mana aku biasa mengirimkan naskahku tujuh tahun lalu menghubungi, bertanya, kapan aku siap menjadi kontributor lagi..


    Apakah Bogor dekat sekali dengan arsy-Nya?



    Bogor, 18 Januari 2018
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    Ada yang hingga dini hari ini masih di jalan, mengais rizkiNya

    Semoga selalú Allah yang menjaga dan menjadi tujuanmu..



    Bogor, 17 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Merindukanmu?

    Bagaimana bisa semenyeramkan ini.



    Bogor, 16 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    "Aku akan belajar lagi, tapi untuk itu aku butuh kamu" -Habiburrahman El Shirazy

    Menjadi diri sendiri itu menyenangkan. Bebas menjadi diri sendiri. Pergi ke mana pun kamu suka. Melakukan apa pun yang kamu mau. Tidak perlu khawatir dengan orang lain. Mereka pun bebas berspekulasi. Bertahun aku sendiri, dan begitu menikmati.

    Tapi berubah lebih baik itu perlu. Melawan kebiasaan buruk. Menurunkan ego. Membuat bahagia orang lain. 

    Dan untuk itu aku butuh kamu :)



    Bogor, 15 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Orang-orang jahat adalah orang-orang yang pernah kecewa. Entah dikecewakan orang lain, keadaan, atau bahkan dikecewakan oleh pikirannya sendiri.


    Bogor, 14 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Seperti gambar, tulisan adalah kapsul waktu, yang dapat membawa kita kembali mengenang. Mulai dari yang sangat ingin dikenang, hingga yang sangat ingin dilupakan. Mulai dari tanggal hingga kejadian.

    Aku suka menulis. Dimanapun. Kapanpun. Dan rasa-rasanya semua tempat dan waktu di Bogor adalah kombinasi yang tepat untuk menulis.

    Banyak hal baru yang akan tengah aku rencanakan dan sedang aku jalani tahun ini dan aku ingin membuatnya rapih terpatri dalam jurnalku~




    Bogor, 13 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Ketika waktu mempermainkan rindu, bersabarlah jangan menyerah.

    Bukankah hubungan jarak jauh memang seperti itu? Tidak ada lagi malam-malam yang dapat dihabiskan berdua, tidak ada lagi waktu untuk dapat mengunjungi berbagai tempat bersama, tidak ada kamu kapan pun aku mau, tidak ada aku kapan pun kamu mau.

    Percayalah, aku tengah berunding dengan waktu, membuat hari hari berlalu dengan cepat untuk bisa menujumu.


    Bogor, 12 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku mengembangkan senyum terbaikku. Mencoba menikmati setiap waktu yang berjalan kala itu. Mencoba berdamai dengan kenyataan yang tidak selalu baik. Mencoba berhenti mengira, kapan perjalanan seperti itu dapat aku -dan kamu- lakukan lagi.

    Senyum itu, yang tidak pernah disadari arti dibaliknya adalah drama yang kuperankan dengan baik


    Dua minggu lalu kita masih main bareng ya, minggu lalu juga masih bareng terus, hari ini? Aku di mana, kamu di mana~

    Kapan ngajak aku main lagi?



    Bogor, 10 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Karena mendengar suaramu tak lagi bisa aku lakukan setiap hari, melihatmu, memelukmu, juga mencium aroma tubuhmu.

    Percayalah, 10 menitmu dapat merubah hariku. Aku ingin dunia tahu,  malam ini aku bahagiiaaaa :'))


    Bogor, 9 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Bogor ternyata dingin, Bu, dan aku tidak memakai selimut saat tidur, aku memang tidak suka memakainya dan juga tidak membawanya. Nyamuk di sini juga lumayan banyak. Tapi seperti kata ibu, tidurku seperti batu, aku tidak terganggu, hanya saat bangun ternyata kakiku bentol-bentol.

    Semalam saat terbangun, aku membayangkan ada selimut yang telah menutup tubuhku. Ternyata aku lupa, Bu, tidak akan ada lagi ibu yang masuk ke kamarku tengah malam untuk menyelimutiku. Memastikan dingin dan nyamuk tidak mengusikku. Memastikan tidurku nyenyak. Atau terkadang tidur disebalahku, memelukku, sambil menciumku berkali-kali.

    Hari ku di sini masih panjang, Bu, do'akan aku ya Bu. 



    Bogor, 8 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Penyesalan memang tak pernah datang di awal.

    Kemarin sebelum berangkat Allah takdirkan untuk aku bertemu ibu lebih dulu. Tidak lama, hanya 10 menit. 10 menit yang tadinya ingin aku gunakan untuk meminta maaf, atas lakuku selama ini, atas sikapku yang sering tak hormat, atas kataku yang sering melukai perasaanya, atas apa apa yang ibu perintahkan dan sering aku abaikan, tapi yang aku lakukan hanyalah menangis. Dipelukan ibu. Sembari mengingat kapan kali terakhir aku menangis di pelukan ibu. 

    Aku tidak suka menangis di depan ibu, tapi rasanya hari kemarin beda. Aku seolah akan pergi lama dan jauh, aku tidak tahu kapan aku pulang, aku tidak tahu kapan lagi aku bisa berbakti padanya, aku hanya membayangkan aku tak lagi bisa menatap wajahnya, mencium baunya, melihatnya pulang kerja, mengantarkan dan menjemputnya, membersihkan wajahnya, menyetrikakan bajunya sambil mendo'akannya, tidur di kamarnya, aku suka sekali tidur di kamar ibu.

    Hari ini aku pertama kos di tempat baru, Bu, empat tahun lalu, ibu mengantarkanku, menatakan kamar dan bajuku, membawakanku ini-itu, memastikan aku hidup baik untuk 4 tahun ke depan. Tapi hari ini aku sendiri, Bu, benar-benar sendiri, tak ada yang menatakan kamarku, tak ada yang menatakan bajuku, aku bahkan harus melakukan perjalanan seorang diri, Bu...

    Ya Allah, ampuni aku, beri aku kesempatan untuk dapat berbakti lagi padanya, membahagiakannya, membuatnya bangga, ya Allah, ampuni hambaa....


    Bogor, 7 Januari 2018
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    Tadi aku ke pertigaan, ke tempat sunat, tepat saat aku biasa mengantarkanmu sarapan, sambil membayangkan kau yang datang dengan mata masih terkantuk-kantuk, bertanya masak apa aku haru ini, bicara sepatah dua patah kata, bercerita apa yang akan kau lakukan hari ini, lalu aku pergi. Aku juga ke depan rumah kosong, membayangkan kau menungguku, dengan muka pura-pura cemberut karena aku tak kunjung datang, kalau punya waktu lebih banyak aku juga ingin ke wifi id, ke warung soto pinggir jalan tempat biasa kita makan, ke WS, ke APS, ke tempat biasa, ke PMI, ke tempat-tempat yang biasa kita kunjungi. 

    Semalam aku ingin sekali menunggumu sebentar sembari melihatmu berangkat kerja, tapi aku takut jika tiba-tiba aku menangis, aku sungguh tak bisa menahannya, beruntung hujan turun, sehingga satu dua air mataku yang tak sengaja menetes saat aku duduk di belakangmu tak nampak olehmu.

    Penyesalan memang tak pernah datang di awal, dan rasanya aku menyesal sering membuatmu kesal, aku bertanya-tanya, apa kau bahagia berada di sampingku? Atau justru sebaliknya?

    Kau telah berhasil meruntuhkan egoku, untuk selalu merasa bisa segala hal sendiri, sekarang aku sungguh selalu merasa membutuhkanmu, rasanya aku menjadi tak percaya diri saat harus sendiri.

    Jaga dirimu baik-baik, jangan lupa sholat, jangan bangun siang, jangan lupa makan sayur, jangan lupa potong kukumu, sejauh apa pun tempatmu berdiri dariku, semoga kau ingat ada aku, yang harus kau jaga perasaannya .-.

    Sampai bertemu entah kapan itu :''


    Purwokerto, 6 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Begini saja, kita buat kesepakatan
    Aku pergi ke barat dan kamu ke timur
    Persiapkan ranselmu dengan baik
    Jangan lupa bawa jaketmu

    Sampai berjumpa pada titik yang telah Tuhan rencanakan
    Kamu percaya bahwa bumi itu bulat kan?
    Aku percaya.


    Selamat berjarak! :)


    Purwokerto, 5 Januari 2018
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    What am I for you?

    Kutipan dari sebuah film Pirrates of Carribean. Tentang adegan ketika seseorang yang kita cari selama ini ternyata adalah orang yang mengarungi perjalanan bersama kita. Sayangnya kita baru tahu saat di akhir cerita.

    Semua tentang kehilangan pasti tidak menyenangkan. Tapi kita harus paham betul tidak semua cerita berakhir bahagia. Terkadang akhir yang tragis membuat film lebih laris.

    Rasa-rasanya, aku jadi ingin bertanya, kau yang tengah terlelap di sebelahku, apa aku bagimu?



    Purwokerto, 4 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku pasti akan merindukan rumah dan segala isinya, merindukan masakan ibu, merindukan melihat ibu berangkat dan menunggunya pulang kerja, merindukan membantu ibu memasak sambil bercerita banyak hal, merindukan mengantar dan menjemput ibu pulang kerja, merindukan menyiapkan air untuk mandinya, merindukan mencuci dan menyetrikakan bajunya, merindukan membereskan kamarnya, merindukan aroma tubuhnya, merindukannya mencium keningku tiga kali setiap pagi, merindukan memotong kukunya, membersihkan wajahnya, merindukan membantunya memilihkan baju, merindukan ibu yang duduk di sebelahku untuk mendengarkan aku tilawah dan menegurku saat aku terlalu cepat membacanya. Aku akan merindukan itu semua, yang entah kapan aku dapat melakukannya lagi.


    Rasanya aku ingin menangis sejadinya, saat ibu mengirim pesan "Ibu sedih liat kamarmu..."

    Jangan pernah memintaku memilih, kau atau rumahku
     

    Purwokerto, 4 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Ah masih tentang aku dan kamu, bukan kita.


    Kebumen, 3 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Kami pernah sedekat tanggal 31 ke tanggal 1, pernah juga sejauh tanggal 1 ke tanggal 31

    Tapi bagiku kau masih sama


    "Bel, pingin jadi dokter apa?"
    "SPB"
    "Hah? Apaan tuh?"
    "Sarjana Pendidikan Bedah?"
    "Hahahahaa"
    Bela cuma cengo
    "Sp. B, maksudnya?"
    "Iya itu, yang kayak di RSnya Bapak, di plang dokternya ada dokter Sp. B"
    "Maksudnya Spesialis Bedah ituu"
    Bela cuma nyengir terus nulis namanya di kertas antrian bank, dr. Salsabila Najwa Iskandar, Sp. B. Aamiin!


    Dan itu ekspresi mukaku yang bikin Bela takut😂



    Kebumen, 2 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Sejarah memang tidak akan pernah bisa kita ubah. Sejangkalpun tidak mungkin. Maka apapun yang sudah tertinggal dibelakang, biarkanlah. Tidak perlu berlarut disesalkan

    Yang bisa kulakukan hari ini adalah mempelajari sejarah. Menjadikan yang kelam sebagai pelajaran agar tidak lagi tenggelam. Dan menjadikan sejarah pondasi dalam melangkah hari ini, agar tak salah kaprah

    Kali ini, akan kukerahkan usaha terbaikku. Hingga kelak, saat aku menengok ke belakang 10 atau 20 tahun lagi. Aku akan bangga pada diriku sendiri. Bahwa aku di masa lalu sudah berjuang

    Paling tidak di masa depan, aku tidak akan mengutuk diriku yang dulu


    Kebumen, 1 Januari 2018
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ▼  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ▼  Januari (32)
        • QC Team
        • Melebarkan Waktu
        • Kenapa Bukan Kau
        • Profesional
        • Typing
        • Tak Akan Lagi Kalah
        • Skenario
        • Sekadar Pernah
        • 07.38 p.m
        • Suaramu
        • 22 Januari 2017
        • Bersabarlah
        • Percaya Saja
        • Tak Mengerti
        • Sedekat Arsy-Nya
        • Kamu
        • Merindukanmu
        • Berubah
        • Kecewa
        • Jurnal 365
        • Berunding dengan Waktu
        • Drama
        • Telpon
        • Bogor
        • Mereka
        • Dandelion🌻
        • Kesepakatan
        • Apa Aku Bagimu?
        • Rumah
        • 01.34 p.m
        • dr. Salsabila Najwa Iskandar, Sp. B
        • 1 Januari 2018
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ►  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • SMANSA dan Sebuah Warisan
      SMANSA adalah satu dari 2 sekolah di mana saat aku diterima di dalamnya aku menangis. Iya, aku menangis, tentu bukan karena diterima di...
    • Jurnal 365
      Seperti gambar, tulisan adalah kapsul waktu, yang dapat membawa kita kembali mengenang. Mulai dari yang sangat ingin dikenang, hingga yan...
    • Drama
      Aku mengembangkan senyum terbaikku. Mencoba menikmati setiap waktu yang berjalan kala itu. Mencoba berdamai dengan kenyataan yang tidak s...
    • Berunding dengan Waktu
      Ketika waktu mempermainkan rindu, bersabarlah jangan menyerah. Bukankah hubungan jarak jauh memang seperti itu? Tidak ada lagi malam-ma...
    • Berjalan
        Kapan pun perjalanan membuatmu ragu, berhentilah sejenak, menepilah saja. Karena tak ada yang salah dengan memulai lagi segalanya. Mungkin...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top