Game
6:52 PM
Jika begitu banyak orang
mengupayakan segala cara hanya untuk sebuah kata –bahagia-, bagiku bahagia tak
serumit itu. Menghidupkan laptop kemudian membuka search engine -padahal tahu
tidak ada koneksi internet- hanya untuk menemukan game ini sudah cukup membuatku
tertawa bahagia.
Well, jadi beberapa hari terakhir
ini ospek dan gamais fair membuat saya ingin menyopot sejenak kepala ini. Lebay
ya, haha. Entah harus mengambil sikap apa, meskipun secara pribadi saya tidak keberatan jika
ospek di-handle pihak fakultas tapi secara
lembaga menyatakan sikap sepakat sepenuhnya tidak seharusnya saya lakukan.
Tidak ada pendapat yang salah,
begitu juga pendapat saya dan kalian. Alasannya sudah sudah sangat j e l a s, karena kemasan yang panitia
ospek buat, saya rasa sudah tidak relevan! -padahal saya penggerak
acarnya-. Untuk banyak kesempatan, saya sangat tidak suka dengan segala sesuatu
yang membudaya, iya kalau baik, kalau bisa membuat perubahan, kalau ga? Islam
saja mengajarkan kita untuk berkembang. Apakah masih relevan peserta ospek diminta menggunakan atribut yang justru tidak mencerminkan status mereka sebagai mahasiswa? Dan berbagai rentetan kebudayaan di fakultas saya yang saya rasa sudah tidak perlu dibudayakan lagi.
Lalu bagaimana konsidinya jika sudah seperti ini? Memutuskan walked out bukan sebuah keputusan. “Mau
bagaimana pun, kita maju kena, mundur kena, Bil,” Triyo said. “Yes, you’re
right, Yo!”. Tidak hanya itu saja. Karena kita juga harus memikiran kemasan
acara lain yang memiliki tujuan sama dengan ospek. Karena kita juga harus
memikirkan bagaimana nasib panitia ospek di tahun yang akan datang. Karena kita
juga harus memikirkan bagaimana BEM, ah tidak, kalau yang ini Triyo saja yang memikirkan,
haahaa
Dan selama ini kita baru mendapat
tekanan dari pihak fakultas, belum mendapat tekanan dari internal panitia. Jika
masanya tiba, Rabb, beri kami kepala yang lebih keras, hahaha
Terima kasih karena sudah menciptakan dan menempatkan game ini :D
0 komentar