Ospek; Riwayatmu Kini

4:00 PM

Ospek; Riwayatmu Kini
Nabila Faradina Iskandar


Ospek atau yang oleh Kemenristek Dikti disebut sebagai Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dalam surat edaran yang dikeluarkan langsung oleh kemenristek dikti disebutkan bahwa penanggung jawab kegiatan PKKMB adalah pimpinan perguruan tinggi, bukan mahasiswa. Hal ini membuat mahasiswa berang, saya yakin, untuk sebagian besar Fakultas telah menyiapkan agenda penyambuatan maba sejak jauh-jauh hari dan akan berdampak apabila agenda ini dibatalkan.

Pada kondisi ini mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif. Selain harus bisa meyakinkan pihak pimpinan PT, mahasiswa juga harus menyiapkan konsep yang jelas dan matang baik secara alur, tujuan, maupun follow upnya.

Tidak salah jika pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut, jatuhnya korban atau kegiatan yang mengarah kepada perploncoan serta pembodohan yang dikemas dalam agenda yang sering kita sebut masa orientasi sudah saatnya kita tinjau ulang, terutama dari segi pengemasannya.

Pembacaan secara global terhadap kondisi calon mahasiswa baru sangat perlu dilakukan. Pembacaan ini akan menghasilkan hipotesis; mahasiswa seperti apa yang nantinya akan menjadi objek agenda kita dan berimbas kepada pengemasan yang seperti apa yang harus kita bawakan, misal apakah masih relevan ospek kita bawakan dengan mengusung tema bertajuk kebangsaan sedangkan maba justru alergi dengan tema itu. Atau apakah masih relevan ospek kita bawakan dengan masih membudayakan senioritas yang justru hanya akan memperbanyak jumlah kaum intelektual yang hanya bisa takut kepada penguasa. Karena nantinya, cara mengemas kita akan memberikan andil besar terhadap keberhasilan goal setting, saya yakin para pegiat organisasi faham benar terkait hal ini.

Pembacaan ini perlu dilakukan agar kita tidak salah membaca zaman. Jangan-jangan kita mengaung-gaungkan diri sebagai agent of change namun ketika di masyarakat keberadaan kita justru tidak di butuhkan. Kita menyatakan diri sebagai kaum intelektual tapi metode yang kita gunakan justru tidak mencerdaskan.

Apakah mungkin, dalam waktu tiga hari dapat mentransformasi cara berpikir seseorang? Membentuk mental seseorang? Tentu tidak bisa digeneralisir!!



Nabila Faradina Iskandar
Departemen Kajian Strategis KAMMI Komisariat Soedirman
Departemen Kajian Strategis Ikatan Mahasiswa Muslim Pertanian Indonesia

You Might Also Like

0 komentar