Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home
    Selamat malam Purwokerto, menyapamu sebelum besok aku pulang ke Kebumen :)

    Berasa pulang lama aja, padahal minggu udah ditagih buat rapim :v

    Bil, pucet banget keliatannya?
    Iya, Res, aku lupa kalau terakhir makan aku kemarin siang  -___-

    Sejam kemudian...
    Bil, bahagia banget?
    Iya mba, bagiku bahagia itu sederhana, PKM udah dikirim misal :D

    Kemudian adzan maghrib, dan kita bergegas sholat berjama'ah, al ma'tsurat, kemudian menyelesaikan target tilawah satu juz kita

    Inilah keluarga, jangan tanya seberapa sering kita dibuat kecewa, jangan tanya juga lebih seberapa sering aku tertawa bahagia karenanya...

    Karena yang sudah kuat juga perlu dikuatkan
    Yang sudah faham juga perlu diingatkan

    Karena yang sehat juga bisa tiba-tiba sakit, tiba-tiba harus istirahat total, padahal itu sama sekali bukan rutinitasnya
    Syafakallah . .

    Udah mimisan, berarti toleransi tubuh saya udah maksimal
    "Rehat dulu, Bil, kasian tubuhmu," kata Stroberi

    Iya, besok kan aku pulang \:D/

    Jangan lupa bahagiaaaa


    Purwokerto, 29 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Saya pingin es krim, es krim stroberi, 1 cup saja
    Continue Reading

    Ada yang lupa ditulis saat kita bahagia. Kita lupa, bahwa kebahagiaan juga perlu diabadikan seperti luka.


    Rentang Tunggu, 29 Oktober 2015
    Azifah Najwa


    Continue Reading
    Perkenalkan nama saya Nabila Faradina Iskandar. Teman-teman TPQ, TK, SD, dan SMP saya biasa memanggil saya Dina, tapi berdasarkan hasil musyawarah saat kelas X dulu nama panggilan saya berubah menjadi Nabila, dan bervariasi menjadi Nabilo, Kubil, Nabil, Bila, bahkan Iskandar sejak saya kuliah. Tidak mempermasalahkan kalian panggil saya apa. Hanya saja saya paling suka dipanggil Fara. Kenapa? Karena itu panggilan dari ibu saya :D

    Sebenarnya saya ingin cerita, cerita apa? Cerita tentang dua adik saya. Ulfi Uswah Iskandar dan Salsabila Najwa Iskandar. Harusnya saya juga menceritakan dua kakak kembar saya, mungkin di edisi selanjutnya :)
    Ah iya, panggil saja mereka Ufi dan Bela. Kenapa Ufi? Karena dulu sejak saya punya adek dia saya sulit sekali melafalkan huruf "L" ditengah namanya, jadilah dia saya panggil U f i sampai sekarang.

    Saya bingung harus menceritakan apa tentang mereka. Yang jelas saya sedang rindu. Rindu dengan segala hal yang bisa kita lakukan bertiga. Rindu juga berbagi makanan dengan mereka. Pun rindu mempersilakan tamu pergi, eh. Hahaha

    Perangai kami bertiga berbeda sedikit sama sedikit berbeda. Ufi sangat lembut hatinya, lebih pendiam jika dibandingkan aku dan Bela, dia juga lebih sabar. Kalau kata ibu anak perempuan harusnya kaya gitu. Berbeda sekali dengan Ufi, Bela sangat jauh dari kata pendiam dan lemah lembut. Perangainya mirip sekali denganku, kata ibu. Keras. Tidak hanya sifatnya, tapi juga suaranya. Alhasil, dia yang meneruskanku menjadi pemimpin upacara, haha. Kami juga sama-sama sering diminta pidato, ditambah kemiripan nama membuat guru-guru tidak hanya di SD kami, di beberapa SD di kecamatan kami sulit membedakan mana Nabila mana Salsabila, jadilah beberapa kali saat diminta pidato di acara-acara gabungan SD-SD Bela lebih sering dipanggil Nabila, maaf ya Bel, nama mba lebih dahulu melegenda :p
    Diantara kami bertiga, Bela paling bisa baca puisi tapi juga paling tidak bisa menggambar.
    Untunglah aku pakai rok, Ufi jadi ikut-ikutan pakai rok, Bela pun juga pakai rok. Coba kalau tidak, entah jadi apa tiga anak ibu ini.

    Jika dari perangai kami berbeda, apalagi dari fisik kami. Kami sangat berbeda. Yang membuat sama, kami sama-sama perempuan, sisanya kami berbeda. Bela sempat mirip sekali denganku sejak kecil hingga kelas 2 SD, sekarang? Entah ibu beri makan apa anak itu, dia tumbuh begitu cepat. Ufi, sejak dahulu kami memang tidak pernah mirip. Bahkan teman-temanku sempat tidak percaya jika dia adekku, kejam. Tapi sungguh dia adek kandungku, itu pembelaanku dulu.

    Diantara begitu banyak ketidakmiripan kami, kami bertiga memilki mata yang sama. Ini yang membuat kami sekilas nampak mirip. Bulat dengan tatapannya yang tajam. Iya, dulu sebelum kacamata mines 4 bertengger di hidungku dan membuat mataku seperti mata ikan. Mata yang diwariskan bapak.

    Percayalah, meski tidak mirip kita pernah hidup bergantian di rahim ibu selama 9 bulan. Seharusnya kita berlima. Iya seharusnya berlima.


    Purwokerto, 27 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    A Little Love
    -Fiona Fung-


    Greatness as you
    Smallest as me
    You show me what is deep as sea

    A little love, little kiss
    A little hug, little gift
    All of little something, these are our memories

    You make me cry
    Make me smile
    Make me feel that love is true
    You always stand by my side
    I don't want to say goodbye

    You make me cry
    Make me smile
    Make me feel the joy of love
    Oh! Kissing you
    Thank you for all the love you always give to me,
    Oh! I love you

    Yes I do, I always do

    Make me cry
    Make me smile
    Make me feel that love is true
    You always stand by my side
    I don't want to say goodbye

    You make me cry
    Make me smile
    Make me feel the joy of love
    Oh! Kissing you
    Thank you for all the love you always give yo me,
    Oh! I love you

    To be with you....
    Oh! I love you


    Ini salah satu lagu kesukaan saya, yang suka nyanyi bisa ambil gitarnya atau ga nyanyi aja.  Dilanjut Our Happy Daysnya Justice Voice, jangan lupa bahagia ukh! Atas apa pun yang ada di dunia ini, kita pantas untuk bahagia. Yuk mari nyanyi lagi Nu, Mba Hasna~


    Raudhatul Jannah, 26 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Kita semua tau, adalah isi kepala dan hati yang membuat kita betah dengan seseorang. Bukan wajahnya.

    Sebab rupa akan hilang dan memudar seiring berjalannya waktu. Sedang akhlak, pemikiran, kecerdasan emosional ataupun kemurnian hati telah mampu menghadirkan perasaan nyaman dan betah.

    Tentang segala kesabaranmu, aku berterima kasih padaMu Rabb :)


    Dandelion, 26 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Untuk kesekian kalinya, love you :*

    Continue Reading

    Ada banyak hal yang berserakan disini, termasuk hati. Lalu kau datang begitu saja, membereskannya tanpa permisi. Aku berontak, mengusir kau pergi jauh-jauh dari aku. Namun kau tersenyum sambil memberiku jus strawberry, simbol perdamaian katamu.

    Esok harinya kau masih saja menata ulang setiap kepingnya, membuatnya kembali utuh meskipun tak pernah sama seperti baru. Aku tetap saja berteriak pada kau untuk tak perlu melakukan banyak hal padaku. Kau bilang, kau hanya tak sanggup melihat mataku yang sayu, mukaku yang pasi.

    Suatu senja, kau bertanya padaku apa yang aku lakukan kala aku sendiri dengan kepingan hati yang berserakan. Ku bilang, aku mengadu pada Tuhan, memohon diberikan yang paling baik dan paling sabar menghadapi aku.

    ...........

    Hei, apakah kau adalah jawaban Tuhan atas doaku kala itu?


    Dandelion, 24 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Selamat dini hari. Mari menata rindu lagi :)
    Selamat sahur untuk yang shaum :)
    Continue Reading

    Kan melangkah kaki dengan pasti
    Menerobos segala onak duri
    Generasi baru yang telah dinanti
    Tak takut dicaci tak gentar mati

    Shoutul Harokah
    Gelombang Keadilan


    Saat aku berfikir aku tengah menjadi manusia paling keras kepala di dunia, pinjem kata-katanya Ibroh, "ane pingin nyebur laut rasanya". Ya Rabb, maafkan hamba yang belum mumtaz menjalani ujian-Mu.

    Ditengah heroiknya mempersipakan DM2, musang Gamais, dan Pemira. Isu Jokowi tak lagi menarik Mba Mels, lebih asyik kajian Quo Vadis Gerakan, -yang makalahnya entah kapan aku selesaikan :D-

    Mengapa aku harus DM2?
    Mengapa aku nekat daftar DM2 waktu itu?
    Dengan kondisi seperti sekarang? Otak yang kosong dan ruhiyah yang amburadul?

    "Kamu sedang mencari pembelaan kalau kamu ga harus berangkat DM kan, Bil?," Stroberi mengingatkan

    "Eh, bukan begitu."

    "Lalu apa? Mba Dina, Mba Hanifah, Mba Meli saja bilang, berangkat saja! Kamu akan selalu merasa otakmu kosong entah kamu akan berangkat DM 2 kapan!"

    "DM2 hanya perangkat pembinaan. Apakah 5 hari ditambah proses DM2 akan metransformasi  cara berpikir seseorang? Tentu tidak bisa digeneralisir!"


    Bermalam-malam aku berpikir. Apa yang membuat kata DM2 begitu ditakuti? Olehku dan beberapa kader AB 1 KAMMI? Bedanya dengan DK 2? Bedanya dengan DK 3? 


    "Kamu akan menemukan suasana diskusi yang berbeda, Bil," Mba Meli mecoba mengiming-ngimiku. 


    Sedikit demi sedikit konflik batin mulai terpecahkan, meski bukan terselesaikan. Baiklah aku menyerah. Tentu bukan karena iming-iming diskusi yang memang berbeda. Setidaknya jika tidak bisa mengisi gelas-gelas yang lain, gelas yang aku bawa akan terisi. Egois sekali ya? Juga bukan mutlak karena alasan aku harus DM2 sebelum menjadi mapres #eh
    Biarlah Allah yang menjaga alasanku.


    Dan kegelisahan adalah bentuk kekecewaan dan kepedulian. Di titik ini aku kembali memikirkan, ke mana Gamais akan dibawa? Akankah menjadi lembaga dakwah tanpa dakwah atau hanya lembaga dakwah dinamis tanpa ruh dan militansi.... ?


    Purwokerto, 23 Oktober 2015
    Nabila Faradina Iskandar

    Calon peserta DM 2 Sleman
    Continue Reading

    Mba Hasna: Bil, selai strawberrymu masih ga?

    Nabila: Masih, Mba. Di kulkas noh.

    Mba Hasna: Masih enak. Seger loh.

    Nabila: Selamat, pagi ini Anda telah mengonsumsi selai rendah IG. Cocok sekali untuk Anda yang ingin diet. :p

    Mba Hasna: Rrrrrr, lempar piring nih

    Nabila: Kabuuur..

    Mba Hasna: Heh aku lupa, kalau rendah IG gimana deh

    Nabila: Makanan yang rendah IG itu baik untuk kesehatan, apalagi untuk mempertahankan kadar gula darah, kenapa karena IG berpengaruh terhadap penyerapan gula darah ¥£^*%+#*3+@-$+$(#-$*. Jadi selai ini cocok untuk penderita diabetes.

    Mba Hasna: Oooohhh

    Nabila: Iya

    Mba Hasna: Dulu beras analogmu juga buat diabetes ya.

    Nabila: Iyap

    Mba Hasna: Kamu ahli pangan spesialis diabetes deh, Bil!

    Nabila: Aamiin ya Allah (peluk mba Hasna)


    Itu foto selai strawberry yang kami klaim rendah IG. Mengapa? Karena kami buat dengan menggunakan gula kelapa, bukan gula tebu. Selain, serat pada buah strawberry juga masih kami pertahankan. Bisa dikonsumsi untuk para diabetik, atau kalian yang tidak ingin menderita diabetes. Sekalian mengurangi impor gula pasir sekalian jaga kesehatan, ingat, you are what you eat ;)


    Laboratorium, 20 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Laboratorium a.k.a d a p u r  xD
    Karena labnya anak pangan ya di dapur :p
    Continue Reading
    Puncak kesabaran adalah saat engkau memilih diam, padahal dihatimu ada luka yang sedang berbicara.
    Dan puncak kekuatan adalah saat kau tersenyum, padahal ada selaksa air mata yang terbendung.


    Purwokerto, 19 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Kau bertanya apa yang aku lakukan satu minggu ini?

    Tidak ada yang berbeda dari minggu-minggu lalu, kuliah seperti biasa, menyelesaikan PKM, mengurus LKTI, ke kebun strawberry, final LKTI, dan flu.

    Bedanya...
    Kau tidak di sini
    Aku jadi rindu
    Aku jadi tidur memakai jam

    Kenapa?

    Kan sudah aku bilang, aku r i n d u.


    Diary, 18 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Hasil keabsurdan ngobrol dengan enzim pangan ×_×
    Maaf zim, satu minggu ini saya belum belajar
    Continue Reading

    Ada hela napas yang menenangkan pagi tadi kala terbangun dari tidur, karena rasa syukur yang teramat tentang bertemu denganmu lagi.

    Ada langkah kaki yang terasa ringan pagi tadi kala melangkahkan kaki karena tau kemana aku harus menuju.

    Ada senyuman paling tulus menyapa mentari tadi pagi
    Ada tawa paling ceria
    Karena betapa bahagianya bahwa hari ini hari minggu

    Tau kenapa?
    Pokoknya karena hari ini hari mingggu.
    Hari ini sudah lewat satu pekan dari hari minggu lalu. Hari ini sudah melawan waktu kemudian menawan rindu sejak minggu lalu.

    Yang jelas, hari ini hari minggu :D
    Yeay!
    Jangan lupa bahagia :D


    Dandelion, 18 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Bismillah...
    Happy milad Faperta :)

    Hari ini saya belajar lagi tentang hakikat bahwa Allah memberi apa yang kita butuhkan.
    "Pokoknya kita harus menang buat gantiin tripod mas!"
    Iya itu yang saya katakan berkali-kali. Pokoknya saya harus menang!
    Hamdalah, tim kami menjadi salah satu dari 6 besar. Dan benar, hadiahnya kami gunakan semua untuk mengganti tripod.
    Tidak perlu saya ceritakan ulang betapa kurang persiapannya presentasi kami kemarin. Tidak hanya presentasi naskah juga.

    Pengalaman adalah guru terbaik! Lupakan yang lalu. Saatnya mempersiapkan untuk final LKTI tanggal 8 November nanti!

    Dan sepertinya harus rehat sejenak dari LKTI...
    Sudah ditegur ibu, bapak, mba hasna, kau juga.

    Mikirin PKL lah :'D
    Persiapan seleksi mapres 2016! Bismillah!

    Purwokerto, 17 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
      dari kiri ke kanan: Ella, Fikri, Mariyani, Nabila
    (akhwat yang pingin narsis tapi tertahan.red)

    Sepotong Episode
    -Edcoustic-

    Sebuah kisah masa lalu hadir di benakku
    Saat kulihat surau itu
    Menyibak lembaran masa yang indah
    Bersama sahabatku

    Sepotong episode masa lalu
    Episode sejarah yang membuatku kini
    Merasakan bahagia dalam diin-Mu
    Merubah arahan langkah di hidupku

    Setiap sudut surau itu menyimpan kisah
    Kadang kurndu cerita yang
    Tak pernah hilang kenangan
    Bersama mencari cahayamu....


    Malam ini ada yang iseng muter lagu ini. Seketika, ingatanku langsung melesat jauh ke masa itu. Tentang Jundullah Community. Tentang Rohis SMANSA. Tentang surau yang tak lagi nampak seperti itu. Ingat benar, setiap hari selepas pulang yang kami lakukan adalah meramaikan masjid ini. Piket harian. Beresin mukena. Bersiin tempat wudhu. Jaga perpustakaan. Tahsin. Halaqah. Atau kadang numpang tidur. Tempat paling enak buat ngadem kalau lagi jam kosong. Tempat mabit yang paling aman. Saya rindu! Rindu kalian! Semoga kita masih menjadi insan-insan yang menebar manfaat bagi yang lain. Sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi yang lain kan? Begitu kata para murobbi murobbiyah kami.

    Selamat tengah malam. Selamat berdamai dengan rindu yang sampai atau tidak pada pemiliknya :)



    Purwokerto, 17 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    lap ingus --' 
    Continue Reading

    Bismillah...
    Masih di temani strawberry yang sedang bersusah payah menjadi selai. Maaf ya, sebenarnya tidak tega memaksamu menjadi selai. Kau tau kan, diantara begitu banyak olahanmu, aku paling tidak suka selai strawberry. Masam. Membuatku sedih. Membuatku tidak ada lagi yang menghibur. Iya, karena manismu membuatku tenang. Membuatku beku. Laikanya mint es krim yang membekukan lidahku

    Ah iya, selain strawberry malam ini aku juga punya kisah tentang Golden Jaket. Ah iya, kalian, dulu kursi itu adalah kursi yang sangat saya impikan. Dan sekarang, kursi ini adalah kursi yang pernah diimpikan begitu banyak orang.

    Jadi? Kau mau aku ajak ke mana lagi? Orasi ilmiah di pelbagai daerah di pulau jawa sudah. Orasi di mimbar debat sudah. Orasi di jalan sudah. Ah iya, kau belum aku ajak ke luar pulau jawa ya. Belum juga masuk ransel untuk dibawa ke negara tetangga. Berharap boleh kan? Siapa tahu besok aku bisa mengajakmu main ke pulau sebrang. Siapa sangka lusa kita bisa foto di hamparan salju, dirimbunnya bunga sakura, diantara reruntuhan daun maple, atau di bumi para syuhada. Ah Palestine, hape dsb memang made in China, tapi untuk keberanian hanya made in Palestina! Allahumafirlahu..


    Purwokerto, 15 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Sudah lama aku menunggu hari ini, menunggu pertemuan. Meski aku faham, tidak semua pertemuan menyatukan. Malah hakikatnya setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Bukankah kita dulu juga begitu? Dipertemukan kemudian dipaksa keadaan agar dipisahkan. Tapi tak perlu khawatir bukankah banyak kepastian yang hanya bisa ditemukan dalam pertemuan, kan?

    “Kamu tidak berubah?," katamu.

    “Tidak ada yang berubah, kecuali waktu," ujarku.

    “Mengapa datang lagi?,” tanyamu lagi.

    “Karena tidak ada yang berubah."

    Kemudian kita berjalan menyusuri pematang. Daun-daun pepohonan berguguran, seperti waktu-waktu yang ternyata sudah begitu banyak terlewati. Angin menghembuskan ketenangan. Dan aku, aku seperti biasa berjalan sambil sesekali memejamkan mata, melihat ke arah langit dengan mata terpejam dan menghirup nafas dalam-dalam. Tidak ada yang berubah.

    “Mengapa tidak berubah?.” tanyamu.

    “Aku tidak punya sebab untuk mengubahnya."


    Serang, 14 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Kisa gadis strawberry dengan strawberrynya.
    Continue Reading
    Bil, kenapa tulisan-tulisanmu di blog tentang Dandelion?

    Karena aku suka bunga itu.

    Karena itu?

    Iya.

    Filosofinya?

    Aih, beberapa hari ini otakku sudah cukup bebal membahas berbagai hal yang fundamental, tentang tulisan-tulisanku juga harus aku sampaikan secara fundamental?

    Tentang apa tulisan itu?

    Tentang apa yang aku cintai.


    Kemudian dia typing lama sekali.....
    Then, offline tiba-tiba, k e b i a s a a n! :/


    Purwokerto, 14 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Kebaikan itu magis. Kita senang melihat perbuatan baik. Kita senang pada orang yang berbuat kebaikan. Orang baik punya daya tarik.

    Kita pun boleh jadi mencintai seseorang karena dalam pandangan kita, orang tersebut baik. Tak peduli jika orang lain tak sepakat dengan kita. Kita selalu bisa melihat sisi baik dari orang yang kita cintai. Dan berharap kita bisa membuat orang lain juga bisa melihat sisi baik tersebut.

    Mencintai orang baik seperti mudah. Ada banyak hal yang bisa kita kagumi darinya secara spontan. Semua orang akan berpikir kita begitu beruntung memilikinya sebagai seseorang yang dicintai.

    Tapi, pada kenyataannya tidak selalu semudah itu. Sungguh, tidak semudah itu.

    Mencintai orang baik berarti memahami bahwa kebaikannya dibutuhkan oleh banyak orang. Bukan hanya oleh kita. Sebagai konsekuensi dari menjadi orang baik, tentu ia juga disayangi oleh banyak orang. Bukan hanya oleh kita.

    Kita tahu bahwa ia baik bukan hanya pada kita. Tetapi pada semua orang. Itu berarti selain ia sebagai kekasih yang baik, ia pun seorang anak yang berbakti pada kedua orang tuanya, teman yang suka membantu, pelayan masyarakat yang mengayomi, pekerja yang profesional, juga pemimpin yang berdedikasi.

    Mencintai orang baik berarti memahami bahwa di hatinya bukan hanya ada kita. Hatinya memiliki banyak ruang untuk mengasihi banyak orang. Waktunya dibagi kepada banyak orang yang membutuhkan. Akalnya digunakan untuk memikirkan banyak orang.

    Mencintai orang baik juga berarti memahami bahwa kita tak bisa egois dan berpikir bahwa ia milik kita. Karena akan selalu ada celah-celah yang dimanfaatkan para penggoda untuk menghembuskan perasaan iri dan cemburu. Hmmm....

    Sejak detik pertama, mencintai orang baik berarti rela. Rela untuk tidak selalu jadi yang utama. Rela untuk mendukung tanpa keluh kesah. Rela untuk mendoakan tanpa lelah.

    Dipersatukan dengan orang baik ibarat mendambakan hujan. Kita tak bisa memintanya untuk jatuh di halaman rumah kita saja…



    Semoga selalu Allah yang menjaga dan menjadi tujuanmu. Tentang keputusanmu, aku dukung apa pun itu.
    Love you :)


    Dandelion, 14 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Continue Reading
    Sudah beberapa bulan ini aku merasa kesulitan tidur di malam hari. Ah, tidak, sejak SMA aku memang sudah menderita ini, sulit tidur di malam hari. Tidur terlalu larut malam, menjelang pagi malah, kemudian bangun pagi. Mengurus entah apapun yang bisa diurus, bersyukur, ada jam malam, jadi aku harus segera pulang sebelum motorku berubah menjadi labu.

    Lebih parah lagi dua minggu ini. Duniaku seakan hanya pada buku, jurnal ilmiah, leptop, dan hape. Setiap saat aku bercakap dengan mereka. Menerjemahkan kata dibalik layar-layar mereka yang tak timbul.

    “Itu membuatmu mengerikan, Bil!" kata Nurini.

    Iya. Tentu saja. Kau memahamiku, Nu.

    Beberapa isu di kampus membuatku semakin berpikir liar. Ditambah lagi persiapan DM 2. Persiapan musang Gamais. Dan persiapan apply paper, harus terbang!

    Sejenak aku bertanya, "kapan terakhir setoran hafalan, Bil?" Jika tidak salah ingat setelah libur lebaran sebelum ospek. Sudah lama sekali ya.

    Faghfirlana...

    Sudah malam. Tiga menit lalu Nurini masih bertanya bagaimana menuliskan pendanaan di LPJ, eh aku panggil yang terdengar tinggal deruan laptopnya.

    Dan tiba-tiba...

    Begitu buka whats app, aku seperti menemukan kembali kepingan perasaan Desember lalu, sama, persis.


    Purwokerto, 13 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Segeralah hari minggu! Udah ada yang janjiin mau ngajak jalan-jalan, yeay! \:D/
    Continue Reading
    [10/12, 23:45] Aku ingin menjadi kematian bagimu, yang kau kenali dan setelahku kau tak akan mengenal apa-apa lagi.
    Tapi aku lebih ingin menjadi kehidupan bagimu, yang kau kenali dan setelahku kau akan mengenal semuanya

    [10/12, 23:48] pandanglah aku dengan matamu yang terpejam.... dengarlah aku dengan telingamu yang tersumbat... katakan padaku dengan mulutmu yang terbungkam... rabalah aku dengan tanganmu yang terikat... tapi rasakan aku dengan hatimu yang terjaga.....

    [10/12, 23:52] maafkan aku yang telah mencuri sepercik api dari pandang matamu. dengannya kubakar ranting ranting harapan dan mimpi, menerangiku dalam gulita kelinglungan, menghangatkanku dalam kebekuan dunia. maafkan aku yang masih menggigil dalam damba. maafkan aku yang terus bersimpuh padamu sebagai hamba. wahai berhala keemasan di kuil hati..

    [10/12, 23:56] peran apalagi yang harus kumainkan? adegan apalagi yang harus kuperagakan? sekian kali kau berkedip, berulang kali mengerling. tanpa kau tahu, kelopak matamu adalah layar pentas drama kehidupanku....

    [10/12, 23:58] tiada naungan dari derasnya rindu, kecuali gubuk kesabaran beratapkan sulaman bayang indah senyum sang penawan jiwa...


    Ada yang malem-malem iseng ngirim beginian. Siapa yang jadi ga kangen coba --'

    Cepetan pulang, titik!


    Purwokerto, 13 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Karena ukuran-ukuran kita tak sama...

    Setelah minggu lalu teman-teman sekelas saya berkomentar tentang baju, rok, dan jilbab yang saya pakai, yang kata mereka selalu matching, seharian ini komentar teman-teman sekelas adalah tentang sepatu saya yang katanya selalu girly dan awet.
    Fyuuh~
    Dasar perempuan ya, comel banget :v

    Tapi ada pelajaran yang saya ambil dari sepatu hari ini, tentang ukuran. Ukuran yang tidak sama. Iya, karena ukuran-ukuran kita tidak sama.

    Umar bukan Utsman, dan demikian juga sebaliknya. Keduanya memiliki karakter yang khas. Seorang jagoan yang biasa bergulat di Pasar Ukazh, yang tumbuh di Bani Makhzun nan keras dan Bani Adi nan jantan, yang nyaris pernah membunuh Rasulullah, ia telah menjadi pemimpin orang-orang mukmin. Tentulah dengan sifat-sifatnya yang keras, tegas, bertanggung jawab, dan ringan turun gelanggang.

    Utsman, lelaki pemalu yang datang dari keluarga Bani Umayyah yang kaya raya dan terbiasa hidup nyaman. Umar tahu itu. Maka tak dimintanya Utsman ikut turun di antara sengatan matahari bersamanya mengehar unta zakat yang melarikan diri. Itu bukan kebiasaan Utsman. Kedermawananlah yang menjadi jiwanya. Yang dijadikannya cara membela agama-Nya.

    Mereka berbeda.

    Bagaimana pun juga, Anas ibn Malik bersaksi bahwa Utsman berusaha keras meneladani sebagian dari perilaku mulia Umar sejangkau jangkauan dirinya. Hidup sederhana misal. "Suatu ketika saat Utsman berkhutbah di mimbar Rasulullah," kata Anas, "Kuhitung tambalan di surban dan jumlahnya dan kutemukan tak kurang dari tiga puluh dua jahitan"

    Seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya, memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti. Memaksakan sepatu besar untuk kaki yang mungil akan merepotkan.

    Sekali lagi, karena ukuran kita tidak sama, jangan memaksakan. Berilah nasihat untuk mereka yang sedang diberi amanah untuk memimpin ummat. Tetapi jangan membebani dengan membandingkan kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Berilah nasihat untuk mereka yang sedang diamanahi kekayaan. Tetapi jangan membebaninyaa dengan kisah berinfaqnya Abdurrahman bin Auf. Berilah nasihat kepada mereka yang berilmu. Tetapi jangan menuntutnya menjadi Zaid ibn Tsabit yang menguasai bahasa ibrani dalam empat belas hari.

    Karena ukuran kita tidak sama...


    Karena saya ngefans sama Umar, Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz. Kalau anak saya laki-laki, pasti saya kasih nama Umar :D

    Karena sepertinya perlu ada rekayasa sosial untuk Faperta, melihat fenomena yang ada dan kesalahan berpikir yang terlanjur mandeg .-.


    Purwokerto, 12 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Hari ini belajar banyak tentang mengambil keputusan

    Pertama, setelah lama sekali merundingkan ini dengan Ulfi, finally, jilbab ...... siap launching. Masih nyari nama yang pas buat produk kita. Disela-sela bikin katalog jilbabnya juga sambil ngramein blog, biar ga berkarat, sekalian promosi, siapa tahu pembaca setia blog Catatan Einstein ada yang minat pesen. Tapi masih di persiapkan launchingnya, produknya juga masih kami batasi jilbab bergo dan segi empat. Kalau punya modal lebih semoga bisa nambah produk yah :3

    Lagi nyari model juga, kan ga lucu kalau aku yang jadi modelnya, ga siap sebenernya kalau mukaku harus dipampang di mana-mana :|

    Lagi suka wirausaha, setelah bisnis sarung tangan motor udah mulai punya reseller, ciyeee, sekarang belajar wirausaha yang lain. 9 dari 10 pintu rizki kan dari berdagang, Rasulullah saja berdagang ;)
    Be the next khadijah! Aamiin

    Buat ibu yang suka kepo di blog anaknya ini, bantuin dagang ya :D :*

    Jangan tanya ya kenapa ga wirausaha di bidang pangan, islam kan syumul, menyeluruh, belajar pangan belajar tentang elemen penting dari sebuah kehidupan, "you are what you eat"
    Jadi maaf, kalau ngobrol sama anak pangan agak ribet, jangan heran kalau aku makannya lama, setiap apa yang terjadi di makanan, mulai dari pengolahan dan penyerapan gizi di tubuh kami pelajari, salah satu aplikasinya ya saat kita makan :D

    Kedua, tempat PKL! Kemarin bingung belum ada tempat PKL sama sekali, giliran ada 3 tempat yang siap bingung juga. BPPT, aaaaaaa, pingin banget! Udaah ngidam dari kapan tau, belum lagi pembimbingnya profesor, siapa yang ga mupeng coba .-.
    Tapi Bogasari gimana? Udah fix loh, senin tinggal kirim surat .-.
    Takasago si ga terlalu prefer, perusahaan multi internasional padahal, cuma gimana, ga ada feel

    Ketiga, bismillah, memutuskan siap DM2! Udah daftar. Rrrrrr.... ga mau berangkat dengan otak kosong, udah baca beberapa buku, tapi kok ya masih belum ada apa-apanya ya otaku. Kata mba Mels si emang DM2 akan membuatmu merasa bodoh. Kemudian diam, merenung, dan kepalu, hiks, diperparah dengan bapak galon yang tiba-tiba ngetuk pintu kosan, lengkaplah kaki jadi korban, untuk kotak P3K di kamar udah lebih mirip apotik wijaya .-.

    Dan tetiba ada temen yang mau nikah minta bikinin desain undangan, heeh mikirin perasaan sini sih, #eh, gapapa iya aku bikinin desainnya, especially for you :3


    Udah malem, saatnya produktif!

    Purwokerto, 11 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    "Aku sedari dulu selalu merasa cukup memandangmu dari sudut sini. Dari balik dinding hatiku yang kadang runtuh diterpa sapa, atau sekedar senyum. Menghayati sesosok bidadari dari sisi paling tidak manusiawi. Kala kau menatap, itulah kalaku harus terpejam, aku tak sanggup. Kala kau bersuara adalah kalaku harus menutup telinga, atau menjauh, atau bersembunyi dibalik dinding paling kedap suara yang bisa kutemui. Engkau adalah sejumput keindahan dari milyaran anugrah tuhan, representasi keteduhan tak berperi...."


    Iseng buka diary nemu tulisan ini. Dikirim tahun lalu. Ternyata ini tulisan juga ada di wordpress yang udah lumutan - :p -

    Aku selalu senang setiap kali ada orang yang memberiku hadiah tulisan, lebih lagi kau yang menulisnya.
    Pasti akan aku abadikan. Jika tidak aku tulis ulang di diary, aku screenshoot, dan akan aku baca berulang-ulang setiap kali aku rindu.

    Seperti sekarang ini misal.

    Jaga kesehatan ya, tatap matamu tadi pagi cukup menceritakan kalau kau sedang tidak baik.

    Satu lagi, jangan minum obat pake teh! Nurut!


    Purwokerto, 11 Oktober 2015
    With love,
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Aku mengucapkan terimakasih, karena kau telah memberikan waktumu untuk menemaniku, meminjamkan matamu untuk mendengarkanku bercerita. Terima kasih juga atas kesabaranmu, karena aku yakin, tak semua orang sesabar dirimu dalam menghadapiku.

    Aku mengucapkan terimakasih padamu karena telah berbaik hati memberitahuku tentang dunia dari sudut pandangmu. Tentang bagaimana menyikapi hidup dan perasaan. Tentang bagaimana belajar tidak menangisi segala hal. Ah iya, aku juga harus belajar mengangkat galon. Katamu, perempuan yang kuat bukan yang tidak mudah menangis kan, tapi yang kuat ngangkat galon.

    Saat aku sedang bergumul dengan setumpuk jurnal dan karya ilmiah adalah saat di mana aku ingin duduk di batas kesunyian. Menikmati ketidak berdayaan ini sendirian. Biar tak ada yang tahu jika jiwaku berhamburan. Kau pun. Ah iya, boleh kan jika sewaktu-waktu aku hanya ingin berdiam diri, tanpa ada orang yang tahu dan aku beritahu. Tanpa harus ditemani pertanyaan "ada apa?" atau "kamu kenapa?"

    Aku hanya ingin belajar sepertimu, bukankah diantara begitu banyak persoalan di dunia ini sebagian dari mereka selesai bersama waktu? Jadi cukup dibirakan kan.



    Purwokerto, 8 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Continue Reading
    Tentang PIMNAS yang entah bagaimana kabarnya.
    Faghfirly...
    "Gapapa lah, Bil, kamu udah biasa lolos LKTI sana sini"

    Iya, aku juga gapapa kok, hanya saja aku kecewa, hanya saja kesal, hanya saja aku ingin menangis tapi juga ingin marah. Ah. PIMNAS. PKM gagal dikirim. So? Sudah jelas jawabannya. Tau kan betapa inginnya ikut pimnas?
    Ya sudah. Udah tingkat tiga padahal. Terakhir ya. Hmmmm.

    Purwokerto panas, ruang kelas juga udah terlanjur di tutup...


    Purwokerto, 8 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading


    Bismillah...

    Selamat petang Purwokerto
    Selamat berjuang untuk kalian di Halu oleo

    Ah iya, aku sedang iri sejak kemarin. Iri. Iri dengan kalian yang saat ini sedang di sana. Iri dengan Mas Tri. Tentang pimnas. Tentang Unsoed Award. Pimnas yang tak dirindukan. Mungkin ada yang salah dengan niatku. Ga papa kok. Tahun depan ya :)


    Purwokerto, 6 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Selamat pagi Purwokerto :)

    Eh sudah hari senin ya. Ah, gamais fair sudah selesai. Rasanya~ hmmm seperti ini.

    Sejak bulan mei mempersiapkan ini dan masih banyak sekali kekurangan di sana-sini. Tentang 70 panitia yang hanya tersisa 20, tentang 35 juta yang terpenuhi tidak ada 10 juta, dan tentang tentang lain yang cukup kita rasakan.

    "Kalian hebat!" Itu kalimat yang di pekikan para alumni. Bukan kita yang hebat, tapi kalian, kalian yang mencetak kami menjadi seperti ini.

    Ah gamais fair, akan sangat rindu ku rasa. Iya rindu. Rindu lantunan tilawah Al Qur'an saat menjaga stand. Rindu pekikan "Yang belum dhuha, dhuha dulu!". Rindu jarkoman "Nanti malem jangan lupa Qiyamul Lail ya!". Dan kerinduan lain yang membuat kita untuk selalu ingat pada-Nya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?

    Sudah menggunakan 33% jatah bolos di semua matkul dan 66% di beberapa matkul. Karya ilmiah disnat belum tersentuh lagi. Novel bahkan lupa di folder apa menyimpannya. Dan baru sadar kalau blog sudah berkarat, itu pun karena diingatkan beberapa pembaca. Ah, gamais fair.

    Kecewa, banyak. Air mata, hampir tiap saat tumpah. Tapi ada senyum-senyum yang menentramkan. Ada tangan yang menghapusnya kemudian mendekapku erat. Ah kalian. Lagi-lagi, tentang mereka aku berterima kasih pada-Mu Rabb :'

    Then?
    Are you ready for The 2nd Gamais Fair? ;)


    Purwokerto, 5 Oktober 2015
    Azifah Najwa


    Continue Reading

    Aku suka, ketika korneamu menatapku lekat, untuk sejeda mengunciku dalam diam. Aku suka, ketika korneamu menatapku lekat, untuk sejeda bercerita tanpa harus berkata-kata. 

    Ah iya, terima kasih atas ini, bukan barangnya, tapi waktu yang tak pernah aku minta tapi selalu kau berikan cuma-cuma. Katamu, ini untuk menemaniku, iya benar memang, waktu dalah penjelasan terbaik. Hingga kita tak perlu lagi bertanya-tanya, bukankah setiap pertanyaan ada jawabannya? 


    Dandelion, 3 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ▼  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ▼  Oktober (27)
        • 07.25 p.m.
        • Lupa
        • Dina Ulfi Bela
        • A Little Love
        • Seseorang
        • 02.31 a.m.
        • K A M M I
        • Diabetik!
        • Malam Ini
        • Satu Minggu Ini
        • Hari Ini; Minggu
        • Membutuhkan
        • J-Com
        • Strawberry & Si Emas
        • Gadis Strawberry
        • Kebiasaan :/
        • Mencintaimu
        • Aforisma
        • Hmmmm
        • Ukuran yang Tak Sama
        • Tentang Keputusan
        • Hadiah Tulisan
        • Kau dan Terima Kasih
        • PIMNAS yang Tak Dirindukan
        • Iri
        • Gamais Fair
        • Dandelion - Waktu
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • SMANSA dan Sebuah Warisan
      SMANSA adalah satu dari 2 sekolah di mana saat aku diterima di dalamnya aku menangis. Iya, aku menangis, tentu bukan karena diterima di...
    • Jurnal 365
      Seperti gambar, tulisan adalah kapsul waktu, yang dapat membawa kita kembali mengenang. Mulai dari yang sangat ingin dikenang, hingga yan...
    • Drama
      Aku mengembangkan senyum terbaikku. Mencoba menikmati setiap waktu yang berjalan kala itu. Mencoba berdamai dengan kenyataan yang tidak s...
    • Berunding dengan Waktu
      Ketika waktu mempermainkan rindu, bersabarlah jangan menyerah. Bukankah hubungan jarak jauh memang seperti itu? Tidak ada lagi malam-ma...
    • Berjalan
        Kapan pun perjalanan membuatmu ragu, berhentilah sejenak, menepilah saja. Karena tak ada yang salah dengan memulai lagi segalanya. Mungkin...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top