Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home

    Aku telah belajar banyak dari spasi, bahwa jarak telah mencipta begitu banyak makna. Tapi teramat naif bila kini aku berkata: aku begitu menikmati keterpisahan ini.

    Waktu memang terlalu angkuh untuk mengerti betapa mencekamnya rindu yang mendera. Boleh aku jujur? Ada luka di sana, yang tak butuh pemulihan apa-apa kecuali jumpa.


    Dandelion, 29 November 2015
    Azifah Najwa

    Jarak ini sungguh menyakitkan :'(
    Continue Reading

    OKE FINE!! :|
    Aku siap tempur untuk memperjuangkan mapres mas :/

    Kemudian ingat,
    Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka dia akan sibuk untuk memperbaikinya dibanding menyibukkan dirinya dengan aib dan kesalahan orang lain.

    Imam Ibnul Qoyyim dalam Al-Fawa'id, hal 53


    Jum'at barakah :)

    Purwokerto, 27 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading


    Tekad
    ~Izzatul Islam~

    Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri 
    Aral menghadang dan kedzaliman yang kan kami hadapi 
    Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati 
    Jasad ini , darah ini sepenuh ridho Ilahi 

    Kami adalah panah-panah terbujur 
    Yang siap dilepaskan dari busur
    Tuju sasaran , siapapun pemanahnya 

    Kami adalah pedang-pedang terhunus 
    Yang siap terayun menebas musuh 
    Tiada peduli siapapun pemegangnya 

    Asalkan ikhlas di hati tuk hanya Ridho Ilahi 

    Kami adalah tombak-tombak berjajar 
    Yang siap dilontarkan dan menghujam 
    Menembus dada lantakkan keangkuhan 

    Kami adalah butir-butir peluru 
    Yang siap ditembakkan dan melaju 
    Mengoyak dan menumbang kezaliman 

    Asalkan ikhlas di hati tuk jumpa wajah Ilahi Rabbi

    Kami adalah mata pena yang tajam 
    Yang siap menuliskan kebenaran 
    Tanpa ragu ungkapkan keadilan 

    Kami pisau belati yang selalu tajam 
    Bak kesabaran yang tak pernah akan padam 
    Tuk arungi da'wah ini , jalan panjang 

    Asalkan ikhlas dihati menuju jannah Ilahi Rabbi


    Sejak lima hari ini saya sering kali bergumam sendiri menyanyikan lagu ini. Ah, tiba-tiba rindu lagi padahal baru saja sampai kosan. Biasanya jam segini masih di ruang diskusi. Biasanya jam segini beberapa akhwat udah mulai mencari posisi untuk tidur. Biasanya jam segini aroma kopi semakin kuat. Biasanya jam segini moderator mulai tidak tahu lagi bagaimana mengendalikan alur diskusi. Kemudian Mba Tila meminta semuanya untuk berhenti diskusi. Karena sudah malam. Sudah ngantuk. Tapi tidak ada yang menggubris. Mba Vina, Mba Oki, Yayak sudah tidak bersuara, ah ternyata mereka sudah terlelap tak sengaja. Maka tinggalah aku, Gita, Mba Aisah, Tyo, Surya, dan Mas Yasin. Sesekali sambil menahan kantuknya Khoirul dan Faza ikut dalam pusara diskusi. Dan tiba-tiba Brigadir Izuddin Al Qassam meneriakkan takbir dengan lantang. Yang kuucap malah istighfar, karena aku kaget. Namanya sungguhan Brigadir Izuddin Al Qasam, dikirim langsung dari bumi para syuhada, hehe kalau yang ini saya bercanda.

    Ah kalian, hanya 67 manusia absurd ini yang tahu ada rekayasa sosial apa dibalik pendirian Indomaret di Sleman, hanya kami juga yang tahu apa korelasi Istighfar dengan kepekaan sosial, iya hanya kami. Yang tidur setiap pukul 3 pagi, menjadi pejuang di malam hari dan rahib di siang hari, ah iya, siang hari kami menjadi rahib yang sangat khusyuk, tau maksudnya? :D

    Ah iya, maafkan kami, yang saat apel pembukaan tidak hafal lagu Mars KAMMI, yang kami ingat hanya "berjuaaang..." itu saja, terus menerus, sampai panitia menanyakan, kalian memperjuangkan apa? xD

    Jadi, ini acara apa?

    DM 2 KAMMI, Bung!

    Salam muslim negarawan!


    Purwokerto, 23 November 2015
    Nabila Faradina Iskandar
    Continue Reading

    Mengikuti DM 2, artinya antum siap menghibahkan diri untuk ummat. -Ketum KAMDA Sleman-

    Tiba-tiba saya ingat QS At Taubah ayat 22

    Malam kedua DM 2, sisa-sisa debu saat jalan 7 km kemarin siang masih menempel di kaki, ditambah bending yang entah berapa puluh kali, membuat pegal, ingin terlelap tapi tetiba ingat bagaimana persiapan pemira, sampai mana LPJ tahsin, untuk grand final sekolah mapres sudah sejauh apa, ah Rabb, kemudian diingatkan, bahwa binaanku juga harus aku penuhi haknya..

    Ah, baru saja aku merasa belum ingin pulang. Betah di sini. Bersama mereka, berdiskusi, bukan debat kusir, bertukar pikiran, bukan menjatuhkan. Sejak pukul 5 sore tadi dan baru selesai 10 menit lalu.. Asyik kan? Siapa yang ga betah coba?

    ah tapi aku sudah rindu... :'(


    Sleman, 20 November 2015
    Azifah Najwa

    Sebenarnya seperti ini  ̄﹏ ̄ tapi harus selalu tampak seperti ini ヽ(^。^)ノ
    Continue Reading
    Pagi tadi tulisan di papan-papan reklame pinggir jalan masih Surakarta, sekarang terbacanya Yogyakarta. Kemarin tiba-tiba Azizah menemui saya, sahabat yang darinya saya belajar untuk menempatkan diri di tempat di mana kita dibutuhkan, dan teman yang sangat ingin menuliskan perjuangan saya untuk kuliah, hingga detik ini, ah Azizah, makasih ya satu botol teh manisnya.
    Kemarin sore perasaan saya juga masih di Danau Pertanian UNS, menghabiskan senja, mengisi perut yang seharian kosong dengan Bakso Pertanian, sambil ngalor ngidul sok ngobrolin politik kampus. Semalam saya juga baru bertemu dengan teman-teman UNS yang tidak sengaja saya temukan di mana-mana, ketemu pasukan se Kebumen Raya lalu menghabiskan semangkuk sop ayam, semalam Solo hujan, jadi sop ayam aku rasa menu yang pas. Kemudian pulang, lalu pagi, lalu ke stasiun lagi untuk ke Sleman, tujuan perjalanan saya kali ini di Sleman, bukan di Solo, bukan di Danau Pertanian, bukan di maskam UNS yang membuat saya tak ingin pulang, bukan pula di kosan Yana.

    Hidup juga begitu. Kita dibolehkan mampir ke sana ke mari, bahkan singgah di kehidupan orang lain. Tapi kita harus ingat, apa tujuan kita.

    Hari ini sampai minggu insya Allah saya akan DM 2, semoga lancar dan berkah, jangan kangen dulu ya dengan tulisan-tulisan saya :p


    Yogyakarta, 18 November 2015
    Azifah Najwa

    See you next time Solo :)
    Continue Reading

    Kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengenal manusia daripada mengenal Dia.

    Kita lebih sering memikirkan orang daripada memikirkan Dia.

    Lebih sering galauin manusia daripada galauin hubungan kita dengan Dia.

    Dan tetap, Dia tidak pernah abai dan lupa mengatur kita. Sedetikpun.

    Masih berani pula banyak minta dan maksa maksa buat mengabulkan doa kita.

    Malu yah..


    Solo, 18 November 2015
    Azifah Najwa

    Pagi ini Solo dingin, hanya pagi ini, entah besok, entah lusa.
    Continue Reading


    Bismillah..
    Selamat siang, Purwokerto

    Mohon maaf, mungkin untuk beberapa hari ini kalian tidak akan menemukanku seperti biasanya. Maaf jika aku lebih suka tiba-tiba diam dan menjawab seperlunya saat kalian bertanya. Percayalah, aku baik-baik saja, setidaknya berusaha baik-baik saja


    Ah iya, benar, nyesek ya saat ngerasa tidak ada seorang pun dipihak kita.


    Ibu, syafakillah syifaan ajilan
    Maaf, Bu, belum bisa pulang :"


    Dan untuk adek yang sedang memperjuangkan kelulusannya, mba ingin mengajakmu kembali ke waktu dua tahun lalu.


    Masih ingat kan kalau hampir setiap hari mba menghabiskan waktu untuk menyelesaikan ratusan bahkan mungkin ribuan soal. Les setiap hari, sangat bersyukur masih bisa merasakan les. Dulu mba tinggal di kost, semuanya harus disiapkan sendiri, sering kalau qiyamul lail nangis, iri, iri dengan yang lain yang masih bisa mempersiapkan ujian di rumah, didukung penuh orang tua, ah iya, ibu pasti juga sering membuatkanmu segelas susu, makan masakan ibu setiap hari. Kau pasti lupa, iya karena dulu kau juga sibuk mempersiapkan kelulusanmu. 

    Jika kamu merasa kesulitan menyelesaikan soal-soal itu, teruslah berusaha, jangan malu untuk bertanya ke temanmu, ke gurumu, termasuk ke mba. Pagi tadi saat ibu telpon, ada yang tiba-tiba menghantam perasaanku, kau tahu apa? Kata ibu kau kesulitan menyelesaikan soal-soal kimia di try out-mu kemarin, sedang kakakmu ini pengajar private kimia. Saat itu juga mba rasanya pingin pulang, mengajarimu semua materi kimia, bagian mana yang kamu belum faham? bagian mana yang kamu masih belum bisa menyelesaikan? Kenapa tidak cerita sedikit pun ke mba? Ah tidak, mungkin kamu enggan, enggan mengganggu kakakmu, karena mba terlalu sibuk dengan urusan mba sendiri, karena mba sibuk dengan dunia mba sendiri, faghfirlii...



    Dek, saat mba menuliskan ini, yang mba ingat adalah masa-masa belasan tahun silam, saat begitu banyak waktu kita habiskan untuk berdua, kau dulu kecil, mba senang sekali menggendongmu, kau dulu selalu ikut ke mana pun mba pergi, bahkan saat ibu memarahimu, yang kau cari lebih dulu, yang kau panggil lebih dulu, aku. Ah, maaf, mungkin kau tak lagi merasakan kehadiranku, hingga saat kau kesulitan dengan soal-soal ujianmu kau sama sekali tidak memanggilku. Aku merindukan itu, merindukan saat kau memanggilku saat kau kesulitasan, saat semua orang tidak ada yang membelamu. 

    Kau tahu aku senang saat melihat foto-foto di medsosmu tentang Teknik Lingkungan, aku juga ingin begitu, aku ingin merasakan semangatmu di sini, meski jauh :''



    with love,
    your older sister :)
    Continue Reading

    Mungkin sebentar lagi kakak akan pergi

    Dan aku akan kembali disini sendirian

    Mungkin sebentar lagi kakak akan lebih memprioritaskan seseorang yang baru.. Sedang aku masih akan disini sendirian

    Aku tau waktu kakak denganku tidak akan lama.. Maka aku tau persis bahwa aku akan kembali berjuang sendirian

    Aku sadar aku tidak berhak menahanmu terlalu lama disampingku karena sudah ada yang pasti telah menunggumu diujung sana.

    Aku tau ini akan kembali seperti waktu dimana kita belum saling kenal. Dan aku paham betul bahwa sekali lagi, aku akan melanjutkan perjuangan ini sendirian. Dan aku baik baik saja.

    Semoga jannah bisa menjadi tempat kita melepas rindu.


    Kenalkan, ini kakak saya yang saya temukan di sini, panggil saja Mba Uzy

    Kata Mas Erwin sama Mas Bimo aku jelmaannya Mba Uzy, padahal bukan, Mba Uzy tinggi sedangkan aku hanya sepundaknya saja

    Foto ini diambil waktu aku ulang tahun, setahun lalu, dan tulisan ini aku tulis saat aku ulang tahun kemarin, 16 hari sebelum Mba Uzy wisuda, 30 hari sebelum Mba Uzy meninggalkan Purwokerto untuk entah sampai kapan.

    Aku baru saja main ke Baitunnisa, biasanya di kamar kedua aku menemukan Mba Uzy, lalu aku masuk tanpa permisi dan tidur di situ seenaknya, hingga lupa waktu, tapi kali ini tidak, kamar itu terkunci rapat, penghuni barunya sedang pergi, aku iseng mengetuk pintunya, berharap Mba Uzy membukakan pintu, ah aku salah, Mba Uzy tidak lagi di sini.

    Saat-saat seperti ini biasanya aku segera menemui Mba Uzy, menceritakan segalanya, kemudian sembarangan membuat bantal dikamarnya basah. Tapi  saat ini tidak. Saat aku mengeluhkan segala hal, apa pun itu, Mba Uzy selalu bilang "Bukan Nabila kalau kaya gini".

    Dua hari lalu aku ketemu Mba Tia, aku bilang rindu padanya, tapi kata Mba Tia aku sebenarnya rindu Mba Uzy, aku mengiyakan. Kemarin ketemu Mba Tika, aku juga bilang kalau aku rindu padanya, tapi kata Mba Tika, aku rindu Mba Uzy, aku mengiykan. Karena dulu Mba Uzy sepaket dengan Mba Tia dan Mba Tika.

    Biasanya sepulang kuliah aku selalu ke Lab. TP lantai 2, menemui Mba Uzy di Lab. Manajemen Industri untuk setoran hafalan. Iya, dulu setiap hari aku menyetorkan hafalanku, ah iya mba, menjaga hafalan lebih sulit dari menambah hafalan. Hafidzah sejatinya bukan yang selalu menambah dan menambah hafalannya, tapi yang bisa menjaga hafalannya, ah Mba Uzy, betapa sekarang aku merasa kesulitan untuk menyetorkan hafalanku, setiap hari yang aku lakukan hanya muroja'ah, mengulangnya tanpa tahu kapan akan menambahnya :'(


    Mba Uzy, gamau liat aku jadi mapres dulu apa? :'(


    Ana, uhibbuki fillah...

    Baitunnisa, 12 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Perempuan tidak harus sama dengan pasangan hidupnya. Namun harus bisa mengimbanginya. Perempuan juga tidak harus menjadi ilmuwan yang diakui pun dipercaya oleh seisi dunia. Namun harus menjadi ilmuwan terpercaya yang dipercaya oleh anak-anaknya.

    Maka saat saya mulai malas meningkatkan kapasitas saya, saya selalu ingat, bahwa anak saya berhak dilahirkan dan dididik wanita cerdas, bahwa suami saya berhak didampingi wanita cerdas (:


    Ar Razy, 12 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Mari ku kenalkan kalian pada laki-laki paling pertama dalam sejarah hidupku.

    Orang pertama yang mengenalkan aku pada Rabbku, mengajari aku bagaimana tahu tentang-Nya.
    Laki-laki pertama, yang dirinya menanggung sebagian dari kesalahanku terdahulu, laki-laki paling pertama yang selalu memberikan perlindungan.

    Dialah, ayahku.

    Tahukah kalian bagaimana bentuk cintanya? Bisakah kalian bayangkan seberapa banyak, seberapa besar cintanya terhadapku? kalian tak akan pernah mengetahuinya hingga kalian berdiri pada sepatunya.

    Segala jenis cinta yang paling aku mengerti, semua jenis kebahagiaan yang paling aku inginkan. Ayahku, yang paling pertama mencintaiku, menjagaku dengan segala yang ada padanya, menjamin semua citaku tanpa tapi. :)

    Selamat hari Ayah :)
    Entahlah, sejak kuliah saya bukannya merasa semakin mandiri tapi malah semakin manja. Paling manja malah diantara 3 anak ibu. Setiap kali pulang, malam sebelum kembali ke Purwokerto saya selalu minta agar tidur ditemani mereka berdua. Sering rebutan sama Bela buat dipeluk sama Ibu.

    Ah mereka
    Setiap saat saya rindu.
    Saya rindu saat-saat menghabiskan sore dan malam hari bersama mereka. Saya rindu saat mereka mendengarkan aku bercerita tentang apa pun seharian. Sekarang bedanya saya menceritakannya dari balik handphone. Hal tidak penting pun aku ceritakan. Jadilah mereka hafal siapa-siapa saja teman SD, SMP, SMA, bahkan kuliah, yang melihatnya saja mereka belum pernah. Jadilah mereka hafal sifat-sifat temanku, yang pernah dengar suaranya saja belum pernah. Saya rindu mereka. Sangat.

    Ah saya rindu sekali dengan ayah saya
    Seorang laki-laki yang paling saya cintai. Yang hanya ada aku di pikirannya saat tahu aku opname. Yang tiba-tiba di pintu kosku saat tahu aku sakit. Yang tiba-tiba menelpon dan meminta aku pulang saat Gn. Slamet kala itu erupsi, padahal aku sedang kuliah saat itu. Yang tidak pernah membiarkan aku menunggu jemputannya. Yang tidak pernah meninggalkanku sebelum aku naik angkot untuk berangkat sekolah. Yang sering ke kantor pos hanya untuk mengirimkan surat rujukan untuk berobat. Yang selalu menengokku sebelum beliau tidur. Yang mengajariku memancing. Yang mengajariku membuat ketupat. Yang mengajariku untuk bermanfaat bagi yang lain. Ini sifat yang sangat dicontohkan ayahku pada anak-anaknya. Beda lagi dengan Ibu, Ibu selalu mengajari kami untuk selalu berbagi dengan yang lain, dari apa pun yang kita punya. Rabb, terima kasih menakdirkan kami menjadi anak mereka.

    Bahagia ya Bu, Pak, seandainya kita ber 7 bisa bersama. Ah, sudahlah, toh kakak juga sudah di surga


    To our lovely parent :*
    With love,

    Annisa Zaynab Iskandar
    Ummi Kultsum Iskandar
    Nabila Faradina Iskandar
    Ulfi Uswah Iskandar
    Salsabila Najwa Iskandar
    Continue Reading

    That's the simple love that makes me want to marry you

    -no emoticon-

    Rentang Tunggu, 10 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Tiba-tiba menemukan lukisan ini di file foto-foto SMP. Lagi-lagi aku rindu melukis, aih. Ini lukisan terakhir yang aku buat saat lomba melukis tingkat provinsi, yang mengantarkanku berangkat final kalau kecelakaan itu tidak terjadi, ah sudahlah. Lukisan ini aliran romantisme, mungkin memang tidak terkesan ada nilai seninya, abstrak, bukan seperti lukisan biasa, permainan warnanya pun juga sederhana, menggunakan warna-warna monokrom -hitam dan putih-. Medianya cat minyak. Ini merupakan potongan relief di candi borobudur. Diantara begitu banyak aliran lukisan, saya paling suka ini, aliran romantisme, paling PD membuatnya. Ah engga, sebenarnya biar ga perlu beli banyak cat minyak. Mahal si. Bahkan dulu saat melukis saya juga lebih sering menggunakan kanvas bekas kakak kelas yang lukisannya udah di nilai. Pelukis ga bermodal kalau kata Pak Agus, "Kalau cat minyak yang udah buat nglukis bisa dilarutin di pake juga kali sama Nabila," kata pak Agus gitu. Hahaha

    Buat saya melakukan hobi ga harus mengeluarkan uang banyak. Daripada jadi limbah mending saya manfaatin. xD

    Cat minyak, kanvas, pallet, tinner, tahu betapa rindunya aku dengan kalian? :')


    Purwokerto, 9 November 2015
    Azifah Najwa

    besok 10 November :)
    Continue Reading

    Berlarilah menapaki pematang-pematang itu
    Aku cukup di sini
    Terlalu sulit bagiku menghitung rinai rindu yang tak pernah dirindu

    Teruslah mendaki puncak pelangi yang kau lukiskan laksana mimpi
    Aku cukup di sini
    Ketika mentari kembali
    Izinkah aku bermain dengan gradasi
    Kau tau aku sangat menyukai gradasi

    Terus dan lanjutlah
    Selalu ada ribuan mata yang melihatmu tertawa dalam suka
    Selalu ada ribuan bulir embun yang menemanimu

    Aku cukup di sini
    Bermain dengan resonansi-resonansi rindu ini


    Resonansi Rindu, 7 September 2012
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Fabiayyi ‘ala irobbikuma tukadziban...
    Bismillah

    Hamdalah, hamdalah, hamdalah, untuk kali ketiga sejak september lalu
    Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?

    "Diberi nikmat terus menerus itu juga ujian loh"
    Ah, faghfirlii...

    Satu minggu ini motto saya QS Muhammad ayat 7.

    "Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."

    Ditengah mempersiapkan tekad gamais, proses DM2, dan final LKTI terakhir sebelum cuti.

    "Karena tekad bukan sekadar makrab seperti UKM-HIMA lain", diingatkan Akh Nungky dua pekan lalu.

    "Jika memang DM 2 bisa meningkatkan kapasitas antum, kenapa harus tidak dilakukan?," kata Akh Harfin.

    Tekad bukan sekadar makrab. DM2 salah satu upaya meningkatkan kapasitas saya. Dan saya ingin cuti.

    Iya, cuti sejenak, benar sepertinya, beberapa bulan terakhir kelakuan saya menjadi tidak humanis, tidak sedikit yang mengeluh kurang saya perhatikan, tidak sedikit juga yang protes karena saya sering begadang dan lupa makan. Tentang kau, kalian, mereka, aku tak pernah berhenti mengucap syukur, Rabb :')

    Purbalingga, 8 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Harusnya saya sedang menyelesaikan desain poster untuk final LKTI besok, tapi tiba-tiba jariku mengajak saya ke sini. Sejak kemarin Purwokerto hujan, allahumma shayyiban naafi'an. Dan semua langsung update, saya juga. Ah, biarlah, biar dunia tahu, seberapa rindunya saya dan mereka pada hujan. 

    Ada yang mengusik saya hari ini, tentang impian saya menjadi penulis, berdakwah lewat tulisan. Terlalu heroik ya kedengarannya? Tapi hari ini saya merasakannya, lagi. Ruh saya seakan kembali. Mengajak tuts tuts keyboard ini menebar kebermanfaatan, membagikan ilmu yang tak seberapa. Tapi saya suka. Karena saya jadi giat belajar lagi. Mengisi gelas saya sebelum saya bagikan ke gelas yang lain.

    Tentang hari ini. Seharian ini ada seorang anak yang mengajak saya ngobrol, awalnya nanya harga tiket bis ke Jogja, tapi kemudian dia cerita kalau dia ingin pindah, tapi kemudian dia menceritakan tentang ummi-abinya, lalu dia bercerita tentang mengapa dia memilih menyebalkan. Saya tidak meminta, dia membiarkan dirinya menceritakan semuanya. Seorang anak yang beberapa orang kewalahan menghadapinya. Katanya dia menyebalkan. Tidak bisa menghargai orang. Saya mengiyakan. Ah percayalah, jangan tutupi pikiran kalian dengan konotasi sempit itu. Hari ini saya belajar dan diingatkan anak ini. Dari tulisan di antologi cerpen saya. Dan saya sangat menghargai usahanya, usahanya belajar tidak menyebalkan. Tentang keputusan-keputusanmu itu, saya hanya bisa mendo'akan, semoga semua yang terbaik :)


    Purwokerto, 5 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Mencintaimu adalah berhenti mengandaikan semua hal baik yang tak ada pada dirimu dan memaafkan semua hal buruk yang ada pada dirimu.


    And I always amazed with the way you express your love to me :)


    Rentang Tunggu, 5 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Selamat pagi para makalah :) 
    Semoga kalian senantiasa putih menenangkan. 
    Mengajakmu bercengkrama di balik permukaannya yang tak timbul, kau dan aku hanya dipisahkan sebatas kertas, yang terkesan abstrak.

    Ah kalian


    Rentang Tunggu, 3 November 2015
    Azifah Najwa

    Usulan Penelitian, Makalah DM 2, dan Draft LKTI.

    Continue Reading
    Ke mana sebenarnya aku berlari?

    Apakah untuk mengejar sesuatu, atau karena dikejar oleh sesuatu?

    Apakah untuk menemukan, atau untuk bersembunyi?

    Jangan-jangan aku hanya menjadikan hari-hariku sebagai pelarian

    Asyik di dunia maya karena ingin lari dari alam realita

    Asyik dengan hidup sendiri karena ingin lari dari tuntutan sosial

    Asyik mencoba-coba karena ingin lari dari komitmen

    Asyik mencari muka di depan orang lain karena ingin lari dari rasa minder

    Asyik berpura-pura karena ingin lari dari pertanyaan-pertanyaan menyebalkan

    Asyik menjadi orang lain karena ingin lari dari diri sendiri

    Kau pernah ingin merasa ingin pulang tapi tidak tahu harus ke mana?

    Aku pernah

    Sekarang

    Aku ingin pulang

    Bukan. Aku memang harus pulang

    Tapi, di mana rumahku?


    Purwokerto, 2 November 2015
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    Kalau tidak salah ingat, terakhir kali aku ke sini bulan Juni lalu. Kemudian menemukanmu sedang duduk di sini, di ruang tunggu dokter spesialis penyakit dalam. Aku masuk dan kau pergi. Tidak ada percakapan. Tidak juga sapa. Kau berlalu aku pun berlalu.

    Ah tempat ini, selalunya membuatku terkenang banyak hal. Dua tahun lalu, sebelum akhirnya dipaksa opname, entah berapa kali keluar masuk tempat ini. Dua tahun lalu, sebelum akhirnya aku dinyatakan lepas dari bayang-bayang infeksi kelenjar getah bening, entah berapa kali aku selalunya merasa harap-harap cemas, berharap itu hanya inflamasi biasa, kelenjar getah beningku baik-baik saja, selalu begitu. Dua tahun lalu juga, saat aku masih menunggunya, dia entah siapa.

    Sejauh itu aku merasa baik. Sangat baik malah.
    Malam ini juga.
    Sebelum ibu-ibu disebelahku menyapaku dan menanyakan "Mba, sendirian aja?"
    "Eh, iya, Bu"

    Aku jadi berpikir, ah iya, selama ini, aku lebih sering melakukan segala hal sendiri. Berburu horcrux -tanda tangan karya ilmiah-, makan, makan es krim di depan masjid jensoed, ke perpustakaan, ke dinas pertanian, ke tempat ini, bahkan DM2 ku pun diprediksi aku berangkat sendiri.

    "Nabila mah kebiasaan, sukanya ilang tiba-tiba"

    "Aku dibalik tangga, Nu"


    Ah percayalah, Nu, karena sebenarnya tidak ada orang yang benar-benar mencintai kesendirian, aku pun.


    RS. Ananda, 1 November 2015
    Azifah Najwa

    Terima kasih telah mengajakku menikmati satu cup es krim stroberi :D
    Continue Reading







    Selamat datang November :)
    Be mine please

    Final LKTI, Tekad, Lomba debat, DM 2!
    Selamat dicetak Dan, semoga pembaca menyukaimu :)



    Dandelion, 1 November 2015
    Azifah Najwa


    Covernya masih jelek, mungkin ada yang mau berbaik hati bikinin desain covernya? :D
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ▼  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ▼  November (20)
        • Jarak
        • Saingan
        • DM 2 Sleman
        • 1.34 a.m.
        • 11.18 a.m.
        • Malu
        • Untuk Calon Insinyur Lingkungan
        • Mba Uzy
        • Wanita Cerdas
        • Hari Ayah
        • No Emoticon
        • M E L U K I S
        • Resonansi Rindu
        • QS Muhammad: 7
        • Difraksi Cita
        • (:
        • Minggu Makalah
        • Berlari untuk Pulang? Yakin?
        • Sendiri
        • Dandelion - November
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • SMANSA dan Sebuah Warisan
      SMANSA adalah satu dari 2 sekolah di mana saat aku diterima di dalamnya aku menangis. Iya, aku menangis, tentu bukan karena diterima di...
    • Jurnal 365
      Seperti gambar, tulisan adalah kapsul waktu, yang dapat membawa kita kembali mengenang. Mulai dari yang sangat ingin dikenang, hingga yan...
    • Drama
      Aku mengembangkan senyum terbaikku. Mencoba menikmati setiap waktu yang berjalan kala itu. Mencoba berdamai dengan kenyataan yang tidak s...
    • Berunding dengan Waktu
      Ketika waktu mempermainkan rindu, bersabarlah jangan menyerah. Bukankah hubungan jarak jauh memang seperti itu? Tidak ada lagi malam-ma...
    • Berjalan
        Kapan pun perjalanan membuatmu ragu, berhentilah sejenak, menepilah saja. Karena tak ada yang salah dengan memulai lagi segalanya. Mungkin...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top