Hari Ayah
2:31 PMMari ku kenalkan kalian pada laki-laki paling pertama dalam sejarah hidupku.
Orang pertama yang mengenalkan aku pada Rabbku, mengajari aku bagaimana tahu tentang-Nya.
Laki-laki pertama, yang dirinya menanggung sebagian dari kesalahanku terdahulu, laki-laki paling pertama yang selalu memberikan perlindungan.
Dialah, ayahku.
Tahukah kalian bagaimana bentuk cintanya? Bisakah kalian bayangkan seberapa banyak, seberapa besar cintanya terhadapku? kalian tak akan pernah mengetahuinya hingga kalian berdiri pada sepatunya.
Segala jenis cinta yang paling aku mengerti, semua jenis kebahagiaan yang paling aku inginkan. Ayahku, yang paling pertama mencintaiku, menjagaku dengan segala yang ada padanya, menjamin semua citaku tanpa tapi. :)
Selamat hari Ayah :)
Entahlah, sejak kuliah saya bukannya merasa semakin mandiri tapi malah semakin manja. Paling manja malah diantara 3 anak ibu. Setiap kali pulang, malam sebelum kembali ke Purwokerto saya selalu minta agar tidur ditemani mereka berdua. Sering rebutan sama Bela buat dipeluk sama Ibu.
Ah mereka
Setiap saat saya rindu.
Saya rindu saat-saat menghabiskan sore dan malam hari bersama mereka. Saya rindu saat mereka mendengarkan aku bercerita tentang apa pun seharian. Sekarang bedanya saya menceritakannya dari balik handphone. Hal tidak penting pun aku ceritakan. Jadilah mereka hafal siapa-siapa saja teman SD, SMP, SMA, bahkan kuliah, yang melihatnya saja mereka belum pernah. Jadilah mereka hafal sifat-sifat temanku, yang pernah dengar suaranya saja belum pernah. Saya rindu mereka. Sangat.
Ah saya rindu sekali dengan ayah saya
Seorang laki-laki yang paling saya cintai. Yang hanya ada aku di pikirannya saat tahu aku opname. Yang tiba-tiba di pintu kosku saat tahu aku sakit. Yang tiba-tiba menelpon dan meminta aku pulang saat Gn. Slamet kala itu erupsi, padahal aku sedang kuliah saat itu. Yang tidak pernah membiarkan aku menunggu jemputannya. Yang tidak pernah meninggalkanku sebelum aku naik angkot untuk berangkat sekolah. Yang sering ke kantor pos hanya untuk mengirimkan surat rujukan untuk berobat. Yang selalu menengokku sebelum beliau tidur. Yang mengajariku memancing. Yang mengajariku membuat ketupat. Yang mengajariku untuk bermanfaat bagi yang lain. Ini sifat yang sangat dicontohkan ayahku pada anak-anaknya. Beda lagi dengan Ibu, Ibu selalu mengajari kami untuk selalu berbagi dengan yang lain, dari apa pun yang kita punya. Rabb, terima kasih menakdirkan kami menjadi anak mereka.
Bahagia ya Bu, Pak, seandainya kita ber 7 bisa bersama. Ah, sudahlah, toh kakak juga sudah di surga
To our lovely parent :*
With love,
Annisa Zaynab Iskandar
Ummi Kultsum Iskandar
Nabila Faradina Iskandar
Ulfi Uswah Iskandar
Salsabila Najwa Iskandar
0 komentar