Difraksi Cita
12:36 AM
Harusnya saya sedang menyelesaikan desain poster untuk final LKTI besok, tapi tiba-tiba jariku mengajak saya ke sini. Sejak kemarin Purwokerto hujan, allahumma shayyiban naafi'an. Dan semua langsung update, saya juga. Ah, biarlah, biar dunia tahu, seberapa rindunya saya dan mereka pada hujan.
Ada yang mengusik saya hari ini, tentang impian saya menjadi penulis, berdakwah lewat tulisan. Terlalu heroik ya kedengarannya? Tapi hari ini saya merasakannya, lagi. Ruh saya seakan kembali. Mengajak tuts tuts keyboard ini menebar kebermanfaatan, membagikan ilmu yang tak seberapa. Tapi saya suka. Karena saya jadi giat belajar lagi. Mengisi gelas saya sebelum saya bagikan ke gelas yang lain.
Tentang hari ini. Seharian ini ada seorang anak yang mengajak saya ngobrol, awalnya nanya harga tiket bis ke Jogja, tapi kemudian dia cerita kalau dia ingin pindah, tapi kemudian dia menceritakan tentang ummi-abinya, lalu dia bercerita tentang mengapa dia memilih menyebalkan. Saya tidak meminta, dia membiarkan dirinya menceritakan semuanya. Seorang anak yang beberapa orang kewalahan menghadapinya. Katanya dia menyebalkan. Tidak bisa menghargai orang. Saya mengiyakan. Ah percayalah, jangan tutupi pikiran kalian dengan konotasi sempit itu. Hari ini saya belajar dan diingatkan anak ini. Dari tulisan di antologi cerpen saya. Dan saya sangat menghargai usahanya, usahanya belajar tidak menyebalkan. Tentang keputusan-keputusanmu itu, saya hanya bisa mendo'akan, semoga semua yang terbaik :)
Purwokerto, 5 November 2015
Azifah Najwa
0 komentar