Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home
    Semacam pertemuan takdir. Waktu yang memaksa dua orang untuk bertemu dengan alasan-alasan yang selalu penuh kejutan dan rahasia, untuk saling menggenapkan dalam sedih maupun bahagia.

    Barangkali kita bukan semacam pertanyaan, tetapi jawaban: semacam alasan untuk cinta yang kukuh dan keras kepala. Cinta yang meskipun dipenuhi banyak pertengkaran dan ketidakcocokan, harganya tak mungkin sebanding dengan dunia dan seisinya. Cinta yang entah bagaimana memberitahumu, sejak pertemuan pertama denganmu, tak mungkin melepasmu pergi.
    Cinta yang selalu membuatku gugup, yang membuatku sulit berkata-kata untuk menjelaskan semuanya, bahwa aku mencintaimu dan hanya ingin bersamamu



    Rentang Tunggu, 24 Desember 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Apa kabar?

    Terima kasih telah menanyakan kabarku beberapa hari lalu, tapi maaf aku tidak membalasnya. Saat itu aku sedang praktikum hingga pukul 02.00 pagi. Ah tidak, sebut saja aku pendendam. Aku hanya ingin kau tahu bagaimana rasanya diabaikan.


    Ah, semester 5
    Akhir-akhir ini aku merasa ragu, takut, dan khawatir untuk melangkah. Aku takut. Bahkan sangat takut mengetahui diriku yang begitu penakut. Aku takut dengan beban yang ada di pundakku. Sebut saja beban moral.

    Aku takut harapan itu tidak terpenuhi. Ah, maaf.
    Presentasi aspek finansialku tadi pagi aku menyebutnya kacau. Iya memang, IP bukan satu-satunya syarat untuk menjadi mapres. Tapi....

    Kalau kata Fadjri
    "Mba kan punya Allah, yang lain punya ngga?"



    Purwokerto, 22 Desember 2015
    Azifah Najwa

    Selamat hari ibu, untuk ibu dan semua calon ibu :)
    Continue Reading

    Ada yang diam diam membantu mewujudkan segala keinginanmu. Dia bekerja keras dibalik doa untuk membuat hati kita senang.

    Mati matian memintakan perlindungan untuk kita dari segala arah.

    Yang paling lembut sikapnya dan paling hebat doanya.
    Yang sering diam diam terlupakan, diam diam dikesampingkan dan diam diam pula tidak dijadikan tujuan..

    Yang suka sekali memperhatikan kebutuhan kita lalu diam diam bekerja keras sekuat yang dia mampu agar semua itu terwujud.

    Yang tidak pernah minta apa apa.
    Yang perbuatannya tidak pernah bisa terbalas dan tergantikan.

    Yang diam diam menua dan lupa kita perhatikan.

    Dan diantara manusia manapun dimuka bumi ini, mereka lebih Allah muliakan.

    Mari jadi anak shalih shalihah, sebab itu yang paling pertama yang mereka butuhkan, nanti.

    Saya sangat rindu dengan ayah saya, laki-laki yang darinya saya belajar menjadi bermanfaat bagi yang lain.

    Mungkin cintanya tidak seperti ayah-ayah yang lain, tapi saya tidak menemukan laki-laki seperti ini selain beliau
    Yang tidak pernah membuat saya menunggu saat minta dijemput
    Yang hanya ada nama saya dipikirannya saat saya sakit
    Yang tiba-tiba ada di depan pintu kos saat saya sakit
    Yang mengangkat telpon saat malam buta hanya untuk mendengarkan tangisan saya
    Yang selalu masuk ke kamar saya sebelum terlelap
    Yang sepulang kerja ada di depan pintu kos hanya untuk mengantarkan makanan kesukaan saya
    Yang tidak pernah rela ada satu laki-laki pun menggangu putrinya, tanyakan ke teman-teman laki-lakiku, bagaimana takutnya mereka dengan ayahku

    Yang aku tidak tahu, bisakah aku temukan laki-laki sepertimu?

    Ah aku sungguh sangat rindu :'(


    Purwokerto, 14 Desember 2015
    Azifah Najwa

    Selamat ulang tahun Mba...
    Berhentilah menyebutku calon adik ipar, rrrrr :|
    Continue Reading
    Barangkali, lelakiku tak memberi bunga
    Tidak mengucapkan kata cinta dengan kata-kata
    Tetapi setiap jum'at, di sela-sela aktivitasnya
    Dia selalu melangkahkan kakinya ke masjid
    Sambil mengingat namaku

    Di matanya terpancar masa depan
    Di dadanya berdegup harapan
    Lalu di antara dua khutbah dia berdoa'a
    Untuk kebaikan kita berdua

    Demikianlah cara dia mencintaiku
    Adakah yang lebih romantis
    dari laki-laki semacam itu? :)


    Rentang Tunggu, 11 Desember 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Mungkin ini cara yang aneh untuk mengatakan cinta: aku suka jam yang kau berikan untukku. Karena setiap kali aku memakainya aku tahu ada kau yang mencintaiku. Jadilah dia temanku, menemaniku dalam rentang tunggu, seperti katamu. Meski dibatasi dimensi ruang dan waktu, cintamu ada setiap saat, begitu dekat. Aku bisa merasakannya.


    Rentang Tunggu, 11 Desember 2015
    Azifah Najwa

    ciyee yang katanya kangen :p
    padahal aku juga ._.


    Continue Reading

    Entah mengapa selalu ada kekuatan magis yang seolah-olah hadir setiap kali kata "Generasi Soedirman, Putra-Putri Jenderal Soedirman" digelorakan. Entah pada setiap kompetisi karya ilmiah yang saya ikuti, atau pun malam ini saat debat capres-cawapres BEM Unsoed. Seketika seolah merasakan lagi saat berdiri di depan para finalis dari berbagai universitas se-Indonesia, mengenakan almamater kebanggan, mengepalkan tangan sembari menggelorakan "Kami, putra-putri Jenderal Soedirman.."

    Malam ini harusnya saya menyelesaikan laporan teknologi pengolahan buah sayur yang harus dikumpulkan besok, tapi saya masih asyik dengan setumpuk jurnal tentang mikroenkapsulasi, nanoteknologi. Masih tentang bakteri bifidium. Juga masih tentang selai stroberi. Masih sebatas konsep. Belum ada draft yang diajukan untuk bimbingan. Masih tentang PUFA dan MUFA. Dan yang jelas akan selalu tentang diabetik.

    "Nabila, sekali-kali ambil kanker atau tumor," Bu Hidayah sering menawarkan setiap kali bimbingan. Tapi entah mengapa saya masih asyik dengan penyakit degeneratif ini. Mungkin bukan tentang penyakitnya, Tentang orang yang menderita ini. Tentang orang tua yang harus kehilangan anaknya. Tentang adik yang harus kehilangan kakaknya. Karena mereka. Ah, tidak boleh nangis lagi, Bil.

    Ah betapa inginnya saya menjadi peneliti, menjadi ilmuwan, oleh karena itu saya belajar politik. Karena saya tahu, politik mempunyai andil besar pada setiap pengambilan keputusan kebijakan. Jika ada yang menanyakan mengapa saya tidak fokus saja terus-terusan di keilmiahan, maka jawaban saya, "Agar tidak ada Pak Warsito-Pak Warsito lain yang tidak diakui di rumahnya sendiri"

    Masih tentang peneliti. Dan selalu tentang peneliti.


    Purwokerto, 10 Desember 2015
    Prof. Nabila Faradina Iskandar

    Ini do'a :D
    Continue Reading


    Beradasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah (bupati, walikota, dan gubernur) dipilih langsung oleh rakyat. Sebelumnya kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemilihan kepala daerah oleh DPRD ternyata membawa kekecewaan masyarakat. Karena, pertama, politik oligarki yang dilakukan DPRD dalam memilih kepala daerah, di mana kepentingan partai, bahkan kepentingan segelintir elite partai, kerap memanipulasi kepentingan masyarakat luas. Kedua, mekanisme pemilihan kepala daerah cenderung menciptakan ketergantungan kepala daerah terhadap DPRD. Dampaknya, kepala-kepala daerah lebih bertanggungjawab kepada DPRD daripada kepada masyarakat. Dampak lebih lanjutnya adalah kolusi dan money politics, khususnya pada proses pemilihan kepala daerah, antara calon dengan anggota DPRD.

    Kondisi ini yang setidaknya medasari adanya pilkada secara langsung yang mulai diadakan pada 2005 lalu. Dengan pemilihan kepala daerah secara langsung, rakyat berpartisipasi langsung menentukan pemimpin daerah. Melalui pemilihan secara langsung, kepala daerah harus bertanggungjawab langsung kepada rakyat. Pilkada langsung lebih accountable, karena rakyat tidak harus ‘menitipkan’ suara melalui DPRD tetapi dapat menentukan pilihan berdasarkan kriteria yang jelas dan transparan.

    Salah satu daerah yang akan melaksankan pilkada di tahun 2015 ini adalah kabupaten Kebumen. Kabupaten Kebumen secara administratif terdiri dari 26 kecamatan dengan luas wilayah sebesar 128.111,50 hektar atau 1.281,115 km², dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan perbukitan, sedangkan sebagian besar merupakan dataran rendah.  Kabupaten Kebumen mempunyai daya tarik tersendiri bagi partai politik dan calon anggota dewan karena jumlah penduduknya yang cukup padat. Berdasarkan data KPUD (2015)  Jumlah DPT Pilbup Kebumen 2015 ialah 460 desa, 2.385 TPS, 541.450 laki-laki, 535.146 perempuan dan jumlah total 1.076.596.

    Tidak majunya bupati sebelumnya, Buyar Winarso dalam pilkada Kabupaten Kebumen membuat peta persaingan antar kandidat terlihat seimbang dalam perspektif positioning image bagi para pemilih. Pilkada yang akan dilaksanakan 9 Desember mendatang diikuti oleh 3 (tiga) pasang kandidat bupati dan wakil bupati, pasangan pertama: Bambang Widodo-Sunarto yang diusung PDIP-HANURA), pasangan kedua: Khayub Mohammad Lutfi-Akhmad Bahrun yang didukung oleh PKS, NASDEM dan GOLKAR, pasangan ketiga: M Yahya Fuad-KH Yazid Mahfudzyang diusung oleh PAN, GERINDRA, DEMOKRAT, PKB. Tingkat positioning tiap calon yang relatif sama (sebagai pendatang baru), mendorong para tim peramu strategi pemasaran politik tiap kandidat untuk merancangstrategi pemasaran yang efektifguna memenangkan persaingan di arena pilkada Kebumen.

    Salah satu kejutan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015 Kebumen yang akan digelar 9 Desember 2015 nanti adalah munculnya pasangan calon (paslon) yang merepresentasikan NU dan Muhammadiyah, dua ormas Islam terbesar baik dalam skala nasional maupun skala lokal Kebumen. Mohammad Yahya Fuad, pengusaha yang merupakan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gombong diusung menjadi calon bupati berpasangan dengan calon wakil bupati KH Yazid Mahfudz, Pengasuh Pesantren Al Huda dan sekaligus pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kebumen. Paslon ini diusung koalisi Gerindra-PKB-PAN-Demokrat dan didukung juga oleh PPP.

    Daya tarik paslon yang mendapatkan nomor urut 2 ini bukan hanya latar belakang paslon saja, melainkan juga dilihat dari partai pengusung dan pendukungnya yang merupakan gabungan partai berbasis massa Islam (PKB, PAN dan PPP) dan partai nasionalis (Partai Gerindra dan Partai Demokrat). Meskipun dukungan PPP yang di tingkat DPP masih terpecah menjadi dua kubu tidak utuh, tapi dengan jumlah kursi DPRD paling sedikit dibanding partai pengusungnya, ketidak-utuhan PPP bukan persoalan yang serius bagi paslon ini. Partai berbasis massa Islam yang bergabung juga menarik. Tercatat hanya PKS, partai Islam yang memiliki kursi DPRD yang tidak ikut bergabung, karena sudah berkoalisi dengan Partai Nasdem dan Partai Golkar mengusung paslon Khayub M. Lutfi-Akhmad Bakhrun yang mendapat nomor urut 1.

    Berkoalisinya PAN dan PKB merupakan sesuatu yang baru. Secara nasional dalam Pilpres 2014 yang aroma pertarungannya masih terasa sampai sekarang, PAN dan PKB berbeda kubu. Semula muncul kecenderungan perseteruan Koalisi Merah Putih (KMP) tempat bergabungnya PAN dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tempat bergabungnya PKB, hendak dilembagakan sampai daerah. Meskipun kemudian ternyata tidak, bahkan PAN sekarang berubah haluan menjadi partai pendukung pemerintah. Bukan hanya PAN dan PKB yang selama ini belum pernah berkoalisi di Kebumen, di tingkat grass root NU dan Muhammadiyah masih agak susah untuk akur. Sehingga kalau momentum pilkada bisa membuat akur pendukung kedua ormas Islam tersebut tentu akan mempengaruhi posisi umat Islam dalam percaturan politik di Kebumen.

    Arus Berlawanan

    Meski tak ada partai yang dapat mengusung paslon sendiri, PDIP dengan percaya diri membuka pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati pada 10 s.d 20 Januari 2015 silam. Padahal ketika itu masih belum ada kejelasan pilkada dilakukan secara langsung atau dipilih DPRD. “Keangkuhan” partai pemenang Pemilu 2014 ini seperti memicu harga diri politisi partai lainnya. Puncaknya pada 27 April 2015 dideklarasikanlah Koalisi Kebumen Beriman (KKB) yang beranggotakan Partai Gerindra, PAN, PKB, Partai Golkar, Partai Nasdem,  PPP dan PKS. Dengan hanya menyisakan Partai Demokrat dan Partai Hanura, jelas situasi ini mengancam posisi PDIP yang tampaknya tak bergeming untuk melanjutkan proses penentuan paslon yang akan diusungnya.

    Dalam KKB ini, rupanya ada dua arus yang berlawanan. Di satu sisi ada Khayub M Lutfi yang dari awal memang sudah mendeklarasikan diri untuk maju dalam pilkada, sehingga meski tidak yakin akan mendapat rekomendasi dari DPP PDIP tetap ikut mendaftar sebagai bakal calon bupati, sambil terus menggalang dukungan partai-partai lain. Di sisi lain, wacana koalisi kultural “NU-Muhammadiyah” bergulir baik melalui media sosial (medsos) maupun di lingkungan elite politik Kebumen.

    Karena tidak ada titik temu, akhirnya KKB pun terpecah menjadi dua koalisi berbeda karena mengusung dua paslon yang berbeda. Partai Nasdem, Partai Golkar dan PKS mengusung Khayub-Bahrun, sedangkan Partai Gerindra, PKB, PAN, PPP ditambah Partai Demokrat mengusung Fuad-Yazid. Sementara PDIP yang memberikan rekomendasi kepada paslon Bambang Widodo-Sunarto, hanya “kebagian” Partai Hanura untuk menjadi mitra koalisinya.

    Militansi Politik

    Seiring kembali ditetapkannya pilkada langsung, tidak jadi melalui DPRD, majunya tiga paslon dalam pilkada Kebumen menjanjikan kompetisi yang menarik, karena jumlah partai pengusung dan kursi DPRD yang dimiliki tak selalu berbanding lurus dengan raihan suara dalam pilkada. Semangat elite NU dan Muhammadiyah untuk membangun koalisi kultural yang didukung koalisi partai pengusung paslon Fuad-Yazid diuji dengan keberadaan paslon Khayub-Bakhrun yang juga didukung sebagian pengurus dan massa NU.

    Kegagalan KKB mengusung satu paslon saja menggagalkan pertarungan politisi dari kaum santri yang didukung nasionalis berhadapan secara head to head dengan politisi dari kaum abangan sebagai representasi koalisi PDIP dan Partai Hanura. Kemenangan yang tadinya seperti sudah hadir di depan mata untuk sementara sirna. Sebab bukan tidak mungkin paslon nomor 3 Bambang-Sunarto yang diusung PDIP dan Partai Hanura bisa mengambil keuntungan politik dari situasi ini. Di sinilah militansi politik kaum santri diuji di Kebumen.

    Repotnya belum apa-apa perang jargon antara paslon nomor 1 dan nomor 2 sudah terjadi di tingkat grass root. Pendukung paslon nomor 1 melempar jargon, “Masa NU kok mau dipimpin Muhammadiyah?” Masa NU pendukung paslon nomor 2 yang semula sedikit terpojok dengan jargon tersebut, akhirnya balik memunculkan jargon balasan, “Daripada NU dipimpin PKS?”

    Di tingkat masa NU fanatik memang masih agak susah untuk membangun interaksi positif dengan Muhammadiyah dan PKS. Padahal pembeda sebenarnya adalah praktek dan pemahaman ajaran Islam yang masih bersifat khilafiyah, bukan dalam persoalan yang pokok serta tidak ada kaitannya dengan manajemen pemerintahan daerah. Namun karena kepentingan politis sesuatu yang tidak berhubungan bisa dianggap sangat berpengaruh.

    Semestinya kalau pendukung paslon nomor 1 dan nomor 2 sama-sama hendak merepresentasikan politik kaum santri, baik NU, Muhammadiyah maupun PKS, tidak perlu saling menyerang.Justru sebaliknya memperluas pengaruhnya ke kalangan non santri (untuk menyebut kalangan yang tidak mau disebut abangan tapi juga segan kalau mendapat sebutan santri), termasuk dalam hal ini kelompok minoritas non muslim dan tionghoa agar mereka nyaman dan bisa menerima peran kaum santri dalam menjalankan roda Pemerintah Kabupaten Kebumen.

    Karena itu momentum Pilkada 2015 bisa digunakan untuk menakar sejauh mana militansi kaum santri di Kebumen, ketika upaya persatuan umat secara formal sebenarnya sudah diwujudkan namun belum membawa hasil maksimal. Apakah masih ada pikiran di kalangan sesama kaum santri ketika berkompetisi, lebih baik sama-sama gagal daripada kaum santri kelompok lain yang berhasil, atau masing-masing kelompok segera tahu diri sehingga sama-sama melakukan ekspansi politik kepada kalangan non santri. Jika kemungkinan pertama yang terjadi, jelas paslon nomor 3 yang diuntungkan dan bisa menghemat energi. Tapi ketika alternatif kedua yang berjalan, paslon nomor 3 bakal kewalahan, karena seperti dikeroyok pendukung paslon nomor 1 dan nomor 2. Tidak kurang sebulan sebelum hari H pemilihan, berbagai kemungkinan masih bisa terjadi, termasuk relevan tidaknya memilah kelompok santri dan non santri atau abangan dalam percaturan politik lokal Kebumen.







    Sumber:
    http://kpu.kebumenkab.go.id/
    http://www.radarbanyumas.co.id/parpol-di-kebumen-bentuk-2-kubu-koalisi/
    Koran Kebumen Ekspress
    Jurnal Poelitik Vol. 1 No. 1 2008. Lili Romli.


    Sebagai salah satu syarat mengikuti DM2 Sleman
    Continue Reading


    Lahirnya perempuan adalah wadah-wadah pemimpin besar dunia. Dari rahim yang akidahnya baik, iman yang teguh, dan selalu terwarnai cahaya Al-Qur'an terbentuklah DNA yang baik. Maka keturunannya juga baik. 

    "Berbuat baiklah kepada anakmu sebelum anakmu lahir, Bil"
    -Mba Hera-


    Rentang Tunggu, 5 Desember 2015
    Azifah Najwa

    Aku mendidik diriku sendiri karena aku ingin mendidikmu jauh sebelum engkau dilahirkan :)
    Continue Reading
    Kadang kita merasa orang lain lebih mengerti perasaan kita dibanding orang terdekat kita.

    Kita pikir, mereka lebih mau mendengarkan keluh kesah dan kesedihan kita dibanding orang terdekat kita

    Di situ mungkin engkau lupa satu hal: teman-temanmu hanya bisa menjadi pendengar yg mengikuti segala cerita tentang masalah dan kesedihan dalam hidupmu..

    Sementara orang terdekatmu, hidup bersama segala masalah dan kesedihan itu,
    menemanimu menjalani cerita demi cerita dengan segala apa pun resikonya

    And the best place ever is your shoulder :D

    Yeah, the best place ever, to sleep, to cry, to lap ingus too, loh :p


    Rentang Tunggu, 4 Desember 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading


    Aku khawatir, jika agamaku bukan menjadi alasan kau memilihku. Dan lebih khawatir lagi jika alasanmu memilihku bukan karena agamaku.


    Rentang Tunggu, 1 Desember 2015
    Azifah Najwa

    Aku maunya dikirim mawar aslinya, bukan dikirim gambarnya _(._.)_
    Continue Reading

    Aku telah belajar banyak dari spasi, bahwa jarak telah mencipta begitu banyak makna. Tapi teramat naif bila kini aku berkata: aku begitu menikmati keterpisahan ini.

    Waktu memang terlalu angkuh untuk mengerti betapa mencekamnya rindu yang mendera. Boleh aku jujur? Ada luka di sana, yang tak butuh pemulihan apa-apa kecuali jumpa.


    Dandelion, 29 November 2015
    Azifah Najwa

    Jarak ini sungguh menyakitkan :'(
    Continue Reading

    OKE FINE!! :|
    Aku siap tempur untuk memperjuangkan mapres mas :/

    Kemudian ingat,
    Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka dia akan sibuk untuk memperbaikinya dibanding menyibukkan dirinya dengan aib dan kesalahan orang lain.

    Imam Ibnul Qoyyim dalam Al-Fawa'id, hal 53


    Jum'at barakah :)

    Purwokerto, 27 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading


    Tekad
    ~Izzatul Islam~

    Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri 
    Aral menghadang dan kedzaliman yang kan kami hadapi 
    Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati 
    Jasad ini , darah ini sepenuh ridho Ilahi 

    Kami adalah panah-panah terbujur 
    Yang siap dilepaskan dari busur
    Tuju sasaran , siapapun pemanahnya 

    Kami adalah pedang-pedang terhunus 
    Yang siap terayun menebas musuh 
    Tiada peduli siapapun pemegangnya 

    Asalkan ikhlas di hati tuk hanya Ridho Ilahi 

    Kami adalah tombak-tombak berjajar 
    Yang siap dilontarkan dan menghujam 
    Menembus dada lantakkan keangkuhan 

    Kami adalah butir-butir peluru 
    Yang siap ditembakkan dan melaju 
    Mengoyak dan menumbang kezaliman 

    Asalkan ikhlas di hati tuk jumpa wajah Ilahi Rabbi

    Kami adalah mata pena yang tajam 
    Yang siap menuliskan kebenaran 
    Tanpa ragu ungkapkan keadilan 

    Kami pisau belati yang selalu tajam 
    Bak kesabaran yang tak pernah akan padam 
    Tuk arungi da'wah ini , jalan panjang 

    Asalkan ikhlas dihati menuju jannah Ilahi Rabbi


    Sejak lima hari ini saya sering kali bergumam sendiri menyanyikan lagu ini. Ah, tiba-tiba rindu lagi padahal baru saja sampai kosan. Biasanya jam segini masih di ruang diskusi. Biasanya jam segini beberapa akhwat udah mulai mencari posisi untuk tidur. Biasanya jam segini aroma kopi semakin kuat. Biasanya jam segini moderator mulai tidak tahu lagi bagaimana mengendalikan alur diskusi. Kemudian Mba Tila meminta semuanya untuk berhenti diskusi. Karena sudah malam. Sudah ngantuk. Tapi tidak ada yang menggubris. Mba Vina, Mba Oki, Yayak sudah tidak bersuara, ah ternyata mereka sudah terlelap tak sengaja. Maka tinggalah aku, Gita, Mba Aisah, Tyo, Surya, dan Mas Yasin. Sesekali sambil menahan kantuknya Khoirul dan Faza ikut dalam pusara diskusi. Dan tiba-tiba Brigadir Izuddin Al Qassam meneriakkan takbir dengan lantang. Yang kuucap malah istighfar, karena aku kaget. Namanya sungguhan Brigadir Izuddin Al Qasam, dikirim langsung dari bumi para syuhada, hehe kalau yang ini saya bercanda.

    Ah kalian, hanya 67 manusia absurd ini yang tahu ada rekayasa sosial apa dibalik pendirian Indomaret di Sleman, hanya kami juga yang tahu apa korelasi Istighfar dengan kepekaan sosial, iya hanya kami. Yang tidur setiap pukul 3 pagi, menjadi pejuang di malam hari dan rahib di siang hari, ah iya, siang hari kami menjadi rahib yang sangat khusyuk, tau maksudnya? :D

    Ah iya, maafkan kami, yang saat apel pembukaan tidak hafal lagu Mars KAMMI, yang kami ingat hanya "berjuaaang..." itu saja, terus menerus, sampai panitia menanyakan, kalian memperjuangkan apa? xD

    Jadi, ini acara apa?

    DM 2 KAMMI, Bung!

    Salam muslim negarawan!


    Purwokerto, 23 November 2015
    Nabila Faradina Iskandar
    Continue Reading

    Mengikuti DM 2, artinya antum siap menghibahkan diri untuk ummat. -Ketum KAMDA Sleman-

    Tiba-tiba saya ingat QS At Taubah ayat 22

    Malam kedua DM 2, sisa-sisa debu saat jalan 7 km kemarin siang masih menempel di kaki, ditambah bending yang entah berapa puluh kali, membuat pegal, ingin terlelap tapi tetiba ingat bagaimana persiapan pemira, sampai mana LPJ tahsin, untuk grand final sekolah mapres sudah sejauh apa, ah Rabb, kemudian diingatkan, bahwa binaanku juga harus aku penuhi haknya..

    Ah, baru saja aku merasa belum ingin pulang. Betah di sini. Bersama mereka, berdiskusi, bukan debat kusir, bertukar pikiran, bukan menjatuhkan. Sejak pukul 5 sore tadi dan baru selesai 10 menit lalu.. Asyik kan? Siapa yang ga betah coba?

    ah tapi aku sudah rindu... :'(


    Sleman, 20 November 2015
    Azifah Najwa

    Sebenarnya seperti ini  ̄﹏ ̄ tapi harus selalu tampak seperti ini ヽ(^。^)ノ
    Continue Reading
    Pagi tadi tulisan di papan-papan reklame pinggir jalan masih Surakarta, sekarang terbacanya Yogyakarta. Kemarin tiba-tiba Azizah menemui saya, sahabat yang darinya saya belajar untuk menempatkan diri di tempat di mana kita dibutuhkan, dan teman yang sangat ingin menuliskan perjuangan saya untuk kuliah, hingga detik ini, ah Azizah, makasih ya satu botol teh manisnya.
    Kemarin sore perasaan saya juga masih di Danau Pertanian UNS, menghabiskan senja, mengisi perut yang seharian kosong dengan Bakso Pertanian, sambil ngalor ngidul sok ngobrolin politik kampus. Semalam saya juga baru bertemu dengan teman-teman UNS yang tidak sengaja saya temukan di mana-mana, ketemu pasukan se Kebumen Raya lalu menghabiskan semangkuk sop ayam, semalam Solo hujan, jadi sop ayam aku rasa menu yang pas. Kemudian pulang, lalu pagi, lalu ke stasiun lagi untuk ke Sleman, tujuan perjalanan saya kali ini di Sleman, bukan di Solo, bukan di Danau Pertanian, bukan di maskam UNS yang membuat saya tak ingin pulang, bukan pula di kosan Yana.

    Hidup juga begitu. Kita dibolehkan mampir ke sana ke mari, bahkan singgah di kehidupan orang lain. Tapi kita harus ingat, apa tujuan kita.

    Hari ini sampai minggu insya Allah saya akan DM 2, semoga lancar dan berkah, jangan kangen dulu ya dengan tulisan-tulisan saya :p


    Yogyakarta, 18 November 2015
    Azifah Najwa

    See you next time Solo :)
    Continue Reading

    Kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengenal manusia daripada mengenal Dia.

    Kita lebih sering memikirkan orang daripada memikirkan Dia.

    Lebih sering galauin manusia daripada galauin hubungan kita dengan Dia.

    Dan tetap, Dia tidak pernah abai dan lupa mengatur kita. Sedetikpun.

    Masih berani pula banyak minta dan maksa maksa buat mengabulkan doa kita.

    Malu yah..


    Solo, 18 November 2015
    Azifah Najwa

    Pagi ini Solo dingin, hanya pagi ini, entah besok, entah lusa.
    Continue Reading


    Bismillah..
    Selamat siang, Purwokerto

    Mohon maaf, mungkin untuk beberapa hari ini kalian tidak akan menemukanku seperti biasanya. Maaf jika aku lebih suka tiba-tiba diam dan menjawab seperlunya saat kalian bertanya. Percayalah, aku baik-baik saja, setidaknya berusaha baik-baik saja


    Ah iya, benar, nyesek ya saat ngerasa tidak ada seorang pun dipihak kita.


    Ibu, syafakillah syifaan ajilan
    Maaf, Bu, belum bisa pulang :"


    Dan untuk adek yang sedang memperjuangkan kelulusannya, mba ingin mengajakmu kembali ke waktu dua tahun lalu.


    Masih ingat kan kalau hampir setiap hari mba menghabiskan waktu untuk menyelesaikan ratusan bahkan mungkin ribuan soal. Les setiap hari, sangat bersyukur masih bisa merasakan les. Dulu mba tinggal di kost, semuanya harus disiapkan sendiri, sering kalau qiyamul lail nangis, iri, iri dengan yang lain yang masih bisa mempersiapkan ujian di rumah, didukung penuh orang tua, ah iya, ibu pasti juga sering membuatkanmu segelas susu, makan masakan ibu setiap hari. Kau pasti lupa, iya karena dulu kau juga sibuk mempersiapkan kelulusanmu. 

    Jika kamu merasa kesulitan menyelesaikan soal-soal itu, teruslah berusaha, jangan malu untuk bertanya ke temanmu, ke gurumu, termasuk ke mba. Pagi tadi saat ibu telpon, ada yang tiba-tiba menghantam perasaanku, kau tahu apa? Kata ibu kau kesulitan menyelesaikan soal-soal kimia di try out-mu kemarin, sedang kakakmu ini pengajar private kimia. Saat itu juga mba rasanya pingin pulang, mengajarimu semua materi kimia, bagian mana yang kamu belum faham? bagian mana yang kamu masih belum bisa menyelesaikan? Kenapa tidak cerita sedikit pun ke mba? Ah tidak, mungkin kamu enggan, enggan mengganggu kakakmu, karena mba terlalu sibuk dengan urusan mba sendiri, karena mba sibuk dengan dunia mba sendiri, faghfirlii...



    Dek, saat mba menuliskan ini, yang mba ingat adalah masa-masa belasan tahun silam, saat begitu banyak waktu kita habiskan untuk berdua, kau dulu kecil, mba senang sekali menggendongmu, kau dulu selalu ikut ke mana pun mba pergi, bahkan saat ibu memarahimu, yang kau cari lebih dulu, yang kau panggil lebih dulu, aku. Ah, maaf, mungkin kau tak lagi merasakan kehadiranku, hingga saat kau kesulitan dengan soal-soal ujianmu kau sama sekali tidak memanggilku. Aku merindukan itu, merindukan saat kau memanggilku saat kau kesulitasan, saat semua orang tidak ada yang membelamu. 

    Kau tahu aku senang saat melihat foto-foto di medsosmu tentang Teknik Lingkungan, aku juga ingin begitu, aku ingin merasakan semangatmu di sini, meski jauh :''



    with love,
    your older sister :)
    Continue Reading

    Mungkin sebentar lagi kakak akan pergi

    Dan aku akan kembali disini sendirian

    Mungkin sebentar lagi kakak akan lebih memprioritaskan seseorang yang baru.. Sedang aku masih akan disini sendirian

    Aku tau waktu kakak denganku tidak akan lama.. Maka aku tau persis bahwa aku akan kembali berjuang sendirian

    Aku sadar aku tidak berhak menahanmu terlalu lama disampingku karena sudah ada yang pasti telah menunggumu diujung sana.

    Aku tau ini akan kembali seperti waktu dimana kita belum saling kenal. Dan aku paham betul bahwa sekali lagi, aku akan melanjutkan perjuangan ini sendirian. Dan aku baik baik saja.

    Semoga jannah bisa menjadi tempat kita melepas rindu.


    Kenalkan, ini kakak saya yang saya temukan di sini, panggil saja Mba Uzy

    Kata Mas Erwin sama Mas Bimo aku jelmaannya Mba Uzy, padahal bukan, Mba Uzy tinggi sedangkan aku hanya sepundaknya saja

    Foto ini diambil waktu aku ulang tahun, setahun lalu, dan tulisan ini aku tulis saat aku ulang tahun kemarin, 16 hari sebelum Mba Uzy wisuda, 30 hari sebelum Mba Uzy meninggalkan Purwokerto untuk entah sampai kapan.

    Aku baru saja main ke Baitunnisa, biasanya di kamar kedua aku menemukan Mba Uzy, lalu aku masuk tanpa permisi dan tidur di situ seenaknya, hingga lupa waktu, tapi kali ini tidak, kamar itu terkunci rapat, penghuni barunya sedang pergi, aku iseng mengetuk pintunya, berharap Mba Uzy membukakan pintu, ah aku salah, Mba Uzy tidak lagi di sini.

    Saat-saat seperti ini biasanya aku segera menemui Mba Uzy, menceritakan segalanya, kemudian sembarangan membuat bantal dikamarnya basah. Tapi  saat ini tidak. Saat aku mengeluhkan segala hal, apa pun itu, Mba Uzy selalu bilang "Bukan Nabila kalau kaya gini".

    Dua hari lalu aku ketemu Mba Tia, aku bilang rindu padanya, tapi kata Mba Tia aku sebenarnya rindu Mba Uzy, aku mengiyakan. Kemarin ketemu Mba Tika, aku juga bilang kalau aku rindu padanya, tapi kata Mba Tika, aku rindu Mba Uzy, aku mengiykan. Karena dulu Mba Uzy sepaket dengan Mba Tia dan Mba Tika.

    Biasanya sepulang kuliah aku selalu ke Lab. TP lantai 2, menemui Mba Uzy di Lab. Manajemen Industri untuk setoran hafalan. Iya, dulu setiap hari aku menyetorkan hafalanku, ah iya mba, menjaga hafalan lebih sulit dari menambah hafalan. Hafidzah sejatinya bukan yang selalu menambah dan menambah hafalannya, tapi yang bisa menjaga hafalannya, ah Mba Uzy, betapa sekarang aku merasa kesulitan untuk menyetorkan hafalanku, setiap hari yang aku lakukan hanya muroja'ah, mengulangnya tanpa tahu kapan akan menambahnya :'(


    Mba Uzy, gamau liat aku jadi mapres dulu apa? :'(


    Ana, uhibbuki fillah...

    Baitunnisa, 12 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Perempuan tidak harus sama dengan pasangan hidupnya. Namun harus bisa mengimbanginya. Perempuan juga tidak harus menjadi ilmuwan yang diakui pun dipercaya oleh seisi dunia. Namun harus menjadi ilmuwan terpercaya yang dipercaya oleh anak-anaknya.

    Maka saat saya mulai malas meningkatkan kapasitas saya, saya selalu ingat, bahwa anak saya berhak dilahirkan dan dididik wanita cerdas, bahwa suami saya berhak didampingi wanita cerdas (:


    Ar Razy, 12 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Mari ku kenalkan kalian pada laki-laki paling pertama dalam sejarah hidupku.

    Orang pertama yang mengenalkan aku pada Rabbku, mengajari aku bagaimana tahu tentang-Nya.
    Laki-laki pertama, yang dirinya menanggung sebagian dari kesalahanku terdahulu, laki-laki paling pertama yang selalu memberikan perlindungan.

    Dialah, ayahku.

    Tahukah kalian bagaimana bentuk cintanya? Bisakah kalian bayangkan seberapa banyak, seberapa besar cintanya terhadapku? kalian tak akan pernah mengetahuinya hingga kalian berdiri pada sepatunya.

    Segala jenis cinta yang paling aku mengerti, semua jenis kebahagiaan yang paling aku inginkan. Ayahku, yang paling pertama mencintaiku, menjagaku dengan segala yang ada padanya, menjamin semua citaku tanpa tapi. :)

    Selamat hari Ayah :)
    Entahlah, sejak kuliah saya bukannya merasa semakin mandiri tapi malah semakin manja. Paling manja malah diantara 3 anak ibu. Setiap kali pulang, malam sebelum kembali ke Purwokerto saya selalu minta agar tidur ditemani mereka berdua. Sering rebutan sama Bela buat dipeluk sama Ibu.

    Ah mereka
    Setiap saat saya rindu.
    Saya rindu saat-saat menghabiskan sore dan malam hari bersama mereka. Saya rindu saat mereka mendengarkan aku bercerita tentang apa pun seharian. Sekarang bedanya saya menceritakannya dari balik handphone. Hal tidak penting pun aku ceritakan. Jadilah mereka hafal siapa-siapa saja teman SD, SMP, SMA, bahkan kuliah, yang melihatnya saja mereka belum pernah. Jadilah mereka hafal sifat-sifat temanku, yang pernah dengar suaranya saja belum pernah. Saya rindu mereka. Sangat.

    Ah saya rindu sekali dengan ayah saya
    Seorang laki-laki yang paling saya cintai. Yang hanya ada aku di pikirannya saat tahu aku opname. Yang tiba-tiba di pintu kosku saat tahu aku sakit. Yang tiba-tiba menelpon dan meminta aku pulang saat Gn. Slamet kala itu erupsi, padahal aku sedang kuliah saat itu. Yang tidak pernah membiarkan aku menunggu jemputannya. Yang tidak pernah meninggalkanku sebelum aku naik angkot untuk berangkat sekolah. Yang sering ke kantor pos hanya untuk mengirimkan surat rujukan untuk berobat. Yang selalu menengokku sebelum beliau tidur. Yang mengajariku memancing. Yang mengajariku membuat ketupat. Yang mengajariku untuk bermanfaat bagi yang lain. Ini sifat yang sangat dicontohkan ayahku pada anak-anaknya. Beda lagi dengan Ibu, Ibu selalu mengajari kami untuk selalu berbagi dengan yang lain, dari apa pun yang kita punya. Rabb, terima kasih menakdirkan kami menjadi anak mereka.

    Bahagia ya Bu, Pak, seandainya kita ber 7 bisa bersama. Ah, sudahlah, toh kakak juga sudah di surga


    To our lovely parent :*
    With love,

    Annisa Zaynab Iskandar
    Ummi Kultsum Iskandar
    Nabila Faradina Iskandar
    Ulfi Uswah Iskandar
    Salsabila Najwa Iskandar
    Continue Reading

    That's the simple love that makes me want to marry you

    -no emoticon-

    Rentang Tunggu, 10 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Tiba-tiba menemukan lukisan ini di file foto-foto SMP. Lagi-lagi aku rindu melukis, aih. Ini lukisan terakhir yang aku buat saat lomba melukis tingkat provinsi, yang mengantarkanku berangkat final kalau kecelakaan itu tidak terjadi, ah sudahlah. Lukisan ini aliran romantisme, mungkin memang tidak terkesan ada nilai seninya, abstrak, bukan seperti lukisan biasa, permainan warnanya pun juga sederhana, menggunakan warna-warna monokrom -hitam dan putih-. Medianya cat minyak. Ini merupakan potongan relief di candi borobudur. Diantara begitu banyak aliran lukisan, saya paling suka ini, aliran romantisme, paling PD membuatnya. Ah engga, sebenarnya biar ga perlu beli banyak cat minyak. Mahal si. Bahkan dulu saat melukis saya juga lebih sering menggunakan kanvas bekas kakak kelas yang lukisannya udah di nilai. Pelukis ga bermodal kalau kata Pak Agus, "Kalau cat minyak yang udah buat nglukis bisa dilarutin di pake juga kali sama Nabila," kata pak Agus gitu. Hahaha

    Buat saya melakukan hobi ga harus mengeluarkan uang banyak. Daripada jadi limbah mending saya manfaatin. xD

    Cat minyak, kanvas, pallet, tinner, tahu betapa rindunya aku dengan kalian? :')


    Purwokerto, 9 November 2015
    Azifah Najwa

    besok 10 November :)
    Continue Reading

    Berlarilah menapaki pematang-pematang itu
    Aku cukup di sini
    Terlalu sulit bagiku menghitung rinai rindu yang tak pernah dirindu

    Teruslah mendaki puncak pelangi yang kau lukiskan laksana mimpi
    Aku cukup di sini
    Ketika mentari kembali
    Izinkah aku bermain dengan gradasi
    Kau tau aku sangat menyukai gradasi

    Terus dan lanjutlah
    Selalu ada ribuan mata yang melihatmu tertawa dalam suka
    Selalu ada ribuan bulir embun yang menemanimu

    Aku cukup di sini
    Bermain dengan resonansi-resonansi rindu ini


    Resonansi Rindu, 7 September 2012
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Fabiayyi ‘ala irobbikuma tukadziban...
    Bismillah

    Hamdalah, hamdalah, hamdalah, untuk kali ketiga sejak september lalu
    Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?

    "Diberi nikmat terus menerus itu juga ujian loh"
    Ah, faghfirlii...

    Satu minggu ini motto saya QS Muhammad ayat 7.

    "Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."

    Ditengah mempersiapkan tekad gamais, proses DM2, dan final LKTI terakhir sebelum cuti.

    "Karena tekad bukan sekadar makrab seperti UKM-HIMA lain", diingatkan Akh Nungky dua pekan lalu.

    "Jika memang DM 2 bisa meningkatkan kapasitas antum, kenapa harus tidak dilakukan?," kata Akh Harfin.

    Tekad bukan sekadar makrab. DM2 salah satu upaya meningkatkan kapasitas saya. Dan saya ingin cuti.

    Iya, cuti sejenak, benar sepertinya, beberapa bulan terakhir kelakuan saya menjadi tidak humanis, tidak sedikit yang mengeluh kurang saya perhatikan, tidak sedikit juga yang protes karena saya sering begadang dan lupa makan. Tentang kau, kalian, mereka, aku tak pernah berhenti mengucap syukur, Rabb :')

    Purbalingga, 8 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Harusnya saya sedang menyelesaikan desain poster untuk final LKTI besok, tapi tiba-tiba jariku mengajak saya ke sini. Sejak kemarin Purwokerto hujan, allahumma shayyiban naafi'an. Dan semua langsung update, saya juga. Ah, biarlah, biar dunia tahu, seberapa rindunya saya dan mereka pada hujan. 

    Ada yang mengusik saya hari ini, tentang impian saya menjadi penulis, berdakwah lewat tulisan. Terlalu heroik ya kedengarannya? Tapi hari ini saya merasakannya, lagi. Ruh saya seakan kembali. Mengajak tuts tuts keyboard ini menebar kebermanfaatan, membagikan ilmu yang tak seberapa. Tapi saya suka. Karena saya jadi giat belajar lagi. Mengisi gelas saya sebelum saya bagikan ke gelas yang lain.

    Tentang hari ini. Seharian ini ada seorang anak yang mengajak saya ngobrol, awalnya nanya harga tiket bis ke Jogja, tapi kemudian dia cerita kalau dia ingin pindah, tapi kemudian dia menceritakan tentang ummi-abinya, lalu dia bercerita tentang mengapa dia memilih menyebalkan. Saya tidak meminta, dia membiarkan dirinya menceritakan semuanya. Seorang anak yang beberapa orang kewalahan menghadapinya. Katanya dia menyebalkan. Tidak bisa menghargai orang. Saya mengiyakan. Ah percayalah, jangan tutupi pikiran kalian dengan konotasi sempit itu. Hari ini saya belajar dan diingatkan anak ini. Dari tulisan di antologi cerpen saya. Dan saya sangat menghargai usahanya, usahanya belajar tidak menyebalkan. Tentang keputusan-keputusanmu itu, saya hanya bisa mendo'akan, semoga semua yang terbaik :)


    Purwokerto, 5 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Mencintaimu adalah berhenti mengandaikan semua hal baik yang tak ada pada dirimu dan memaafkan semua hal buruk yang ada pada dirimu.


    And I always amazed with the way you express your love to me :)


    Rentang Tunggu, 5 November 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Selamat pagi para makalah :) 
    Semoga kalian senantiasa putih menenangkan. 
    Mengajakmu bercengkrama di balik permukaannya yang tak timbul, kau dan aku hanya dipisahkan sebatas kertas, yang terkesan abstrak.

    Ah kalian


    Rentang Tunggu, 3 November 2015
    Azifah Najwa

    Usulan Penelitian, Makalah DM 2, dan Draft LKTI.

    Continue Reading
    Ke mana sebenarnya aku berlari?

    Apakah untuk mengejar sesuatu, atau karena dikejar oleh sesuatu?

    Apakah untuk menemukan, atau untuk bersembunyi?

    Jangan-jangan aku hanya menjadikan hari-hariku sebagai pelarian

    Asyik di dunia maya karena ingin lari dari alam realita

    Asyik dengan hidup sendiri karena ingin lari dari tuntutan sosial

    Asyik mencoba-coba karena ingin lari dari komitmen

    Asyik mencari muka di depan orang lain karena ingin lari dari rasa minder

    Asyik berpura-pura karena ingin lari dari pertanyaan-pertanyaan menyebalkan

    Asyik menjadi orang lain karena ingin lari dari diri sendiri

    Kau pernah ingin merasa ingin pulang tapi tidak tahu harus ke mana?

    Aku pernah

    Sekarang

    Aku ingin pulang

    Bukan. Aku memang harus pulang

    Tapi, di mana rumahku?


    Purwokerto, 2 November 2015
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    Kalau tidak salah ingat, terakhir kali aku ke sini bulan Juni lalu. Kemudian menemukanmu sedang duduk di sini, di ruang tunggu dokter spesialis penyakit dalam. Aku masuk dan kau pergi. Tidak ada percakapan. Tidak juga sapa. Kau berlalu aku pun berlalu.

    Ah tempat ini, selalunya membuatku terkenang banyak hal. Dua tahun lalu, sebelum akhirnya dipaksa opname, entah berapa kali keluar masuk tempat ini. Dua tahun lalu, sebelum akhirnya aku dinyatakan lepas dari bayang-bayang infeksi kelenjar getah bening, entah berapa kali aku selalunya merasa harap-harap cemas, berharap itu hanya inflamasi biasa, kelenjar getah beningku baik-baik saja, selalu begitu. Dua tahun lalu juga, saat aku masih menunggunya, dia entah siapa.

    Sejauh itu aku merasa baik. Sangat baik malah.
    Malam ini juga.
    Sebelum ibu-ibu disebelahku menyapaku dan menanyakan "Mba, sendirian aja?"
    "Eh, iya, Bu"

    Aku jadi berpikir, ah iya, selama ini, aku lebih sering melakukan segala hal sendiri. Berburu horcrux -tanda tangan karya ilmiah-, makan, makan es krim di depan masjid jensoed, ke perpustakaan, ke dinas pertanian, ke tempat ini, bahkan DM2 ku pun diprediksi aku berangkat sendiri.

    "Nabila mah kebiasaan, sukanya ilang tiba-tiba"

    "Aku dibalik tangga, Nu"


    Ah percayalah, Nu, karena sebenarnya tidak ada orang yang benar-benar mencintai kesendirian, aku pun.


    RS. Ananda, 1 November 2015
    Azifah Najwa

    Terima kasih telah mengajakku menikmati satu cup es krim stroberi :D
    Continue Reading







    Selamat datang November :)
    Be mine please

    Final LKTI, Tekad, Lomba debat, DM 2!
    Selamat dicetak Dan, semoga pembaca menyukaimu :)



    Dandelion, 1 November 2015
    Azifah Najwa


    Covernya masih jelek, mungkin ada yang mau berbaik hati bikinin desain covernya? :D
    Continue Reading
    Selamat malam Purwokerto, menyapamu sebelum besok aku pulang ke Kebumen :)

    Berasa pulang lama aja, padahal minggu udah ditagih buat rapim :v

    Bil, pucet banget keliatannya?
    Iya, Res, aku lupa kalau terakhir makan aku kemarin siang  -___-

    Sejam kemudian...
    Bil, bahagia banget?
    Iya mba, bagiku bahagia itu sederhana, PKM udah dikirim misal :D

    Kemudian adzan maghrib, dan kita bergegas sholat berjama'ah, al ma'tsurat, kemudian menyelesaikan target tilawah satu juz kita

    Inilah keluarga, jangan tanya seberapa sering kita dibuat kecewa, jangan tanya juga lebih seberapa sering aku tertawa bahagia karenanya...

    Karena yang sudah kuat juga perlu dikuatkan
    Yang sudah faham juga perlu diingatkan

    Karena yang sehat juga bisa tiba-tiba sakit, tiba-tiba harus istirahat total, padahal itu sama sekali bukan rutinitasnya
    Syafakallah . .

    Udah mimisan, berarti toleransi tubuh saya udah maksimal
    "Rehat dulu, Bil, kasian tubuhmu," kata Stroberi

    Iya, besok kan aku pulang \:D/

    Jangan lupa bahagiaaaa


    Purwokerto, 29 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Saya pingin es krim, es krim stroberi, 1 cup saja
    Continue Reading

    Ada yang lupa ditulis saat kita bahagia. Kita lupa, bahwa kebahagiaan juga perlu diabadikan seperti luka.


    Rentang Tunggu, 29 Oktober 2015
    Azifah Najwa


    Continue Reading
    Perkenalkan nama saya Nabila Faradina Iskandar. Teman-teman TPQ, TK, SD, dan SMP saya biasa memanggil saya Dina, tapi berdasarkan hasil musyawarah saat kelas X dulu nama panggilan saya berubah menjadi Nabila, dan bervariasi menjadi Nabilo, Kubil, Nabil, Bila, bahkan Iskandar sejak saya kuliah. Tidak mempermasalahkan kalian panggil saya apa. Hanya saja saya paling suka dipanggil Fara. Kenapa? Karena itu panggilan dari ibu saya :D

    Sebenarnya saya ingin cerita, cerita apa? Cerita tentang dua adik saya. Ulfi Uswah Iskandar dan Salsabila Najwa Iskandar. Harusnya saya juga menceritakan dua kakak kembar saya, mungkin di edisi selanjutnya :)
    Ah iya, panggil saja mereka Ufi dan Bela. Kenapa Ufi? Karena dulu sejak saya punya adek dia saya sulit sekali melafalkan huruf "L" ditengah namanya, jadilah dia saya panggil U f i sampai sekarang.

    Saya bingung harus menceritakan apa tentang mereka. Yang jelas saya sedang rindu. Rindu dengan segala hal yang bisa kita lakukan bertiga. Rindu juga berbagi makanan dengan mereka. Pun rindu mempersilakan tamu pergi, eh. Hahaha

    Perangai kami bertiga berbeda sedikit sama sedikit berbeda. Ufi sangat lembut hatinya, lebih pendiam jika dibandingkan aku dan Bela, dia juga lebih sabar. Kalau kata ibu anak perempuan harusnya kaya gitu. Berbeda sekali dengan Ufi, Bela sangat jauh dari kata pendiam dan lemah lembut. Perangainya mirip sekali denganku, kata ibu. Keras. Tidak hanya sifatnya, tapi juga suaranya. Alhasil, dia yang meneruskanku menjadi pemimpin upacara, haha. Kami juga sama-sama sering diminta pidato, ditambah kemiripan nama membuat guru-guru tidak hanya di SD kami, di beberapa SD di kecamatan kami sulit membedakan mana Nabila mana Salsabila, jadilah beberapa kali saat diminta pidato di acara-acara gabungan SD-SD Bela lebih sering dipanggil Nabila, maaf ya Bel, nama mba lebih dahulu melegenda :p
    Diantara kami bertiga, Bela paling bisa baca puisi tapi juga paling tidak bisa menggambar.
    Untunglah aku pakai rok, Ufi jadi ikut-ikutan pakai rok, Bela pun juga pakai rok. Coba kalau tidak, entah jadi apa tiga anak ibu ini.

    Jika dari perangai kami berbeda, apalagi dari fisik kami. Kami sangat berbeda. Yang membuat sama, kami sama-sama perempuan, sisanya kami berbeda. Bela sempat mirip sekali denganku sejak kecil hingga kelas 2 SD, sekarang? Entah ibu beri makan apa anak itu, dia tumbuh begitu cepat. Ufi, sejak dahulu kami memang tidak pernah mirip. Bahkan teman-temanku sempat tidak percaya jika dia adekku, kejam. Tapi sungguh dia adek kandungku, itu pembelaanku dulu.

    Diantara begitu banyak ketidakmiripan kami, kami bertiga memilki mata yang sama. Ini yang membuat kami sekilas nampak mirip. Bulat dengan tatapannya yang tajam. Iya, dulu sebelum kacamata mines 4 bertengger di hidungku dan membuat mataku seperti mata ikan. Mata yang diwariskan bapak.

    Percayalah, meski tidak mirip kita pernah hidup bergantian di rahim ibu selama 9 bulan. Seharusnya kita berlima. Iya seharusnya berlima.


    Purwokerto, 27 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    A Little Love
    -Fiona Fung-


    Greatness as you
    Smallest as me
    You show me what is deep as sea

    A little love, little kiss
    A little hug, little gift
    All of little something, these are our memories

    You make me cry
    Make me smile
    Make me feel that love is true
    You always stand by my side
    I don't want to say goodbye

    You make me cry
    Make me smile
    Make me feel the joy of love
    Oh! Kissing you
    Thank you for all the love you always give to me,
    Oh! I love you

    Yes I do, I always do

    Make me cry
    Make me smile
    Make me feel that love is true
    You always stand by my side
    I don't want to say goodbye

    You make me cry
    Make me smile
    Make me feel the joy of love
    Oh! Kissing you
    Thank you for all the love you always give yo me,
    Oh! I love you

    To be with you....
    Oh! I love you


    Ini salah satu lagu kesukaan saya, yang suka nyanyi bisa ambil gitarnya atau ga nyanyi aja.  Dilanjut Our Happy Daysnya Justice Voice, jangan lupa bahagia ukh! Atas apa pun yang ada di dunia ini, kita pantas untuk bahagia. Yuk mari nyanyi lagi Nu, Mba Hasna~


    Raudhatul Jannah, 26 Oktober 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Kita semua tau, adalah isi kepala dan hati yang membuat kita betah dengan seseorang. Bukan wajahnya.

    Sebab rupa akan hilang dan memudar seiring berjalannya waktu. Sedang akhlak, pemikiran, kecerdasan emosional ataupun kemurnian hati telah mampu menghadirkan perasaan nyaman dan betah.

    Tentang segala kesabaranmu, aku berterima kasih padaMu Rabb :)


    Dandelion, 26 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Untuk kesekian kalinya, love you :*

    Continue Reading

    Ada banyak hal yang berserakan disini, termasuk hati. Lalu kau datang begitu saja, membereskannya tanpa permisi. Aku berontak, mengusir kau pergi jauh-jauh dari aku. Namun kau tersenyum sambil memberiku jus strawberry, simbol perdamaian katamu.

    Esok harinya kau masih saja menata ulang setiap kepingnya, membuatnya kembali utuh meskipun tak pernah sama seperti baru. Aku tetap saja berteriak pada kau untuk tak perlu melakukan banyak hal padaku. Kau bilang, kau hanya tak sanggup melihat mataku yang sayu, mukaku yang pasi.

    Suatu senja, kau bertanya padaku apa yang aku lakukan kala aku sendiri dengan kepingan hati yang berserakan. Ku bilang, aku mengadu pada Tuhan, memohon diberikan yang paling baik dan paling sabar menghadapi aku.

    ...........

    Hei, apakah kau adalah jawaban Tuhan atas doaku kala itu?


    Dandelion, 24 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Selamat dini hari. Mari menata rindu lagi :)
    Selamat sahur untuk yang shaum :)
    Continue Reading

    Kan melangkah kaki dengan pasti
    Menerobos segala onak duri
    Generasi baru yang telah dinanti
    Tak takut dicaci tak gentar mati

    Shoutul Harokah
    Gelombang Keadilan


    Saat aku berfikir aku tengah menjadi manusia paling keras kepala di dunia, pinjem kata-katanya Ibroh, "ane pingin nyebur laut rasanya". Ya Rabb, maafkan hamba yang belum mumtaz menjalani ujian-Mu.

    Ditengah heroiknya mempersipakan DM2, musang Gamais, dan Pemira. Isu Jokowi tak lagi menarik Mba Mels, lebih asyik kajian Quo Vadis Gerakan, -yang makalahnya entah kapan aku selesaikan :D-

    Mengapa aku harus DM2?
    Mengapa aku nekat daftar DM2 waktu itu?
    Dengan kondisi seperti sekarang? Otak yang kosong dan ruhiyah yang amburadul?

    "Kamu sedang mencari pembelaan kalau kamu ga harus berangkat DM kan, Bil?," Stroberi mengingatkan

    "Eh, bukan begitu."

    "Lalu apa? Mba Dina, Mba Hanifah, Mba Meli saja bilang, berangkat saja! Kamu akan selalu merasa otakmu kosong entah kamu akan berangkat DM 2 kapan!"

    "DM2 hanya perangkat pembinaan. Apakah 5 hari ditambah proses DM2 akan metransformasi  cara berpikir seseorang? Tentu tidak bisa digeneralisir!"


    Bermalam-malam aku berpikir. Apa yang membuat kata DM2 begitu ditakuti? Olehku dan beberapa kader AB 1 KAMMI? Bedanya dengan DK 2? Bedanya dengan DK 3? 


    "Kamu akan menemukan suasana diskusi yang berbeda, Bil," Mba Meli mecoba mengiming-ngimiku. 


    Sedikit demi sedikit konflik batin mulai terpecahkan, meski bukan terselesaikan. Baiklah aku menyerah. Tentu bukan karena iming-iming diskusi yang memang berbeda. Setidaknya jika tidak bisa mengisi gelas-gelas yang lain, gelas yang aku bawa akan terisi. Egois sekali ya? Juga bukan mutlak karena alasan aku harus DM2 sebelum menjadi mapres #eh
    Biarlah Allah yang menjaga alasanku.


    Dan kegelisahan adalah bentuk kekecewaan dan kepedulian. Di titik ini aku kembali memikirkan, ke mana Gamais akan dibawa? Akankah menjadi lembaga dakwah tanpa dakwah atau hanya lembaga dakwah dinamis tanpa ruh dan militansi.... ?


    Purwokerto, 23 Oktober 2015
    Nabila Faradina Iskandar

    Calon peserta DM 2 Sleman
    Continue Reading

    Mba Hasna: Bil, selai strawberrymu masih ga?

    Nabila: Masih, Mba. Di kulkas noh.

    Mba Hasna: Masih enak. Seger loh.

    Nabila: Selamat, pagi ini Anda telah mengonsumsi selai rendah IG. Cocok sekali untuk Anda yang ingin diet. :p

    Mba Hasna: Rrrrrr, lempar piring nih

    Nabila: Kabuuur..

    Mba Hasna: Heh aku lupa, kalau rendah IG gimana deh

    Nabila: Makanan yang rendah IG itu baik untuk kesehatan, apalagi untuk mempertahankan kadar gula darah, kenapa karena IG berpengaruh terhadap penyerapan gula darah ¥£^*%+#*3+@-$+$(#-$*. Jadi selai ini cocok untuk penderita diabetes.

    Mba Hasna: Oooohhh

    Nabila: Iya

    Mba Hasna: Dulu beras analogmu juga buat diabetes ya.

    Nabila: Iyap

    Mba Hasna: Kamu ahli pangan spesialis diabetes deh, Bil!

    Nabila: Aamiin ya Allah (peluk mba Hasna)


    Itu foto selai strawberry yang kami klaim rendah IG. Mengapa? Karena kami buat dengan menggunakan gula kelapa, bukan gula tebu. Selain, serat pada buah strawberry juga masih kami pertahankan. Bisa dikonsumsi untuk para diabetik, atau kalian yang tidak ingin menderita diabetes. Sekalian mengurangi impor gula pasir sekalian jaga kesehatan, ingat, you are what you eat ;)


    Laboratorium, 20 Oktober 2015
    Azifah Najwa

    Laboratorium a.k.a d a p u r  xD
    Karena labnya anak pangan ya di dapur :p
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ▼  2015 (309)
      • ▼  Desember (10)
        • Pertemuan Takdir
        • 1.14 a.m.
        • My Lovely Daddy
        • Jum'at
        • Rentang Tunggu
        • Prof. Diabetik
        • Menakar Militansi Kaum Santri pada Pilkada Kebumen...
        • Menjadi Ibu
        • Just Now
        • Mawar
      • ►  November (20)
        • Jarak
        • Saingan
        • DM 2 Sleman
        • 1.34 a.m.
        • 11.18 a.m.
        • Malu
        • Untuk Calon Insinyur Lingkungan
        • Mba Uzy
        • Wanita Cerdas
        • Hari Ayah
        • No Emoticon
        • M E L U K I S
        • Resonansi Rindu
        • QS Muhammad: 7
        • Difraksi Cita
        • (:
        • Minggu Makalah
        • Berlari untuk Pulang? Yakin?
        • Sendiri
        • Dandelion - November
      • ►  Oktober (27)
        • 07.25 p.m.
        • Lupa
        • Dina Ulfi Bela
        • A Little Love
        • Seseorang
        • 02.31 a.m.
        • K A M M I
        • Diabetik!
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • Kau
      Kau lebih dari sekadar puisi, membahasakanmu mendamaikan hati Rentang Tunggu, 22 April 2015 Azifah Najwa Hati-hati :)
    • Perjalanan
      Perjalanan apa pun, yang dilakukan malam hari biasanya sukses memutar semua memori tentang apa pun yang ada di dalam hati Rentang Tun...
    • Berjalan Sendirian
      Berjalan sendirian bukan berarti kau membiarkan yang lain untuk berjalan sendirian Atas dasar apa pun mereka belum tentu bisa dipaksa berj...
    • Dandelion-11
      Engkau boleh bertanya pada matahari pagi yang masih setengah sayu tentang rinduku, dia tahu, dia sering menertawakanku karena itu Ren...
    • Dandelion - November
      Selamat datang November :) Be mine please Final LKTI, Tekad, Lomba debat, DM 2! Selamat dicetak Dan, semoga pemba...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top