Mencintai perempuan yang gemar menulis
Kau akan tahu
Bahwa tak semua rindu harus diucapkan
Bahwa cinta tak selamanya harus diungkapkan
Nyatanya, hadirmu di koridor kampus yang sebentar mampu menciptakan tulisan berlembar-lembar
Karena itu caraku meredam rindu yang tak mau diam
Mencintai perempuan yang gemar menulis
Bagaimana pun sikapmu
Namamu akan selalu ada di mana ia menggoreskan penanya, cek saja
Dalam setiap goresan pikirannya
Ya, kau akan abadi
Baginya kau abadi
Mencintai perempuan yang gemar menulis
Kau harusnya rajin membaca
Karena seringkali, diamnya adalah alat
Dari sana kau tahu
Bahwa sesungguhnya ia gemar berkata
Hanya saja, bukan lewat ucapannya
Mencintai perempuan yang gemar menulis
Kau harus berhati-hati
Karena bila kau membuatnya sakit hati
Kau akan terkejut
Betapa tulisannya lebih dari sekedar mengiris nurani
Ia bisa membuatmu sekejap ‘mati’
Mencintai perempuan yang gemar menulis
setiap tetes tintanya bukan hanya buah pikirnya tapi juga kau, yang dicintainya
Rentang Tunggu, 31 Maret 2015