Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home

    Pada kau yang kutemukan takut-takut mengetuk pintu rumahku
    ku persilakan kau duduk agar lebih tenang, walau aku tak yakin

    Pada kau yang harus berhadapan dengan dua orang sekaligus, yang belum kau tahu perangainya,
    Jangan merasa sedang duduk di kursi terdakwa
    Sudah kuberi tahu kan, kalau mereka tak semenakutkan itu

    Aku luluh pada setiap perjuangan yang kau lakukan.

    Aku tak bisa sediakanmu apapun,
    tapi
    semoga Tuhan sediakan aku untuk menemanimu.


    Rumah, 27 Juli 2015
    Azifah Najwa

    #latepost
    Continue Reading

    Aku mengenal setiap garis makna dari hujan yang runtuh bersama jutaan aksara dari langit, karena hujan adalah metamorfosa kata yang kukirim pada Rabbku. Do'a-do'a yang kemudian membumi menjadi keajaiban yang sungguh mengesankan.


    Auditorium, 30 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Finally, Purwokerto hujan :)
    Continue Reading
    "Barangkali kau sudah kelewat asyik melihat gedung menjulang di luar sana, sampai kau lupa aroma kamarmu sendiri–tempat di mana kau selalu bisa menjadi apa adanya."

    Kamar ini seakan meneriaku demikian. Entah ini sudah hari keberapa aku berdiam di sini. Mereka seakan menertawakanku. Baiklah, aku akui, kalian tempat terbaik. Kumohon, jangan biarkan aku kembali ke ruangan itu. Kau tau? Itu sama sekali tidak nyaman. Belum lagi selang yang disebut infus, ah, sungguh membuatku tak bisa tidur bebas. Belum lagi mereka yang berpakaian serba putih yang selalu mengganggu malam-malamku. Belum lagi makanan itu, aku rasa dia terlalu banyak ditambahkan pemanis, hingga rasanya menjadi getir tak karuan. Tempat itu tidak nyaman. Kumohon jangan opname lagi :'(


    Kamar, 25 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Ketika malam menua, rindu akan harapan yang dulu pernah kita perbincangkan muncul ke permukaan.

    Tapi jiwa-jiwa ini mulai paham kodratnya dan memilih diam. Ia menahan segala gejolak demi langkah yang lebih tepat.

    Dibiarkannya malam melebur, disambutnya pagi dengan bahasa pemahaman. Dijalaninya waktu dengan terus berupaya mengusahakan dengan aturan yang dianjurkan Tuhan-nya.

    Dikuatkannya hati untuk semakin percaya, bahwa mengutamakan-Nya akan membuat setiap harap menjadi lebih bersahabat.

    Iya, mengutamakan-Nya akan membuat setiap harap lebih bersahabat.


    Dandelion, 26 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Tuan, sudah berapa banyak rindu yang menghampirimu?

    Adakah yang hendak tuan katakan ketika kita bertemu esok hari, ketika jarak kita hanya dipisahkan sebuah meja kotak dengan es jeruk atau jus strawberry diatasnya. Ah tidak, kita selalu duduk bersebelahan. Mungkin salah satu dari kita akan banyak bersabar untuk mendengarkan penjelasan, atau salah satu dari kita tetap bungkam karena sedang menyusun kata-kata yang paling tepat untuk disampaikan.

    Bila esok hari cuaca sedang hujan, mungkin salah satu dari kita akan tersenyum dalam hati karena semesta memberikan waktu lebih lama untuk tetap bersama walau tanpa kata-kata, atau mungkin salah satu dari kita akan berharap hujan segera berhenti agar rindu tak membuat ia rapuh.

    Tuan, tentang semua kemungkinan paling mungkin yang akan terjadi pada kita. Sebagian kita yang rencanakan, tapi seluruhnya adalah rencana Tuhan. Kita sebaiknya tak mendahului Tuhan bukan?

    Namun tuan, bukankah lebih baik kita tetap berbicara satu sama lain, menceritakan tentang kita pada esok hari dan sebagainya. Atau bila kau tak mau, ayo kita bercerita tentang apa saja agar bahagia tetap ada ketika kita berjumpa.

    Tuan, semoga ketika esok hari kita bertemu. Kita tetap bisa bercerita dan bahagia bersama tanpa membiarkan es diminuman kita menjadi mencair.


    Dandelion, 25 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    [Sedang menghabiskan novel Rantau 1 Muara]

    Bukan kali pertama membaca novel ini, hanya saja, sekarang aku sedang butuh asupan nutrisi -bahagia- untuk melanjutkan novel Dandelion, sebelum November ini, hanya saja sekarang aku sedang butuh asupan nutrisi untuk menata ulang mimpiku, hanya saja sekarang aku sedang butuh asupan nutrisi untuk move on dari waiting list apply paper Jepang kemarin, hanya saja sekarang aku sedang butuh tenaga untuk menata ulang karya ilmiah yang akan aku ajukan untuk seleksi mapres tahun depan, dan hanya saja hanya saja yang lain yang tak bisa aku jelaskan.

    Novel ini selalu berhasil mengajakku kembali ke masa lalu di mana aku menghabiskan malam-malamku untuk menyelesaikan deadline berita. Dua tahun terakhir sejak 2007 aku mulai lupa rasanya dikejar deadline berita. Pernah menjadi pimpinan redaksi majalah saat SMP kemudian lanjut menjadi jurnalis lepas di berbagai media masa membuatku bisa dengan bijak merasakan setiap kata yang A. Fuadi tuliskan. Aku seakan hidup di dalamnya. Hanya saja aku tidak pernah mewawancarai pocong.

    Entahlah, saat pertama kali kuliah sama sekali tidak tertarik dengan lembaga pers mahasiswa, belum lagi "cerita-cerita" lain yang aku dapat dari senior, bagiku, bekerja harus bahagia, bagaimana bisa profesional jika tidak bahagia, dan tidak suka sekali mencampuradukan urusan pribadi dengan kerjaan.

    Dan tetiba, ingat, kalau novel ini yang membuatku seperti sekarang ini. Man saara ala darbi washala. Sama seperti Alif, berulang ia menanyakan apa tujuan sebenarnya? Untuk materi? Atau kepuasan? Dan aku pernah gagal meyakinkan ibuku. Aku pernah memuat cerita ini di blog ini, silakan cari jika tertarik, tidak pun tidak masalah.

    Benar kata kalian, perkerjaan yang aku sukai adalah menuntut ilmu, dan jalan yang aku lalui adalah belajar. Itu sebabnya aku menulis, itu sebabnya aku membaca, dan itu sebabnya aku suka sekali mengajar.


    Rumah, 24 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Najwa : Bunda, gimana caranya jatuh cinta seperti Fatimah kepada Ali?

    Bunda : Kalo ada dia, ndak usah dilihat, Nduk

    Najwa : Oohh gampang itu mah Buuun

    Bunda : Kalo lagi bengong, gak usah kepoin media sosialnya

    Najwa : Oohh iya bisa mah itu juga gam... Wait, what, Bu?

    Bunda : Kalo lagi scroll scroll contact gak usah cek cek contact dia ya Nduk

    Najwa : Duh..

    Bunda : Kalo dia posting sesuatu, gak usah baper

    Najwa : Buuun..

    Bunda : Kalo lagi ngobrol sama sahabat gak usah cerita cerita kamu lagi jatuh cinta

    Najwa : ...

    Bunda : Apalagi sampai sebut namanya

    Najwa : ...

    Bunda : Dan gak perlu siapapun tau di dunia ini. Sekalipun pada seseorang yang paling kamu percayai di dunia ini.

    Najwa : Meskipun Bunda?

    Bunda : Meskipun Bunda.

    Najwa : Tapi Bunda sekarang sudah tau.

    Bunda : Itulah sebabnya sulit menjadi seperti Fatimah, sayangku. Manusia sering gagal pada ujian menahan. Menahan rasa, menahan hati, menahan pikiran.


    Rumah, 24 Juli 2015
    Azifah Najwa

    #repost
    Continue Reading
    Hidup ini lucu. Begitu banyak hal menyenangkan yang membuat kita seperti ingin hidup selamanya, juga tak sedikit hal menyebalkan yang diam-diam membuat kita berharap tak pernah dilahirkan.

    Selamat hari anak :)
    Sama seperti kalian, aku juga tak pernah main-main dalam bermain #tos


    Kebumen, 23 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Jangan opname lagi, kumohon :'
    Continue Reading
    Siapa yang sangka kau telah lama berada di ruang hatinya, menjadi separuh rasa bahagianya ketika hanya melihat kau tersenyum, sepertinya semangat menjalar melalui seluruh pembuluh darah karena terlalu bahagia. Bahkan senyuman itu terukir begitu baik sampai pada langit-langit kamar.

    Mungkin kau tak pernah tau bagaimana mungin dirimu masuk pada ruang hati seseorang. Masuk begitu sajakah? kurasa setiap orang punya alasannya masing-masing. Tentang bagaimana ia mengijinkan hatinya menyimpan satu orang dalam hatinya, bahkan tak segan menguncinya rapat dalam hati, berharap Tuhan mempersatukan.

    Dan, lihatlah dia mengunci hatinya yang berisi dirimu.


    Dandelion, 23 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Hmmmmmm
    Continue Reading
    Nabila Faradina Iskandar. Azifah Najwa. Einstein. Muslim. Tepat 20 tahun usia produktif di August 31st 2015. Golongan darah A. Hijau tosca lover. Hiperaktif, di saat-saat tertentu saja. Koleris-Sanguinis. Ciri fisik tidak boleh disebutkan, percaya saja. Saya ini cantik tidak sangat, jelek sama sekali tidak. Hobi menulis, membaca, meneliti, dan mengajar. Cita-cita banyak, umur 12 tahun bermimpi jadi astronot, umur 15 tahun terobsesi menjadi penulis, umur 17 tahun sangat ingin menjadi dokter gigi, umur 18 tahun berharap menjadi dosen. Sekarang? Semua sedang dalam proses perenungan.

    Dalam konteks hidup saya, blog merupakan rangkain cerita yang tidak dapat saya ungkapkan secara verba. Terima kasih untuk 10.000 pengunjung blog ini. Semoga dapat menginspirasi dan mengambil pelajaran dari apa yang saya tulis.
    Satu hal, jika kalian bertemu saya di dunia nyata, jangan tanyakan tentang apa yang saya tuliskan. Saya suka menulis. Tanpa perlu ada objeknya. Udah, itu aja. 

    Silakan jika ingin terus mengunjungi blog ini, tidak pun tidak masalah. Saran ini gratis, percayalah.


    23 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Harus banget ke pewete besok apaaaaah :'[
    Continue Reading
    Malam hampir larut, menyisakan aku dan sepi. Sepi yang ramai berteriak tentang kesepian, membuatku bising. Ku pejamkan mata, malah ramai yang aku lihat.

    Aku beranjak. Membuka jendela kamar, memnadang langit, di sana ada bulan. Sama sepertiku, ia sendiri. Namun dengan kesendiriannya, ia jadi tak sendiri. Ada aku yang menemaninya, dan mungkin kau juga.

    Biar saja sepi menjadi teman kita berpikir tentang esok hari, tentang bagaimana kita akan menjalani hidup. Tentang cerita apa yang akan terjadi lagi esok hari.

    Kau tak perlu ragu, bahwa esok adalah sebuah harapan baru bagimu yang selalu aku aminkan. Eh iya, mendo'akan tak boleh disampaikan ya.

    Kau yakin saja, aku masih berada di sini :)


    Dandelion, 22 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Masih ditemani tumpukan data yang menanti untuk diolah, rrrrrr :[
    Continue Reading
    Adakah yang lebih romantis dari kisah ini?

    Saat Rasul pulang larut malam dan memilih tidur di depan pintu karena tidak ingin membangunkan Aisyah, Aisyah justru tidur di belakang pintu menunggu Rasulullah pulang :)

    Ah, Aisyah.


    Rentang Tunggu, 22 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Tetap dengan visi:
    As wise as Aisyah, as smart as Khadijah
    Continue Reading
    Jika aku diberi pilihan untuk jatuh cinta pada siapa, aku memilih untuk tidak jatuh cinta pada siapa pun, karena cinta akan mengambil semua yang aku miliki.


    Dandelion, 22 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Ada yang malam tadi ingin sekali merangkai kata, mengutarakan apa yang tengah dia rasa. Namun jarinya terdiam, seakan untuk mengingat segalanya pun dia tak bisa.


    Dandelion, 22 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Ketika engkau datang
    Mengapa di saat ku
    Tak mungkin menggapaimu


    Meskipun tlah kau semaikan cinta

    Dibalik senyuman indah
    Kau jadikan seakan nyata
    Seolah kau belahan jiwa


    Meskipun tak mungkin lagi

    Tuk menjadi pasanganku
    Namun ku yakini cinta
    Kau kekasih hati


    Terkadang pintu surga

    Sukar dimengerti
    Semua ini kita terlambat

    Kahitna-Soulmate

    Malam ini kau memaksaku untuk mencari lagu ini di folder-folder SMA. Meminta hatiku untuk memetik dawai gitar berulang-ulang memainkan lagu ini. Banyak nada yang telah aku lupa. Padahal dulu kau mengajriku banyak tentang lagu ini. Entah permainan gitarku yang tak seperti dulu atau apa, lagu ini tak semerdu saat kita memainkannya dulu. Aku sudah mencoba mengingat detailnya. Saat aku harus memindahkan posisi jariku. Ketukan-ketukannya. Dan betapa takzimnya kita saat dawai-dawai itu saling bermelodi. Kita hanyut bersama mereka. Merasakan makna tiap kata lagu ini. Ah, mungkin dawai-dawai ini juga tahu, tahu kalau sang empunya sekarang memainkannya dengan rasa yang tak seperti dulu.



    Kau, 21 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Pada waktu saat kita saling melepaskan, ada hati yang patah namun ter-di-abaikan.

    Kemudian mungkin kita sama-sama merenungi, siapakah yang paling bersalah dalam kisah ini. Tapi pada saat seperti ini, itu semua tidak penting lagi. Kita hanya butuh menyembuhkan luka pada saat ini, hanya butuh mengumpulkan kekuatan untuk berdiri lagi -di atas kaki masing-masing-

    Pada waktu kita saling melepaskan, ada mimpi-mimpi yang menunggu ceritanya, apakah menjadi nyata atau ia hanya bunga tidur malam ini. Namun kita mengabaikannya, karena hari ini kita benar-benar merelakan semuanya. Tentang terjadi atau tidak, kita sama-sama enggan memutuskan, bahkan enggan tau.

    Pada saat kita saling melepaskan, ada doa-doa yang menguntai menuju langit. Entah siapa yang lebih banyak mendoakan yang lainnya, yang selalu kita sebut adalah semoga Tuhan memberikan hati seluas-luasnya tentang apa yang akan terjadi esok hari, agar kita sama-sama dikuatkan.

    Pada saat kita saling melepaskan, ada hati yang enggan melepaskan namun mengalah demi kecintaannya, tak ingin menjadi penyebab kesedihannya. Tak terhitung berapa kali ia berpikir tentang bagaimana memperbaiki semuanya, menjadikan semuanya baik kembali, namun semuanya hampir tak sama seperti kemarin, ia bingung.

    Melepaskan mungkin adalah satu-satunya jalan yang bisa kita lalui saat ini, namun diujung sana semoga Tuhan satukan kita pada tujuan yang sama. Lalu kita sama-sama tau kemana seharusnya pulang. Tujuan yang sama akan mempersatukan orang-orang dalam perjalanan kan?

    Smansa 13.
    Setiap kali pulang, membuka album kenangan adalah agenda yang tak boleh terlewatkan. Sebenarnya bisa saja membawanya ikut serta ke Purwokerto. Tapi tidak, Purwokerto tidak bisa menyajikan nuansa magis seperti di sini, di Kebumen, di SMANSA.

    Jangan minta aku untuk menuliskan bagaimana kisahnya, karena sampai kapan pun ceritanya tak akan pernah usai.
    Kita pernah sama-sama bersaing untuk masuk ke sekolah itu dan kita juga pernah bersama-sama mengusahakan untuk keluar dari sana.

    Rasanya baru kemarin kita sama-sama mengikuti 5 tahap tes demi mendapatkan sebuah kursi di sana, menyisihkan 600 peserta lain, kelas X, XI, XII kemudian sama-sama berjuang untuk keluar dari sana. Aku pernah menaruh hati pada sebuah tempat di sana. Aku pernah menitipkan hatiku di sana. Ada banyak perjumpaan-perjumpaan kecil tak sengaja di sana. Banyak canda yang masih menggantung di langit smansa. Banyak cerita yang masih direkam kaca-kaca jendela. Tentang mereka yang sering juara. Tentang mereka yang suka tidur di kelas. Tentang mereka. Ada banyak manusia unik di smansa. Ada banyak peristiwa tak terlupakan di smansa. Jika kau lupa, yang lain akan mengingatkannya. Dan tadi, aku baru saja diingatkan, kalau kemarin aku pernah dikeluarkan dari kelas.


    Smansa, 21 Juli 2015
    Nabila Faradina Iskandar

    Terima kasih untuk hari ini :')
    Selamat kembali ke Solo, Jogja, Bandung, Depok, Semarang, Surabaya, Malang, Jakarta, atau kalian yang tetap di Kebumen, menjaga cerita kita.
    Mari menata rindu lagi :)
    Continue Reading
    Akan ada waktunya, seseorang yang telah lama menghilang akan bertanya "apa kabar?" :)


    Smansa, 21 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Meet up, again!
    Continue Reading
    Sudah lewat bis ke tujuh, tapi kau tak juga kunjung beranjak.
    Kau menunggu apa?
    Kau menunggu siapa?

    Aku tidak menunggu apa pun, tidak juga siapa pun.

    Lalu?

    Menunggu tak butuh sesuatu yang ditunggu kan?
    Menunggu butuh percaya, percaya bahwa yang ditunggu itu ada


    Dandelion, 20 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Kebanyakan orang menulis tentang lamanya menunggu, menanti, tanpa pernah tau beratnya menjadi orang yang ditunggu dan dinanti

    He said :D


    Dandelion, 21 Juli 2015
    Azifah Najwa

    #rereadchat
    Kalo liburan gini selalu ribut antara "si pemaksa main VS si ga ngizinin main" --'
    Continue Reading
    Seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada pertemuan yang tanpa sengaja pun yang sengaja untuk tidak disengaja atau tidak sengaja untuk mencoba sengaja. Tidak pernah ada pertemuan.

    Kita, tidak pernah bertemu.


    Kebumen, 20 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Thank's for today :)
    Continue Reading
    Kau tahu mengapa sesuatu bisa menjadi beku?



    Karena diletakkan di tempat yang tidak terjangkau, diperlakukan dengan dingin, dan didiamkan terlalu lama.


    Rentang Tunggu, 20 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Kau pernah pulang ke tempat yang tidak kau inginkan? Ke tempat yang membuatmu malas hidup? Aku pernah.

    Bersyukur, aku benar-benar pulang hari ini. Menemukan kembali hatiku yang sempat dicuri.


    Kebumen, 20 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Terima kasih telah menjaga dan mengembalikan hatiku :)
    Continue Reading
    Yang membuat kita rindu sebuah tempat adalah kenangan bersama seseorang, bukan tempat itu sendiri. Jadi, ketika seseorang itu tidak ada, sepi.


    Smansa, 20 Juli 2015
    Azifah Najwa

    #FireFox #Liqo #NRI #NeoMatrix
    Bahagia itu sederhana, bertemu mereka misal
    Syalalaala~
    Continue Reading
    Temui aku dalam imajinasimu.
    Pada kesempatan tanpa skenario.


    Edelweis, 19 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Sampai bertemu di pelaminan -entah aku atau kau dulu- :p
    Continue Reading

    Hai Sist, Assalamu’alaikuum

    Apa kabar? Semoga Allah senantiasa memberi perlindungan buatmu.
    Sekedar mau curhat aja... tadi SKI (LDK di kampusku) ngadain training. Buat yang akhwat ada training tabarruj. Pembicaranya kau tahu siapa? Afifah Afra. Itu lhooo... Penulis. Kalo di Solo beliau cukup terkenal. Di Nasional juga lumayan terkenal kok. Coba search aja di Mbah Google. Nah, critanyaaa niiihh.. aku jadi moderatornya. Kau tahu rasanya jadi moderator? Ah bahagianyaaaa... Fabiayyiaalaairoobbikumaa tukadzzibaan.
    Well, intinya sih bukan mau pamer gimana bahagianya jadi moderator. Kau tahu kenapa aku bahagia sekali? Orang bilang, kalo mau jadi orang hebat, kita harus banyak-banyak nempel sama orang hebat. Dan aku bahagia hari ini bisa duduk langsung di samping orang hebat, Afifah Afra.
    Menebar inspirasi. Ya, beliau berdiri di depan audiens untuk menebar inspirasi. Selain lewat lisan, tentu lewat buku-buku hebatnya juga dong. Dan setelah aku kembali ke asrama, aku teringat pada seseorang. Dia orang hebat juga. Kau tau siapa dia?
    Nama penanya (kalo ga salah) Azifah Najwa. Emang sih, aku belum terlalu hafal apa saja karya-karyanya. Yang kutahu sekarang, karya-karyanya memang belum terkenal. But, one day pasti aku bisa membaca buku-bukunya di bookstore. Aamiin. Berharap juga sih, one day bisa jadi moderator lagi dengan pembicara penulis yang satu ini.
    Enggak tau kenapa Bil, sampe sekarang aku masih aja kepikiran sama penulis yang satu ini. Azifah Najwa. May be karena dalam beberapa hal dia punya kesamaan kali ya sama Afifah Afra.Pertama, muslimah yang taat (Insya Allaah). Kedua, dia aktif di organisasi dan lembaga dakwah kampus (dulu nih, critanya Afifah Afra itu aktipis, bahkan sejak kecil emang udah hobi banget sama organisasi). And the last, kuliah di jurusan yang may be dulunya bukan pilihan utama (Percayalah bahwa Allah selalu punya rencana terbaik). Setauku Bu Afifah Afra ini dulunya kuliah MIPA di Undip kalo ga salah. Menyadari beliau memang diberi Allah potensi yang besar di bidang tulis menulis, jadilah beliau seperti sekarang ini. Afifah Afra yang menebar inspirasi dengan lisan dan tulisan. Tentunya dengan proses panjang tiada henti.
    Nabila, denger-denger si penulis Azifah Najwa domisilinya sekarang di Purwokerto. Tolong sampaikan salamku padanya kalo kamu ketemu. Doaku untuknya. Semoga Azifah Najwa kelak akan menjadi generasi berikutnya. Generasi yang akan menebar inspirasi pada semua orang lewat lisan dan tulisan. Aamiin
    smile emoticon

    Udah dulu ya Bil, hotspot asrama lagi agak error nih. Suka mati nyala mati nyala. Takut keburu mati, mending aku send sekarang aja. Jangan lupa jaga kesehatan ya Nabilaaaa
    smile emoticoSemoga Allah senantiasa melindungimu.

    10 Mei 2014
    Dariku di Solo



    Azizah Himawati


    Berulang kali baca surat ini, berulang kali juga selalu nangis, cengeng, biarin.
    Bu guru. Mas'ul liqo. Ia yang. Faham benar jatuh bangunnya mengusahakan si jaket kuning. Faham benar jatuh bangunnya mengusahakan Sastra Indonesia. Faham benar betapa inginnya menjadi dokter gigi. Faham benar betapa rasaku ditolak banyak penerbit,

    Aku yakin, ia masih si juara kelas yang 'hanya' ingin menjadi guru SD. Kalaupun ada yang berubah, pastilah cita-citanya semakin mulia. Kalaupun ada yang berbeda, ia telah menjadi teladan untuk orang-orang disekelilingnya.

    Dan aku? Tetap bukan dokter gigi. Bukan pula mahasiswa Sastra Indonesia. Tidak juga mahasiswa Teknologi Bioproses UI. 



    Percayalah, bahwa Allah selalu punya rencana terbaik :)

    "Jika yang pandai ingin menjadi dokter semua, ingin menjadi insinyur semua, siapa yang akan mencerdaskan anak-anak?"

    Karena yang paling cerdas yang harusnya mendidik :)
    Kemudia kita tertawa, kita bukan yang paling cerdas, kita hanya sadar lebih cepat, sadar bahwa yang paling cerdas yang harusya mendidik :)


    Saksikan kami, dua penulis, dua pendidik masa depan :)


    Azizah Himawati - PGSD UNS
    Nabila Faradina Iskandar - Ilmu dan Tekonologi Pangan UNSOED


    Continue Reading
    Ini bukan perihal melupakan.
    Ini tentang mengingatmu dengan rasa yang sama namun dalam kenyataan yang tidak sependapat.

    Aku merindukanmu, namun semesta tak membuat kita bertemu. Aku merindukanmu namun waktu seakan menolak kita untuk bersatu. Bukankah itu termasuk pada kenyataan yang tak sependapat?

    Semesta punya caranya sendiri untuk bicara, kadang kita yang terlalu sibuk dengan bahasa yang terucap, hingga lupa mendengar dari semesta yang bicara tanpa nada.

    Aku bukan tak mendengar semesta yang mengalunkan nada indah. Bukan pula melupakan isyarat semesta yang menjawab segala tanya.
    Kerap kali aku hanya ingin mendengar jawaban akan segala tanyaku terlontar langsung dari bibirmu. Hanya itu, tidak lebih tidak kurang


    Cerita, 19 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Pagi yang random x.x
    Continue Reading
    Einstein, karya ilmiah itu apa? Meneliti itu seperti apa?

    Aku selalu tersenyum setiap kali dijejali pertanyaan seperti itu. Karya ilmiah itu membuatku kecanduan. Meneliti membuatku susah tidur, susah makan, susah mengingat orang. Mereka berdua menjadikanku korban idealisme.

    Kenapa kau selalu melakukannya? 

    Kenapa? Karena tidak tahu. Melakukan keduanya menjadikanku makhluk yang lebih berperasaan. Melakukannya membuatku lebih memiliki hati nurani. Aku mengenal banyak orang karena mereka.

    Kenapa harus seperti itu? Kenapa kau harus selalu mengaitkan setiap elemen kehidupanmu dengan reaksi kimia? Dengan instrumen laboratorium?

    Hahaha, kenapa? Karena aku mencintainya. Aku meluapkan rasa cinta -yang kodratnya masih terlarang ini- dengan keduanya. Mungkin kalian punya cara lain juga. Dandelion misal. Ia punya cara sendiri -yang aku juga tidak tahu- untuk meluapkan perasaannya.Aku dan Dandelion bahkan sering sekali bertolak belakang. Tapi kami masih  saling meluangkan waktu, duduk berdua, membicarakan segala hal, termasuk penelitian-penelitian tidak pentingku yang seruing kali tak dia mengerti. Justru, darinya aku belajar menghargai orang lain, sejajar dengan penghargaannya terhadapku.

    Aku mengajarimu apa?

    Kau mengajariku berpikir logis, menjawab pertanyaan-pertanyaanmu agar kau bisa jatuh cinta juga dengan karya ilmiah dan meneliti.

    Aaaaaaaaa, tidak.

    Hahahaha


    Kebumen, 18 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Jika cinta begitu menawan, maka tawanlah kami dalam CintaMu ya Rabb..
    Dalam suatu 'Mitsaqon Galizhah', perjanjian suci yang menggetarkan langit dan bumi.



    Efek banyak undangan walimahan mampir ke rumah :v


    Kebumen, 18 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Allah buatlah aku rela dengan keputusanMu hingga aku tidak suka minta dipercepat apa yg Kau tunda dan minta ditunda apa yang Kau percepat
    #Doanya Umar bin Abdul Azis, salah satu doa favorit sejak dulu :3

    Continue Reading
    Kalau Mba Mels, Mba Dina, baca ini, kayaknya mereka bakal....... fix, siap diberangkatkan DM2 kapan pun -kalau prosesnya juga udah beres :p-

    Ketampar banget waktu reread chat BM sama mba chatrin  "Nduk, DM2 hanya salah satu perangkat pembinaan saja". Benar memang, apakah mungkin, hanya dalam waktu 3-5 hari -belum termasuk proses- DM2 mampu mentransformasi cara berpikir seseorang? Tentu tidak bisa digeneralisir.

    Ingin membuktikan pesan terakhir Mba Yulia dan Akh Nungky -sebelum mereka berdua meninggalkan kastrat- bahwa sense of belonging KAMMI bisa didapat di DM2

    Jadi keinget kastrat kan, hiks
    Mba Yulia meninggalkan 3 akhwat tangguh kastrat 3 orang diri, hiks

    Bismillah, ga kabur-kaburan proses lagi, insya Allah

    Mahasiswa itu kurang pengalaman, itulah yang menyebabkan creative minority tersebut tidak pernah menawarkan masa lalu. Tapi menawarkan masa depan!! (Sumber lupa)


    Kebumen, 17 Juli 2015
    Nabila Faradina Iskandar
    Continue Reading

    Kepada orang yang baru patah hati
    Persilahkan dirimu bersedih
    Orang-orang punya pandangan yang aneh tentang bersedih
    Seakan-akan bersedih adalah hal yang tabu
    Seakan kamu harus buru-buru tertawa setelah hal buruk menimpa

    Tapi tidak
    Seperti hujan di tepi senja, kamu harus membiarkan setiap sendu yang ada
    Setiap kegagalan butuh peratapan
    Maka lakukan lah apa yang orang patah hati lakukan

    Menangis hingga kamu tidak bisa mendengar suaramu sendiri
    Makan coklat sebanyak-banyak nya
    Mandi air panas hingga jari mu pucat
    Pergi ke cafe dengan tatapan nanar
    Pesan satu buah es teh manis
    Karena kopi mungkin terlalu pait untuk di minum disaat seperti ini
    Izinkan lah dirimu bersedih
    Menangislah seakan ini terakhir kalinya kamu dikecewaka
    Menangislah seakan kamu lupa caranya berharap

    Kepada orang yang baru patah hati
    Setelah kamu bosan bersedih
    Inilah saatnya kamu mengangkat dirimu kembali
    Mulai dengan hal yang mudah
    Kamu bisa mulai mencoba mengambil gitar
    Dan mengambil nada-nada mayor yang bahagia
    Atau jika kamu tidak bisa bermain musik
    Ambilah kertas dan pena, tuliskan segala hal yang kau rasakan
    Jika itu masih tidak mempan, ambilah Al Qur'an, bacalah sampai kau tidak mampu mendengar suaramu sendiri

    Kemudian, lihatlah dirimu di depan cermin dan bersenandung lah
    Lalu diantara nada-nada itu bisikan kepada dirimu sendiri
    “AKU PANTAS UNTUK BAHAGIA”

    Kepada orang yang baru patah hati
    Entah bagaimana menjawab nya
    Tapi percaya lah satu hal
    “SEMUA INI AKAN BERLALU"

    Sama seperti hal lain di dunia
    Semua hal buruk pasti akan beranjak pergi
    Hujan pasti akan terganti langit biru
    Gelap pasti terganti terang
    Dan luka pasti terganti dengan senyuman tipis di bibirmu

    Kepada orang yang baru patah hati
    Bersabarlah
    Karena di setiap gelap ada cahaya kecil
    Karena di setiap sakit ada pembelajaran
    Karena kamu
    “PANTAS UNTUK BAHAGIA KEMBALI”


    Kunci F, 17 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Semua tips di atas gratis, percayalah
    #repost #resmile #rapopoh
    Continue Reading
    Hai, Hati.
    Kalau boleh aku memohon, kembali lah ke tubuh kami masing-masing.



    Dandelion, 17 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Well, jadi malam idul fitri ini mau saya habiskan untuk menyelsaikan data karya ilmiah yang sudah ditagih pembimbing, asli, maluu, pembimbing nyampe ngejar-ngejar cobaaaa .-.

    Ramadhan s e l e s a i. I don't have a word to describe more.
    Alhamdulillah, hafalan baru di setorkan, saatnya menjaga dan menambah -bismillah-, hiks, susah jagain hafalan tuh :'(

    Jadi, ini saya tadinya lagi ngrekap data kuesioner tentang kecombrang -tentang apa topik penelitian saya masih dirahasiakan, yang sudah tau, harap dirahasiakan-. Ada banyak sekali spekulasi tentang bunga yang satu ini, inget ya, bunga. Salah satu variabel yang menjadi perhatian kami adalah a r o m a kecombrang. Ada yang menganggap bahwa aroma bunga ini enak, sedap -semoga dua kata ini bisa mewakili terjemahan perasaan kalian tentang aroma kecombrang-. Ada juga yang tidak suka. Maka dari itu, aroma menjadi variabel yang penting yang harus kami teliti.

    Dua minggu terakhir, saya mulai nyebar kuesioner yang dapat mewakili mahasiswa faperta, menggunakan metode sampling snow ball. Sampel saya ambil dari setiap angkatan pada masing-masing jurusan. Pertanyaan inti dari kuesioner hanya "Berilah nilai untuk aroma kecombrang" dengan urutan 1. Tidak suka; 2. Sedikit Suka; 3. Agak suka; 4. suka; 5. Sangat suka.

    Tidak susah sebenarnya saat mentabulasi data dari responden tersebut. Tapi tiba-tiba, saya teringat sesuatu yang setiap kali mengingatnya membuat perut saya sakit. Responden yang namanya tidak boleh disebut ini berasal dari jurusan Agribisnis, biasanya semua responden hanya saya berikan kuesioner kemudian saya minta untuk mengisinya. Tapi untuk responden yang namanya tidak boleh disebut ini, saya tanyakan langsung. Daaan, betapa terkejut dan ingin jungkir balik rasanya, dia yang namanya tidak boleh disebut menganggap kecombarang = c o m b r o (makanan tradisional dengan isi tempe dan sambal.red)
    Asli, saya ngakak, ini ngetik juga sambil ngakak

    Saya jadi mikir, bagaimana jika ada responden-responden lain yang berpikiran sama? Bagaimana jika yang familiar dengan kecombrang hanya mahasiswa ITP? Bagaimana jika mahasiswa Agrotek menganggap kecombrang sebagai hama? Atau mahasiswa TEP menganggap kecombrang sebagai jenis traktor? Saya hanya senyum, nopang dagu sambil berkata "faghfirlana ya Rabb!" .-.

    Segera ambil hape dan ngetik SMS, "data ga bisa di pake, kita ikut gelombang kedua"
    Saat hendak dikirim, kemudian teringat jam malam


    Meja, 17 Juli 2015
    Einstein abad 21
    Continue Reading

    Pada akhirnya kita hanya akan bisa bercerita. Melalui angin yang dengan lembut membawa rindu pergi. Melalui isyarat dari daun yang pura pura tidak peduli. Melalui getir nadi yang kebingungan mesti diapakan lagi rindu ini.

    Sebab kau akan pergi lagi seperti yang kau lakukan sebelumnya. Dan aku akan duduk manis lagi dengan sabar menunggu kedatanganmu. Aku tau ini akan menjadi sangat berat. Perjalanan penantian ini akan menjadi semakin melelahkan. Tapi tawakkal telah membuat segalanya seakan akan menjadi mudah.

    Bahwa ada. Ada sumber kekuatan yang tidak terkira besarnya dan lebih dekat dibanding urat nadi.

    Aku tidak takut kau tinggalkan. Tidak takut. Jika kepastian akan bertemu lagi ada, aku tidak akan pernah takut sebab yakin rindu ini akan dipertemukan.

    Tapi, kepastian itu tidak ada. Kau tau, di dunia ini tidak ada satupun yang bisa aku jamin. Tidak juga pertemuan denganmu. Sebab mungkin pertemuan ini tidak akan terwujud jika ternyata aku yang lebih dulu pergi.

    Kau tidak apa apa. Kau pasti baik baik saja.

    Aku yang tidak. Aku yang tidak baik baik saja.

    Kau mungkin akan tetap ada sedangkan aku mungkin tidak. Kau tidak berharap bertemu denganku sebab banyak yang lebih ingin bertemu denganmu dibanding aku. Kau mungkin tidak akan peduli aku masih menunggu atau tidak.

    Tapi aku peduli. Dan kau tetap saja tidak bisa aku pastikan.

    Jadi, Rabb ku,maukah Engkau mengizinkan aku bertemu lagi dengan Bulan Maghfirahmu ini tahun depan? Jangan jadikan ini yang terakhir. Membayangkannya saja hatiku sudah pilu.

    Ulu hatiku ngilu.

    Semoga kita bertemu lagi. Semoga nanti pertemuanku denganmu sudah dengan teman baru :)


    Ramadhan, 16 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Continue Reading
    Apa yang ada di benak kita, apa yang terus kita khawatirkan adalah do'a-do'a yang tanpa sengaja terus kita dengungkan

    Iya, do'a-do'a yang tanpa sengaja terus kita dengungkan


    Dandelion, 15 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Di dalam sepi ada lagu yang bisa didengar oleh mereka yang rindu sesuatu. Senandung rindu yang bisa meresonansi ingatan masa lalu.


    Resonansi Rindu, 15 Juli 2011
    Azifah Najwa

    #-very-latepost
    Continue Reading
    Saya enggan percaya bahwa ada cinta pada pandangan pertama, saya hanya penasaran, kemudian cinta mulai datang di hari-hari berikutnya.


    Dandelion, 15 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Edisi ngubek-ngubek diary
    #dandelionproject
    Continue Reading
    Tuhan, izinkan aku mengabdi hanya pada satu hati.
    Di mana ia menjaga hatinya, untuk selalu berhati-hati.
    Dari apa pun, dan siapa pun.

    Rentang Tunggu, 14 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Tak berdarah bukan berarti tak ada luka, sebagaimana menangis tak selamanya harus berair mata...


    Rentang Tunggu, 14 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Aku suka saat kita memperdebatkan hal-hal kecil. Aku suka saat kau memarahiku karena sesuatu yang aku anggap benar tapi salah bagimu, begadang misal. Aku suka saat kau bicara dan aku diam. Aku suka saat otakku bebal, dipenuhi berbagai hipotesis yang tak juga kutemukan kesimpulannya lalu kau mengajakku tertawa, membuatkanku berbait-bait kata-kata indah. Aku suka saat kau membela bumi dan aku membela langit.

    Aku suka saat kita berbeda. Walau sebenarnya aku lebih suka saat kita sama. Ya, saat kita sama-sama menyukai perbedaan.


    Dandelion, 13 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Bismillah
    Ramadhan day 26

    Ehem, hahha, dududu~
    Gaje banget xD

    Kalau dipikir-pikir penelitian mandiri semacam masuk ke dalam planet di luar tata surya, mungkin, secara aku belum pernah keluar tata surya, hahaha
    But at least, I can get many experience, try any methode and of course I must ngubek-ngubek jurnal, tesis, skripsi, tulisan orang, yang sampai sekarang ga ngerti mereka bisa nulis gitu dulu gimana penelitiannya .-.

    Ini cerita tentang penelitian, silakan jika ingin melanjutkan, berhenti pun tidak masalah

    Ini bukan penelitian heboh, wah, atau yang akan memberikan perubahan besar untuk kehidupan manusia, but this research mungkin dapat menjawab pertanyaan yang terlanjur mengerak di pikiran para ibu rumah tangga. Dan saya sangat mengapresiasi beberapa kebiasaan ibu-ibu dalam mengolah makanan, entah dari mana ilmu mereka, karena dulu setiap kali nanya ibu, ibu juga jawabnya "diajarin mbah kaya gitu," tapi secara teori ilmu pangan, aplikasi mereka benar.

    Salah satunya perendaman pada terong atau kentang, dua bahan ini mengandung senyawa fenolik yang apabila kontak dengan udara akan terjadi reaksi browning enzimatis (pencoklatan oleh enzim) maka dari itu untuk menghindari kontak enzim ini dengan udara, dilakukan perendaman dengan air, dan ini yang nyaris membuat nilai praktikum pengolahan pangan saya C hahaa, saya membantah dengan tegas pernyataan asprak jika untuk menghindari browning enzimatis hanya bisa digunakan asam sitrat 2%, memang asam sitrat akan lebih efektif karena pH lingkungan yang asam akan semakin menghambat kerja enzim fenolase, tapi coba bayangkan, betapa repotnya jika setiap ibu rumah tangga harus menyediakan asam sitrat 2% lagi pula, perendamannya hanya beberapa menit.

    Kedua, mungkin untuk ibu-ibu rumah tangga lebih suka memasak tanpa menghaluskan bumbu, biasanya hanya digeprek baru kemudian dicincang halus, karena untuk banyak kesempatan saya juga lebih suka itu, hahaa
    Tapi banyak juga yang lebih suka berkorban sedikit lebih banyak dengan menghaluskan bumbu-bumbu tersebut, saat saya bertanya kepada ibu lagi kenapa, lagi-lagi ibu hanya menjawab "biar bumbunya meresap sempurna" setidaknya lebih ilmiah dibanding jawaban ibu atas pertanyaan pertama saya tadi. Benar, berat molekul yang lebih kecil membuat bumbu dapat larut sempurna selama proses pengolahan. Satu hal, jika diperhatikan, aroma masakannya juga lebih kuat, hal ini dikarenakan, bahan pangan yang dihaluskan, sel-selnya akan mengalami kerusakan, sehingga senyawa-senyawa folatil dalam bahan pangan akan menguap sempurna.

    Dan yang sekarang masih menjadi pertanyaan saya, bagaimana pengaruh urutan jenis bahan yang dihaluskan terhadap sifat sensori dan organoleptik produk pangan? .-.

    Ini bukan penelitian penting, percayalah xD

    Saya hanya memuaskan hobi meneliti saya

    Seseorang pernah berpesan kepada saya, "jika melakukan penelitian, penelitian yang manfaatnya bisa dirasakan oleh semua orang, dari segi apa pun itu, keefektifan maupun finansial"


    Dapur, 13 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Karena sebenarnya, laboratorium saya adalah dapur B-)
    Continue Reading
    Memutuskan melanjutkan membangun kebahagiaan di atas air mata perempuan lain?

    Apakah dongeng seorang perempuan harus mati? Agar dongeng perempuan lain mendapatkan kehidupan?


    Senja di Kebumen, 12 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Bismillah
    Ramadhan day 25

    Hari ini temanya "Rider Day"
    Maybe this note is not important for you, but for me every story is important :D

    Siap dengan segala perlengkapan rider, sarung tangan, masker, jaket, sepatu -dan sun blcok- pagi tadi berangkat dari Purwokerto ke Kebumen. Berdua, sama penghuni baru Raudhatul Jannah. Bawaanku ga banyak, cuma ransel 1 sama tas main. Enough. Was-was ngantuk di jalan, sepanjang jalan Resty berkali-kali manggil, hahaha

    Di rantauan membuat kita berani banyak hal, I think.
    Berani naik matic misaaaaaal, sekarang faham kalau nyalain matic harus ditarik remnya, matic kalau standarnya diturunin mati, rem kiri itu rem depan, rem kanan itu belakang, dan satu hal, maric ga punya rem kaki, jadi ga usah dicari-cari .-.
    Jadi sepanjang jalan kalau mau rem ga ngerem-ngerem karena kelamaan nyari rem kaki, Reeessss :D
    Then we ngakak all along trip

    Kebumen, 12th July 2015
    Azifah Najwa

    You, fii amanillah {}
    Continue Reading

    I haven't a caption for this pict, just want to say "Kebumen, I'm coming" \:D/


    I'm so sorry Ky, I can't bring you go home :'(
    But don't worry, I have left my blanket, if you miss me, you can wear it .-.
    Can you wear that blanket (?)

    Bye my room
    Bye Purwokerto
    I will miss you so much :*

    12th July 2015
    Azifah Najwa


    The first time I go home by motorcycle :D

    Continue Reading
    Ada satu jiwa yang begitu dalam mengambil rindu ini pergi
    Ada satu hati yang mengambil alih kemudi semua dimensi

    Akan selalu ada alasan untuk setiap mozaik itu bertemu
    Meski kita tidak berada pada tempat yang sama
    Tapi sejatinya, kita berada di bawah langit yang sama
    Menatap separuh bulan yang sama
    Menghitung sebaris bintang yang sama
    Merahasiakan serasa cinta yang sama

    Satu hal,
    Tanyakan pada angin malam tentang rinduku, dia tahu, dia sering menertawakanku karena itu


    Dandelion, 11 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Thank's for meeting today :)
    Continue Reading
    ...... dan percayakah? Ada jaring-jaring ajaib yang menghubungkan langit kita. Maka jarak sama sekali tak berarti, maka waktu sama sekali tak berpengaruh. Tuhan paling tahu, bagaimana mengemas keajabian ini menjadi sebentuk makna yang akan kita ingat selamanya :)



    Dandelion, 11 Juli 2015
    Azifah Najwa

    meet up, this afternoon :D
    Continue Reading
    Apa kau percaya ini? Cerita tentang bahagia yang selalu tampak sederhana di permukaan. Tanpa perlu tahu ada kerumitan apa dibalik semua itu; tentang kerelaan, tentang upaya menurunkan ego, tentang menerima segalanya -apa adanya-

    Izinkan aku mengenalmu -untuk kesekian kalinya-. Inginku merasakan kembali bagaimana rasanya saat kali pertama aku -memutuskan- jatuh cinta kepadamu. Aku ingin mengenang saat-saat itu, selalu, sampai aku -dan kau- lupa bahwa pada kenyataannya kita tengah menuliskan kisah tentang dua anak manusia yang tengah saling menunggu.


    Dandelion, 10 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Kau, i s t i r a h a t!!
    Continue Reading


    Di gerbong kereta api ini seolah semua mulai tampak bisu. Sebagian besar penumpang terlena oleh buaian, mereka tidur dengan pulasnya. Sesekali mereka terbangun, membetulkan jaket yang tak lagi utuh menyelimuti mereka. Gerbong ini memang tidak penuh, hanya beberapa kursi saja yang terisi, salah satunya kursiku, salah duanya kursi seseorang di depanku.

    Kita duduk berhadapan. Meskipun kita saling melempar pertanyaan, jari-jari kita tak lepas dari layar handphone. Kau menceritakan banyak hal, tentang keluargamu, tentang keinginanmu, seperti biasa, aku takzim mendengarkan, sesekali aku menimpal "ohhh", sesekali bertanya, sesekali berdecak, dan selebihnya aku mengamatimu dari balik kamera handphoneku, kau tau sendiri aku tak pernah berani menatapmu. Dan saat itu juga aku berpikir, apa yang membuatku bisa jatuh hati pada laki-laki ini? Apa pula yang membuat laki-laki ini -mengaku- jatuh hati padaku?


    Malam beranjak pelan, tapi pasti mulai larut. Dan percakapan kita setelahnya menjadikan ramai segala hal. Hingga aku lupa, bahwa di gerbong ini aku adalah penumpang gelap.



    Dandelion, 10 Februari 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Kau tidak harus menjadi apa yang kau hadapi setiap hari
    Seperti apa yang kau bawa setiap saat
    Seperti yang kau temui, sepanjang waktu

    Kau selalu bisa menjadi dirimu, pada setiap hal yang kau pikir selalu luar biasa
    Kau adalah sang pengelana oleh pelajaran paling menakjubkan, yaitu hidupmu sendiri

    Mengapa tidak?
    Jika kau suka dengan lagu-lagu merdu atau puisi-puisi syahdu, meski kau tak sekalipun pernah memulai kata dengan memahaminya di kelas seni

    Karena mungkin kau hanya perlu jatuh hati pada senja, pelangi, atau malam. Dan sesekali menaruh rindu pada hujan di musim kemarau.

    Pada setiap jiwa, selalu ada dimensi untuk menikmati sesuatu tanpa perlu berpikir bahwa kau adalah ahli :)


    Dandelion, 9 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Bolehkah aku banyak memaksa? Kumohon tersenyumlah. Senyummu akan memberikan rasa yakin pada bagian-bagian tubuhmu yang mungkin tidak kau kenali. Mereka juga butuh asupan nutrisi bahagia. Mereka akan melakukan metabolisme rasa bahagia tiada tara jika kau tak pelit senyum. Sungguh.

    Dianalisis dengan metode ekstraksi apa pun, dengan tersenyum kau akan mampu melewati berbagai fase entah fase diam atau bergerak, kenapa harus kau lipat wajahmu? Biarkan dunia tahu bahwa kau tetap menawan -dan rupawan- sekalipun sedang banyak ujian -susulan-


    9 Juli 2015

    With love,
    Azifah Najwa

    Ditulis dengan sisa energi setelah perang dengan anpang dan metgiz .-.
    Continue Reading
    Bila kau tak pernah ingin lupa, menulislah.
    Itulah yang kulakukan saat aku sadar, kau tak pernah ingin aku lupakan.


    Dandelion, 9 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Perang metgiz VS anpang
    Continue Reading

    We talked along the day about the rest of our lives.  Where we're gonna be or what we're gonna be. I keep thinking things will always be the same. But, when we leave, maybe two years again, we won't be come back. No more hanging out cause we're on a different track.

    And there was me and you, and then we got real laugh. Stay at home talking on the telphone. We'd get so excited and we'd get so scared.

    When we look back years later, will our jokes still funny? Will we remember everything we learned in college?
    :')

    Jenderal Soedirman's Food Scientist
    Golden Gendar


    July 8th, 2015

    At the end of 4th semester
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Tentang pelangi. Ribuan warna yang disatukan dalam satu kroma. Ribuan warna yang beresonansi menghubungkan kepingan rindu kita.


    Dandelion, 8 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Menikmati pelangi di akhir senja sambil merindukanmu membuatku dilema
    Tentang mana yang harus aku nikmati
    Apakah jingga pelangi
    Ataukah rindumu
    Keduanya indah
    Continue Reading
    Perasaan ini tidak ada duanya; ketika kau tahu ada hati yang sendu dan rindu atas semua tentangmu.


    Dandelion, 8 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Ceritanya lagi kangen, padahal kemarin juga ketemu xD
    Continue Reading
    Ada yang tiba-tiba berkecamuk di perasaanku sejak awal bulan ini. Ada yang tiba-tiba mulai mengusik do'a pada malam-malamku. Ada yang tetiba membuat aku ingin berteriak dan menutup telinga seketika saat aku mengingatnya.

    Tentang sebuah impian yang aku sketsakan dalam setiap malam-malamku. Tentang sebongkah tempat sakral yang membuatku terkadang sulit sekali membayangkannya.

    Aaaaaaaaaaaaaa!!

    Counting down H-12 pengumuman apply paper Jepang!
    Berhentilah menanyakan kapan aku akan membuat paspor, sejujurnya mengatur ritme hatiku menunggu tanggal 20 saja aku harus jatuh berdebam berkali-kali

    Adakah yang bisa mengerti bagaimana perasaanku saat ini? Adakah film yang bisa menceritakan suasana hatiku saat ini? Betapa berkecamuknya, ah.

    Saat memang harus berangkat. Bagaimana dengan oral presentationnya. Bagaimana nanti saya menjelaskan ide saya di depan profesor-profesor Jepang, menjelaskan ide saya di depan mahasiswa dunia. Aaaaaa, Rabb!!
    Bagaimana pula jika yang ada sebaliknya? Aku pasti kecewa, sedih, dan aku akan kembali tertawa lagi :D

    Allah, jadikan tiap harap agar tak berlebihan, tiap cinta tetap dalam kadarnya, tiap cita tetap terbingkai dalam niatnya


    8 Juli 2015

    At midle night
    Azifah Najwa




    Berharap, ada salah satu postingan di blog ini yang tempatnya saya tuliskan "Kyoto" :D
    Continue Reading
    Menunda kelululusan sama saja dengan menunda kelahiran mujahid/ah ku. Fokus tugas akhir sama dengan fokus mempersiapkan masa depan bersamamu :D


    Random, 7 Juli 2015
    Azifah Najwa

    #repost
    Continue Reading
    Dari dalam hatiku
    Aku ingin berbicara
    Berdua saja
    Tentang cinta

    Tentang rasa
    Yang tak lagi punya tanda tanya


    Dandelion, 7 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Bye Kebumen :'(
    Continue Reading

    Sudah lama saya tidak menikmati hujan sambil berjalan kaki
    Menerima derasnya dari bawah payung, menerima dingin dan basahnya jari-jari tangan

    Dan, selalu, ada momen rindu yang luar biasa manakala hujan di tahun ini kembali berderai
    Rindu sepenuhnya pada satu kota yang telah mengajari makna mensyukuri dengan penuh cinta

    Siapa pun yang meninggalkan kota ini, akan pula membawa potongan kenangan tentang bagaimana hujan membasuh setiap sisi-sisi jalan disepanjang sisa hari hingga malam
    Dingin, tenang, dan sangat romantis

    Saya merindukan hujan dan -masih- merindukan Kebumen
    Merindukan sepenuh-penuhnya setiap goresan persitiwa di musim hujan bertahun-tahun lalu


    Tentang jalanan SMAN 1 Kebumen
    Tentang jalanan Tanimbar 21


    Kebumen, 6 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Dua hari yang belum bisa menggantikan kerinduan tiga bulan
    Packing! Back to Purwokerto --'
    Continue Reading
    Aku tak keberatan jika yang dikirimkan Tuhan adalah kau.
    Kalau yang lain aku pikir-pikir dulu :D




    Dandelion, 6 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Sudah, jangan kau simpan terlalu lama kesalmu
    Wajahmu bisa mendadak jelek jika kau menyimpan kesal terlalu lama
    Percaya deh :D
    Continue Reading
    Maaf, jika tanganku tak cukup kuat untuk merengkuhmu.
    Lisanku tak cukup fasih menyemangatimu.
    Jiwaku tak cukup tegar menenangkanmu.


    Dandelion, 6 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Setiap kembali ke Kebumen rasanya pasti lain. Selalu ada cerita yang ditawarkan oleh setiap bagian kota ini. Mereka dulu seakan merekamnya dan berniat memutarkannya kembali suatu ketika saat aku kembali ke tempat ini.

    Perlu aku tegaskan, ini bukan kali pertama aku pulang, tapi cerita yang mereka tawarkan tak pernah berubah. Alurnya. Tokohnya. Bahkan konflik batin yang dulu ada pada cerita ini bisa aku rasakan lagi. Tak ubahnya rasa ini.

    Ini ceritaku kemarin, baru saja kemarin. Di sini. Bersama mereka, kalian, dan kau.

    Kebumen, jawaban dari begitu banyak alasan kepergian.


    Kebumen, 5 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Sometimes, you just need to be alone,
     not even your best friend needs to know. 
    Sometimes you need to put up the walls 
    so you can examine yourself in the peace and quiet. 
    Sometimes, the loud sounds need to fade away, 
    leaving only the silence and you; that's it.


    Perjalanan pulang, 5 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Jika kau membaca ini, pastilah langsung faham, bahwa kau yang aku sebut-sebut adalah kau. Seseorang dengan jam di tangan kanan yang mampu membuatku hening sekaligus bising.

    Aku tak akan bilang ada kesal yang tiba-tiba menguap. Aku tak akan bilang jika ada yang ramai bunyi di dadaku. Aku tak akan bilang jika aku sering kali dibuat bertanya-tanya oleh pesanmu. Jika kau membaca ini, anggap tulisan ini tidak pernah ada. Aku hanya berbicara pada layar ukuran mini dengan huruf-hurufnya yang tak timbul.

    Kau masih tetap dengan hangat. Dan entah karena alasan apa kau begitu. Karena aku ingat, terakhir kali aku pergi, aku meninggalkanmu dengan es berbentuk bongkahan hati.


    Dan yang masih tidak aku tahu, mengapa -seolah-olah- kau tahu segalanya? .-.


    Dandelion, 5 Juli 2015
    Azifah Najwa

    yeay, aku mau pulang :D
    Continue Reading
    Bismillah
    Ramadhan day-17

    Sejak kemarin dibuat kolaps oleh rancob, dan gara-gara kurang "akar" nilai 100 untuk ujian rancob kali ini g a g a l didapat, hiks :'(

    Siang tadi dibuat kaget, bahagia, terharu, oleh paket -yang sepertinya- buku yang dikirim oleh seseorang tanpa identitas. Tapi perasaan aku tidak sedang membeli buku online, meminta dibelikan buku, atau pun akan dibelikan buku.

    Di bungkusan paket itu hanya tertera nama dan alamatku, awalnya ragu untuk membukanya, takut saja kalau bungkusan itu isinya cicak, hahaha

    Dan betapa terkejutnya saat tau apa isi bungkusan itu. Benar, sebuah buku. Buku dongeng. Dongeng yang aku kira tidak akan pernah selesai.

    Dongeng tentang Empat Buntal di Negeri Arabian Night. Dongeng tentang Pangeran Philips dan pasukannya. Tentang penyelamatan dunia Buntal. Kalian tidak tertarik ya? Dari judulnya saja kalian mungkin bingung, siapa Pangeran Philips? Buntal? Makhluk apa itu?

    Terima kasih telah membuat imajinasiku seakan nyata :D
    Gambar-gambarmu tetap bagus, perspektifmu tetap menjadi ciri khas, baiklah, mulai sekarang aku tak akan lagi mengaku kalau aku yang seharusnya juara di lomba itu, kalau kecelakaan itu tidak ada sangkut pautnya dengan kemenanganmu. Kau pelukis terbaik yang pernah aku kenal, seriously, salam imaji ;)



    Karena kemampuanku berimajinasi lebih cepat dibanding kemampuanku menyampaikan, maka dari itu aku menulis, maka dari itu aku melukis.

    Dan aku suka sekali berteman dengan mereka yang suka menulis, yang suka melukis, karena kami bisa menyatukan imajinasi kami, seru kan saat imajimu ada juga dipikran orang lain, hidup dalam dunia imaji milik kalian, benar-benar hanya punya kalian.


    Imaji, 4 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Jangan tanyakan bagaimana kabar kanvasku, aku tak lagi menemukannya hidup dalam imajiku. Aku sudah lama berhenti melukis. Dan kau tahu? Sejak itu jiwaku merasa kuyuh.


    Continue Reading
    Bagiku, mengenang adalah kebahagiaan pertama dan
    memutar ulang kenangan adalah kebahagiaan kedua.

    Sebab itu aku suka menulis,
    sebab itu kubuat ia menjadi rentetan aksara yang bisa aku baca kapan saja,
    yang bisa aku kenang kapan pun aku mau.

    Karena mungkin sebagian kebahagiaan tidak bisa diulang.
     Karena aku tidak bisa menghentikan 
    waktu.

    Jadi jangan salahkan aku,
    jika banyak tersirat namamu di setiap tulisan-tulisanku,
    karena aku memang sengaja membuatnya beku,
    karena itu caraku mengenangmu



    Resonansi Rindu, 4 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Rumah sakit ini ramai. Selalu ramai, kalian tahu apa yang membuatnya ramai? Anak-anak. Mereka tetap berlarian meskipun selang infus membelit tangan mereka. Mereka tetap tertawa meskipun dari atas kursi roda. Dan itu alasanku suka sekali ke tempat ini. Tapi ada yang berbeda hari ini. Iya, berbeda. Tempat ini mendadak terasa sepi saat aku melihat seseorang duduk di ruang tunggu dokter spesialis penyakit dalam.

    Beberapa kali mata kami bertemu, tapi masing-masing dari kami tak ada yang memulai pembicaraan. Aku pura-pura sibuk dengan Al Qur'anku dan kau juga -pura-pura- sibuk dengan handphonemu. Kau tahu, pura-pura tidak mengenalmu lebih menyakitkan daripada pura-pura merindukanmu.

    10 menit berlalu, 15 menit kita habiskan dengan mulut yang saling terkunci. Jadwal check up kali ini seakan hanya menjadi tiket sosial pertemuan kita. Pertemuan? Entahlah meski aku sebut apa ini, ketika dua orang bertemu tapi tidak saling menyapa.

    Dalam satu dimensi selama hampir 365 hari ternyata tidak sebanding dengan perjumpaan tak sengaja yang hanya 15 menit ini. Sebelum akhirnya kau beranjak ke apotek dan aku bergantian ke dalam ruangan. Tidak ada yang dibicarakan. Tidak ada percakapan layaknya sahabat lama yang pernah satu kelas, satu organisasi, bahkan kita pernah menyatukan imajinasi-imajinasi kita dalam sebuah antologi puisi.

    Tuhan, jika suatu ketika kami dipertemukan -lagi- apakah kami masih akan saling mengingat?


    RS Ananda, 3 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Menjauh untuk menjaga, kau tahu? Sejujurnya aku benci konsep itu



    Dandelion, 3 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    ........................................
    Tuhan pertemukan
    Aku dengan kekasih pilihan
    Seseorang yang mencintai-Mu
    Mencintai Rasul-Mu
    Di multazam ku meminta



    Diary, 3 Juli 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Setiap hari saya menghabiskan waktu tidak kurang dari 3 jam untuk membaca, entah membaca buku, entah membaca jurnal, atau bloging di blog-blog orang, seperti yang saya lakukan hari ini. Dan saya terkejut. Ada beberpa dari blog mereka mencantumkan saya di dalam tulisan mereka, iya saya jadi tokoh sampingan dalam tulisan itu, bahkan ada yang menjadikan saya tokoh utamanya. Saya jadi terharu :D
    Bagia saya, setiap tulisan punya pembacanya masing-masing, termasuk tulisan-tulisan kalian, tulisan saya, dan tulisan-tulisan orang lain yang mugkin mereka mengira tulisan mereka tidak akan dibaca orang. Jadi, teruslah menulis! :D

    Hampir satu minggu UAS membosankan juga, saya butuh diversifikasi bacaan, jadilah saya membongkar perpusatakaan kecil saya, berharap ada buku baru yang belum sempat saya baca, tapi nihil. Semua buku di perpustakaan kecil saya sudah saya baca, bahkan ada yang saya baca hingga 2-3 kali. Saya jadi berpikir, kapan saya terakhir kali ke toko buku ya? Hmmm

    Sering berharap saja kalau sewaktu-waktu saya punya perpustakaan, punya laboratorium, ah bahagianya.

    Sedang menunggu penghuni Raudhatul Jannah pulang, katanya mau tarawih bareng, sambil ngepack sarung tangan motor. Hmmm, saya jadi berpikir, jadi mahasiswa itu enak, jika dipikir-pikir, pekerjaan saya ini serabutan, saya membuka usaha sarung tangan motor, disamping itu saya juga ngajar, tapi dari semua itu hasilnya tidak pasti, lalu apa namanya kalau bukan s e r a b u t a n? .-.
    Dan herannya, saya ingin sekali segera lulus?! :v

    Eh udah Juli ya
    Tanggal 20 pengumuman paper Jepang .-.
    Tidak berharap banyak, hanya meminta yang terbaik
    Pengumuman PKM GT
    And our first anniversarry :D


    Random, 2 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Continue Reading
    Aku: "Nu, puasa kumur-kumur pake kuah sop boleh ngga?"

    Nurini: "Ya enggaaaaa laaah, Biiill! Ga boleh kumur-kumur pake yang berasa"

    Aku: "Termasuk rasa ingin memiliki ya, Nu?" :3

    Nurini: "Rrrrrrrrr :["



    Depan TP, 2 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Selalu ada cara untuk melupakan soal ujian barusan xD
    Continue Reading
    Cinta adalah ibu yang setiap hari memasakan makanan untuk kami, dan tak sabar melihat anak dan suaminya tak beranjak dari meja makan karena lezatnya masakan yang diciptakannya.

    Cinta adalah ayah yang setiap hari menjemput kami dari TPQ, membuatkanku kail, mengajari kami naik sepeda, dan memarahiku karena hobi balapan.

    Cinta adalah adik-adik yang menanti kepulanganku setiap bulannya, menunggu ceritaku dari balik layar handphone, dan yang jelas menunggu oleh-oleh, meskipun hanya sekadar pisang leleh.

    Cinta adalah kami yang duduk tak sabar di depan televisi menunggu waktu berbuka puasa sambil membicarakan rencana pulang tarawih nanti.

    Cinta adalah ibu yang tak pernah lupa menanyakan "Sudah tilawah hari ini?"

    Cinta adalah ayah yang tak pernah lupa menengok putri-putrinya sebelum beliau beranjak tidur, memastikan selimut telah terpasang, dan mematikan lampu kamar.

    Cinta adalah adik-adik yang selalu membuatkanku segelas teh manis hangat, menjadi panelis atas penemuan masakan-masakan baruku!

    Cinta adalah ibu yang selalu menyempatkan waktunya untuk mendengar segala ceritaku, menanyakan kabar semua teman-temanku, dan menanyakan sampai mana novelmu? bagaimana dengan penelitianmu yang kemarin?

    Cinta adalah sebuah keluarga yang duduk bersama di meja makan, atau duduk melingkar, menyantap menu berbuka mereka sambil berbincang hangat tentang apa saja.

    Cinta adalah rasa ikhlas seorang ibu, ketulusan seorang ayah, keriangan adik-adik, dan kehangatan sebuah keluarga.

    Kalau kata ibu "We don't build our family to inspire people, but we build our family to inspire our children!"

    Yang sering nanya dari mana saya menemukan ide-ide atas semua karya-karya ilmiah saya, dari mana saya bisa menulis novel, prosa, dsb, dari saya bisa memanajemen waktu saya, dari sini, dari keluarga saya.

    Cinta adalah satu keluarga yang shalat berjamaah selepas berbuka, si ayah memimpin doa untuk keluarganya, si ibu mencium tangan suaminya dan kening anak-anaknya.

    Cinta adalah hal-hal sederhana di sekeliling kita, hal-hal yang barangkali sering kita lupa untuk mensyukuri dan memberinya makna, tetapi segalanya dekat sekaligus nyata dalam hidup kita.

    Adakah cinta semacam itu di rumah kalian? :D



    Purwokerto, 1 Juli 2015
    Azifah Najwa

    Aku: "Bu, aku ingin menjadi ibu yang seperti ibu!"
    Ibu: "Jangan. Jadilah yang lebih dari ibu. Saat kau malas belajar, malas membaca Al Qur'an, ingat, bahwa kelak suamimu berhak didampingi wanita cerdas, anakmu berhak lahir dari rahim wanita pecinta Al-Qur'an"

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ▼  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ▼  Juli (70)
        • Pada Kau
        • Hujan Bulan Juli
        • Kamar
        • 00.09 a.m.
        • Hei, Kau
        • Refleksi Rantau 1 Muara
        • Tonight
        • Hidup
        • 04.44 p.m.
        • Terima Kasih
        • Yakin Saja
        • Aisyah
        • Memilih Jatuh Cinta
        • Malam Tadi
        • Soulmate
        • Saling Melepaskan
        • Nowday
        • Filosofi Menunggu
        • He Said :D
        • Pertemuan
        • 16.58 p.m.
        • Mengembalikan Hati
        • Today
        • Dialog - Edelweis
        • Surat
        • Ini Tentang
        • Dialog - Refleksi Meneliti
        • 08.05 a.m
        • Road to DM2
        • Kau yang Patah Hati
        • 12.18 p.m.
        • Food Scientist - Kecombrang
        • Pergi
        • Do'a-Do'a
        • Resonansi Rindu
        • Penasaran
        • Izinkan
        • 08.40 a.m.
        • Dandelion - Perbedaan
        • Food Scientist
        • Jika Saja
        • Rider Day
        • No Caption
        • 23.20 p.m.
        • Dandelion - Jaring-jaring Ajaib
        • Dandelion - Dua Anak Manusia
        • Penumpang Gelap
        • Menjadi Dirimu
        • Bolehkah?
        • Pagi
        • Golden Gendar
        • Tentang Pelangi
        • K A U
        • 20 Juli
        • Random
        • Tentang Rasa
        • Hujan
        • 06.25 p.m.
        • 04.13 p.m.
        • Jawaban Alasan Kepergian
        • Sometimes
        • 5.28 a.m.
        • Dunia Imaji
        • Resonansi Rindu
        • 07.32 p.m.
        • Menjaga
        • 01.08 a.m.
        • 06.50 p.m.
        • Rasa
        • 08.17 p.m.
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • SMANSA dan Sebuah Warisan
      SMANSA adalah satu dari 2 sekolah di mana saat aku diterima di dalamnya aku menangis. Iya, aku menangis, tentu bukan karena diterima di...
    • Jurnal 365
      Seperti gambar, tulisan adalah kapsul waktu, yang dapat membawa kita kembali mengenang. Mulai dari yang sangat ingin dikenang, hingga yan...
    • Drama
      Aku mengembangkan senyum terbaikku. Mencoba menikmati setiap waktu yang berjalan kala itu. Mencoba berdamai dengan kenyataan yang tidak s...
    • Berunding dengan Waktu
      Ketika waktu mempermainkan rindu, bersabarlah jangan menyerah. Bukankah hubungan jarak jauh memang seperti itu? Tidak ada lagi malam-ma...
    • Berjalan
        Kapan pun perjalanan membuatmu ragu, berhentilah sejenak, menepilah saja. Karena tak ada yang salah dengan memulai lagi segalanya. Mungkin...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top