Food Scientist

8:02 AM

Bismillah
Ramadhan day 26

Ehem, hahha, dududu~
Gaje banget xD

Kalau dipikir-pikir penelitian mandiri semacam masuk ke dalam planet di luar tata surya, mungkin, secara aku belum pernah keluar tata surya, hahaha
But at least, I can get many experience, try any methode and of course I must ngubek-ngubek jurnal, tesis, skripsi, tulisan orang, yang sampai sekarang ga ngerti mereka bisa nulis gitu dulu gimana penelitiannya .-.

Ini cerita tentang penelitian, silakan jika ingin melanjutkan, berhenti pun tidak masalah

Ini bukan penelitian heboh, wah, atau yang akan memberikan perubahan besar untuk kehidupan manusia, but this research mungkin dapat menjawab pertanyaan yang terlanjur mengerak di pikiran para ibu rumah tangga. Dan saya sangat mengapresiasi beberapa kebiasaan ibu-ibu dalam mengolah makanan, entah dari mana ilmu mereka, karena dulu setiap kali nanya ibu, ibu juga jawabnya "diajarin mbah kaya gitu," tapi secara teori ilmu pangan, aplikasi mereka benar.

Salah satunya perendaman pada terong atau kentang, dua bahan ini mengandung senyawa fenolik yang apabila kontak dengan udara akan terjadi reaksi browning enzimatis (pencoklatan oleh enzim) maka dari itu untuk menghindari kontak enzim ini dengan udara, dilakukan perendaman dengan air, dan ini yang nyaris membuat nilai praktikum pengolahan pangan saya C hahaa, saya membantah dengan tegas pernyataan asprak jika untuk menghindari browning enzimatis hanya bisa digunakan asam sitrat 2%, memang asam sitrat akan lebih efektif karena pH lingkungan yang asam akan semakin menghambat kerja enzim fenolase, tapi coba bayangkan, betapa repotnya jika setiap ibu rumah tangga harus menyediakan asam sitrat 2% lagi pula, perendamannya hanya beberapa menit.

Kedua, mungkin untuk ibu-ibu rumah tangga lebih suka memasak tanpa menghaluskan bumbu, biasanya hanya digeprek baru kemudian dicincang halus, karena untuk banyak kesempatan saya juga lebih suka itu, hahaa
Tapi banyak juga yang lebih suka berkorban sedikit lebih banyak dengan menghaluskan bumbu-bumbu tersebut, saat saya bertanya kepada ibu lagi kenapa, lagi-lagi ibu hanya menjawab "biar bumbunya meresap sempurna" setidaknya lebih ilmiah dibanding jawaban ibu atas pertanyaan pertama saya tadi. Benar, berat molekul yang lebih kecil membuat bumbu dapat larut sempurna selama proses pengolahan. Satu hal, jika diperhatikan, aroma masakannya juga lebih kuat, hal ini dikarenakan, bahan pangan yang dihaluskan, sel-selnya akan mengalami kerusakan, sehingga senyawa-senyawa folatil dalam bahan pangan akan menguap sempurna.

Dan yang sekarang masih menjadi pertanyaan saya, bagaimana pengaruh urutan jenis bahan yang dihaluskan terhadap sifat sensori dan organoleptik produk pangan? .-.

Ini bukan penelitian penting, percayalah xD

Saya hanya memuaskan hobi meneliti saya

Seseorang pernah berpesan kepada saya, "jika melakukan penelitian, penelitian yang manfaatnya bisa dirasakan oleh semua orang, dari segi apa pun itu, keefektifan maupun finansial"


Dapur, 13 Juli 2015
Azifah Najwa

Karena sebenarnya, laboratorium saya adalah dapur B-)

You Might Also Like

0 komentar