Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home


    Hidup menurutmu seperti apa sih?

    Hidup ini aneh.

    Aneh?

    Begitu banyak hal membuat kita ingin hidup selamanya, tapi juga tak sedikit hal remeh temeh yang membuat kita berharap agar tidak pernah dilahirkan.

    Hidup ini lucu. Kadang kita menjalani hidup penuh dengan optimisme, tapi tak jarang kita hanya ingin sendiri menjalani hidup ini tanpa pernah ingin bertasipasi, tanpa pernah ingin dilukai dan melukai, tanpa harapan dan rasa takut kehilangan.

    Hari ini saya menggenapkan perjalanan mengelilingi matahari untuk yang ke-20 kali, mengelilingi bulan untuk yang ke-240 kali.

    Itulah alasannya kenapa saya suka sekali membuka file-file tulisan lama, membuka foto-foto lama, atau memutar kembali lagu-lagu yang dulu sering saya dengarkan

    Rasanya baru kemarin saya menghabiskan waktu siang untuk bermain di sawah, mengaji TPQ di sore hingga malamnya.

    Rasanya baru kemarin saya balapan sepeda waktu berangkat ngaji ke TPQ, tak jarang gagal berangkat karena jatuh dari sepeda.

    Rasanya baru kemarin saya mendirikan gubuk di samping rumah, sambil membual kalau dipuncak gunung sana ada pedang angling dharma, yang hanya bisa dicabut oleh orang yang selama hidupnya tidak pernah ngompol.

    Rasanya baru kemarin saya menghabiskan waktu bersama teman-teman sanggar bahasa, berlatih teater, menari, atau olah vokal.

    Rasanya baru kemarin saya menghabiskan waktu pulang sekolah hingga pulang sekolah lagi untuk berburu berita, berteman dengan malam untuk menyelesaikan liputan berita.

    Rasanya baru kemarin saya menghabiskan waktu di masjid sekolah, menghabiskan petang disudut sekolah untuk liqo, dan untuk pertama kalinya aku menyebut mereka keluarga, mereka yang tinggal di dalam rumah Jundulloh Community, Komunitas Tentara Allah.

    Rasanya baru kemarin saya melepas seragam SMANSA, menggantinya dengan jas almamater gold.

    Rasanya baru kemarin, baru saja kemarin, aku kenal lalu semena-mena membuatnya jatuh cinta kepadaku.

    Waktu berjalan begitu cepat tanpa pernah bisa ditawar.

    Lalu apa korelasi dengan gambar di post ini?

    Karena di perjalanan ke dua puluh ......, kita -siapa aku berani memasang-masangkan- tidak lagi mengelilingi matahari sendirian. Tidak lagi mengelilingi bulan dengan segala batas yang memisahkan.

    Kedua puluh berapa?

    Do'akan saja :)


    Purwokerto, 31 Agustus 2015
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    Aku tidak jatuh cinta pada pandangan pertama. Tidak jatuh hati bahkan setelah berbulan-bulan mengenalmu. Kau berlalu aku pun berlalu.

    -sekali lagi-
    Aku bahkan memilih kata "menyebalkan" untuk kusematkan padamu disaat tak sedikit orang-orang disekitarku mengaku, jatuh hati kepadamu.

    Aku sungguh tidak jatuh cinta kepadamu sebelum -entah kapan itu- akhirnya aku mengaku bahwa aku menetapkan untuk membangun cinta denganmu.


    Dandelion, 30 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading


    Beberapa orang menulis bukan karena ingin tulisannya dibaca, ia hanya ingin menyembunyikan ketakutannya, takut kalau-kalau tidak ada orang yang sejalan dengan pikirannya. Dan bagiku, menulis itu totalitas jika tidak lebih baik, lebih baik tidak.

    Ditemani instrumen kazami dori Depapepe, menyelsaikan novel Dandelion sebelum November.
     #metime #DandelionProject


    Purwokerto, 29 Agutsus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Ada perempuan-perempuan tangguh yang biasa menjalani hidupnya sendiri, yang menyelesaikan segalanya sendiri, yang ke mana-mana sendiri, yang dengan hatinya ia mampu menjadi orang yang menentramkan, lalu ia mampu menjalani hidupnya dengan tabah, mengabaikan rasa sakitnya

    Ada perempuan-perempuan tangguh, yang tidak pernah berkeluh kesah kepada siapapun, yang keluhnya bahkan lebih sepi dari malam tadi.

    Meskipun demikian, setangguh apa pun mereka, mereka tetap perempuan.

    Mereka akan melemahkan diri di hadapan kalian, para kaum adam. Mereka akan pulang dalam pelukmu, seketika saat berbagai masalah menghimpit.

    Kau harus faham satu hal, mereka tangguh, tapi akan selalu membutuhkanmu.


    Sekre Gamais, 28 Agustus 2015
    Azifah Najwa

    Diantara akhwat-akhwat tangguh :)
    #fingerpainting #madeinNabila #lovepainting

    Continue Reading

    Katannya, meyakini dengan siapa kau akan berbagi cerita hidupmu adalah hal paling sulit. Karena mereka bisa saja hanya lewat pada hidupmu, tak untuk jadi selamanya, dan kita harus meyakini bahwa merekalah jalan Tuhan untuk kita belajar tentang kehidupan, tentang hakikat manusia.

    Tapi yang paling membahagiakan adalah menjadi orang yang diberikan keyakinan, diberikan perasaan untuk bisa saling.

    Terima kasih karena meyakini aku menjadi bagian dari hidupmu.


    Dandelion, 27 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Harusnya malam ini sedang menyiapkan untuk besok, entah itu materi, entah itu latihan ngeMC, atau entah apa pun itu. Bukan baper kok, cuman lagi inget aja. Apalagi waktu ga sengaja buka foto-foto ospek tahun kemarin :'(


    ini acara OSMB PADI 2014
    Dika - Adit - Mas Abil - Mas Aldino - Mas Nungky - Danu
    Nabila - Mba Cica - Mba Rani - Fasya - Dita

     
    ini acara apa ya, entah harus menyebut apa, kami mengikuti proses kepanitiaan OSMB PADI dan kami bidang acaranya, ga full team, karena biasanya foto full team waktu hari H OSMB, ga baper kok.

    Vera - Nabila - Ilmi - Adit
    Dika - Ramzi - Imam - Dita
    yang moto Hafiz


    Tiga bulan menghabiskan begitu banyak waktu dan makanan bersama-sama,
    ini kita, keluarga "besar" acara OSMB PADI 2015 :')


    Purwokerto, 26 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Bismillah...

    Kalau sekarang di sini ada gitar, hal pertama kali yang ingin aku lakukan adalah mengambilnya, dan mulai menyanyikan nada-nada mayor yang bahagia, tanpa peduli itu lagu apa, tanpa peduli ketukannya, aku hanya ingin mengabarkan, aku sedang bahagia.

    Beberapa hari sejak panitia memutuskan walked out dari PKKM, virus baveer a.k.a baper mulai menyerang anak acara, saya khusunya, saya rasa tidak perlu saya ceritakan bagaimana kami mempersiapkan ospek selama tiga bulan terakhir ini. Alhamdulillah, kami, keluarga "besar" acara OSMB PADI 2015 sudah merumuskan alur, konten, kemasan, dan goal setting untuk "ospek tandingan" yang masih diusahakan keterselenggarakannya. Khawatir tentu ada. Trauma pasca TM sabtu kemarin masih terasa. Imbasnya, jika kemarin kami harus membuat 5 planing rundown, kali ini kami harus menyiapkan rentetan treatment apabila plan A tidak terlaksana, plan B hanya bisa terlaksana sebagian, atau yang lain. Yang jelas, kami sedang berusaha menyiapkan yang terbaik untuk adik kami.

    Tidak hanya itu saja. Nata untuk final 11-13 September di UB besok sudah mulai memasuki proses fermentasi. Aaaaa, ngelab benar-benar cara refreshing yang paling ampuh!

    Faghfirlana ya Rabb...


    Purwokerto, 26 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Bismillah
    Beberapa hari ini ingin sekali makan es krim, tapi belum juga meluangkan waktu untuk sekadar menghabiskan 1 cup es krim. Beberapa hari ini pula pikiran dan perasaan sangat berantakan. Hingga tak bisa dibedakan lagi perasaan seperti apa yang sebenarnya dirasakan. 

    Satu bulan terakhir, di manapun kaki dipijak, pembicaraan kami tak lepas dari osmb. Di sudut terkecil sekre di kompleks C, di depan audit, di cafetaria, masjid, bahkan saat berniat melepas penat dengan ia, pembicaraan kami pun tak lepas dari o s m b. 

    Kesal? Jelas. Kecewa? Pasti ada. Bukan, bukan karena tiga bulan ini tidak pernah melewatkan sehari pun untuk tidak rapat, tapi kemudian apa yang kami bahas sama sekali tak berarti.  Bukan juga harus rela kembali ke rantauan di saat yang lain masih bisa merasakan liburan tapi yang ada keberadaan kami justru tidak dihargai.
    Proses tiga bulan terakhir seketika dikacaukan oleh sambutan yang tak sampai 10 menit kemarin. Seketika dikacaukan oleh rapat teknis yang tak hampir  tiga jam kemarin.

    Aku selalu percaya, proses tak akan pernah menghianati hasil. 

    Lega? Iya. Tapi yang ada dipikiran Triyo sekarang, bagaimana dengan 206 panitia osmb? Dita, bagaimana dengan kelanjutan hima? Dan aku hanya memikirkan, bagaimana 664 mahasiswa baru? 


    Ortindo, 24 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading


    Baru saja memperbarui timeline dan terkaget-kaget, ternyata sekarang sudah tanggal 23 Agustus, minggu terakhir di bulan Agustus. Jika kemarin selalu meneriakkan "Wake me up when august end" hari ini tetiba ingin mengulang bulan Agustus dari awal. Tidak ada yang istimewa. Hanya saja diujung Agustus nanti aku menggenapkan perjalanan mengelilingi matahari untuk ke-20 kali. Sejak enam tahun lalu, bagiku ulang tahun bukan untuk dirayakan, bukan pula untuk direnungkan seperti yang kalian tebak, iya kan? Bagiku ulang tahun berarti, aku akan memulai perjalanan mengelilingi matahari -lagi-. 

    Bukankah hidup ini tentang perjalanan? Bukankah selamanya kita akan menjadi orang asing di tempat-tempat yang kita kunjungi? Kau cukup percaya satu hal, bahwa tujuan yang sama akan mempertemukan orang-orang dalam perjalanan. Kenudian aku mulai bertanya, siapa yang akan menemaniku mengelilingi matahari untuk ke-21 kali dan perjalanan-perjalanan berikutnya? Kemudian aku mulai panik, bekal apa yang sudah aku siapkan untuk perjalanan ini? Ya, segalanya perihal apa dan siapa. Hingga kadang aku lupa menanyakan, kapan aku harus berhenti berjalan?

    Hidup ini -selalu- tentang perjalanan. Kau cukup percaya satu hal, bahwa tujuan yang sama akan mempertemukan orang-orang dalam perjalanan.




    Purwokerto, 23 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Menangislah di Bahuku
    -Firdaus-

    kau datang padaku seperti biasa
    ku sambut bahagia dengan tangan terbuka
    kau balas dengan senyuman seadanya
    ku tahu ada sesuatu yang berbeza

    kau hanya diam seribu bahasa
    hanya di matamu yang cuba berbicara
    bahwa saat ini hatimu terluka
    kau tahu ku ada di sini untukmu

    mencuba tak berkedip
    menahan tegar di hujung mata
    hingga kau pun tak kuasa
    berderailah airmata
    dalam pelukku kau curahkan semua

    menangislah...
    kadang manusia terlalu sombong tuk menangis
    lalu untuk apa airmata telah dicipta
    bukan hanya bahagia yang ada di dunia
    menangislah...
    di bahuku kau berikanku kepercayaan
    bahwa laramu adalah haru biruku
    kerna ku adalah sahabatmu

    menangislah...(dibahuku ku disini untukmu)
    menangislah...(dibahuku kerna ku sahabatmu)


    Maaf, jika tanganku tak cukup kuat untuk merengkuhmu, lisanku tak cukup fasih menyemangatimu, hatiku tak cukup tegar menenangkanmu. 


    Dandelion, 21 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Indonesia Memanggil
    -Shoutul Harokah-

    Singsingkan lengan baju pancangkan asa
    Ukirlah hari esok pertiwi jaya
    Bergandengan tangan tuk meraih ridho Allah

    Buatlah negri ini selalu tersenyum
    Bahagia dan Sejahtera dalam cinta-Nya
    Tiada lagi resah tiada lagi duka lara

    Negeri indah Indonesia
    Memanggil namamu
    Menyapa nuranimu

    Negeri Indah Indonesia
    Menanti hadirmu
    Rindukan karyamu


    Ada yang berbeda di minggu pagi ini. Semangat seketika membara begitu memasuki sekre Gamais. Entah siapa yang "iseng" memutar lagu-lagu SH -Shoutul Harokah-, dari begitu banyak lagu SH, Indonesia Memanggil adalah lagu favorit.

    Kembali menata otak setelah seminggu terakhir ini berantakan -lebih lagi menutrisi  hati-

    Faghfirly...


    Sekre Gamais, 23 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Kau mau bertukar raga denganku- walau hanya sekali waktu-? Agar kau tahu, sebahagia apa diriku saat berada di dekatmu


    Dandelion, 21 Agutsus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Apakah seorang peneliti itu membosankan dek?

    Enggaa sii, soalnya aku suka penelitian :v
    Tanya sama yg biasa-biasa aja sama penelitian, biar dpt jawaban yg lebih objektif

    Kalau kita tidak bsa membuat orang tertawa karena bahasa ilmiah kita, apa bisa kita melihat orang yang disuka tertawa dengan orang lain? giman ya rasanya

    Kalo ga bisa dibuat ketawa ya berarti cari yang bisa dibuat ketawa :D

    Seandainya suka bisa sesimpel itu, ah mungkin ga nyesek dan baper.

    Suka itu sederhana, yang sukar dan sulit tafsir-tafsir perasaannya :D

    Katanya cinta itu tidak menyakitkan, tapi kok ini. :(

    Mungkin kita yang salah menempatkan cinta :D



    Well, jadi kakak kelas yang akhir-akhir ini jadi partner penelitian sekaligus pembimbing mapres dan merangkap pembimbing PKL beberapa hari yang lalu menanyakan pertanyaan yang sempat saya tanyakan juga. Tanya ke siapa? Tanya ke diri sendiri :p

    Jatuh cinta disaat yg tidak tepat tidak selamanya buruk, tinggal deviasikan pada hal-hal positif. Jika tidak diganti dengan yang lebih baik berarti do'a-do'a itu dikabulkan. Tidak perlu khawatir.

    Hahahaa, sok bijak, entah saya yang mencari pembenaran sendiri atau pembenaran yang mencari saya, loh

    Dan satu hal, kejujuran tak selamanya bekerja dalam cinta :D


    Lab TP, 17 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Memutuskan membangun cinta tidak semudah memutuskan apa menu makananmu hari ini atau kemana kau hendak menghabiskan waktu di hari minggu ini. Karena bersamanya kita harus saling menjaga, meninggikan derajat orang yang kita cintai, tidak sekadar menyayangi.

    Membangun cinta setidaknya kau harus memenuhi 2 syarat -yang cukup merepotkan-; mampu dan mantap.

    Dan aku memutuskan membangun cinta bersamamu.


    Dandelion, 16 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Tidak berharap dapat mengunjungi sebuah tempat untuk sejenak melupakan ospek, perjalanan pagi tadi membuatku paham satu hal; begitu banyak persitiwa terjadi tanpa pernah kita rencanakan sebelumnya. Tanpa pernah kita tau bagaimana kelanjutannya. Hingga akhirnya kita sampai pada titik ini.

    Suatu waktu pada bulan April pada suatu tahun.

    Perjumpaan pertama kita karena satu pekerjaan yang sama. Ah, tidak, beberapa kali aku telah berjumpa denganmu, sekadar tahu namamu kemudian menyimpulkan bahwa kau menyebalkan. Sangat menyebalkan di saat tak sedikit temanku yang mengaku mengagumimu.

    Kurang lebih begitu lah perjumpaan pertama kita yang mampu ku temukan dalam memori. Bukan perjumpaan di laboratorium atau diskusi keilmiahan. Bukan pula kau yang sengaja membantuku mencarikan bahan-bahan penelitian. Perjumpaan pertama kita juga bukan tarik menarik buku di toko buku, seolah kita ditakdirkan memiliki kegemaran yang sama.

    Maaf ya, perjumpaan pertama kita di ingatanku -dulu- kubiarkan berlalu begitu saja.


    Dandelion, 15 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Jika begitu banyak orang mengupayakan segala cara hanya untuk sebuah kata –bahagia-, bagiku bahagia tak serumit itu. Menghidupkan laptop kemudian membuka search engine -padahal tahu tidak ada koneksi internet- hanya untuk menemukan game ini sudah cukup membuatku tertawa bahagia.



    Well, jadi beberapa hari terakhir ini ospek dan gamais fair membuat saya ingin menyopot sejenak kepala ini. Lebay ya, haha. Entah harus mengambil sikap apa, meskipun secara pribadi saya tidak keberatan jika ospek di-handle pihak fakultas tapi secara lembaga menyatakan sikap sepakat sepenuhnya tidak seharusnya saya lakukan. 

    Tidak ada pendapat yang salah, begitu juga pendapat saya dan kalian. Alasannya sudah sudah sangat j e l a s, karena kemasan yang panitia ospek buat, saya rasa sudah tidak relevan! -padahal saya penggerak acarnya-. Untuk banyak kesempatan, saya sangat tidak suka dengan segala sesuatu yang membudaya, iya kalau baik, kalau bisa membuat perubahan, kalau ga? Islam saja mengajarkan kita untuk berkembang. Apakah masih relevan peserta ospek diminta menggunakan atribut yang justru tidak mencerminkan status mereka sebagai mahasiswa? Dan berbagai rentetan kebudayaan di fakultas saya yang saya rasa sudah tidak perlu dibudayakan lagi.

    Lalu bagaimana konsidinya jika sudah seperti ini?  Memutuskan walked out bukan sebuah keputusan. “Mau bagaimana pun, kita maju kena, mundur kena, Bil,” Triyo said. “Yes, you’re right, Yo!”. Tidak hanya itu saja. Karena kita juga harus memikiran kemasan acara lain yang memiliki tujuan sama dengan ospek. Karena kita juga harus memikirkan bagaimana nasib panitia ospek di tahun yang akan datang. Karena kita juga harus memikirkan bagaimana BEM, ah tidak, kalau yang ini Triyo saja yang memikirkan, haahaa

    Dan selama ini kita baru mendapat tekanan dari pihak fakultas, belum mendapat tekanan dari internal panitia. Jika masanya tiba, Rabb, beri kami kepala yang lebih keras, hahaha


    Terima kasih karena sudah menciptakan dan menempatkan game ini :D



    Kompleks C, 13 Agustus 2015
    Azifah Najwa 
    Continue Reading
    Kekhawatiran membuat dia terus bersembunyi. Harapan yang kau bangun seperti diletakkan di bahunya dan menancap dengan kuat.

    Dia mungkin merasa berat. Khawatir tidak sanggup memenuhi segala harapan yang telah tinggi tinggi kau bangun.

    Sejak jauh telah dia ucapkan jangan berharap tinggi tinggi padanya, sebab harapan yang tinggi itu akan membuat kekecewaan yang dalam. Bukankah kalian telah membahas hal itu di masa yang sudah sudah? Lalu kenapa harapanmu untuknya kian hari kian besar?

    Jika kau mau kecewa maka kecewalah sebab kau benar benar berhak untuk itu. Jika kau mau benci maka bencilah sebab seincipun harapanmu tidak sanggup dia penuhi.

    Kau berharap seperti lupa bahwa dia itu manusia. Kau berharap segalanya sempurna padahal dia adalah tempatnya salah dan sedang belajar untuk berbenah. Kau tau tidak mudah berjalan sendirian di jalan yang lurus. Dia membutuhkan teman dan kau seperti dikirim kehadapannya untuk menemani.

    Tapi kau kecewa, sedih dan merasa gagal. Sebab harapanmu tidak bisa dia jangkau.
    Lantas dia mesti apa?


    Diary, 11 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Ospek; Riwayatmu Kini
    Nabila Faradina Iskandar


    Ospek atau yang oleh Kemenristek Dikti disebut sebagai Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dalam surat edaran yang dikeluarkan langsung oleh kemenristek dikti disebutkan bahwa penanggung jawab kegiatan PKKMB adalah pimpinan perguruan tinggi, bukan mahasiswa. Hal ini membuat mahasiswa berang, saya yakin, untuk sebagian besar Fakultas telah menyiapkan agenda penyambuatan maba sejak jauh-jauh hari dan akan berdampak apabila agenda ini dibatalkan.

    Pada kondisi ini mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif. Selain harus bisa meyakinkan pihak pimpinan PT, mahasiswa juga harus menyiapkan konsep yang jelas dan matang baik secara alur, tujuan, maupun follow upnya.

    Tidak salah jika pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut, jatuhnya korban atau kegiatan yang mengarah kepada perploncoan serta pembodohan yang dikemas dalam agenda yang sering kita sebut masa orientasi sudah saatnya kita tinjau ulang, terutama dari segi pengemasannya.

    Pembacaan secara global terhadap kondisi calon mahasiswa baru sangat perlu dilakukan. Pembacaan ini akan menghasilkan hipotesis; mahasiswa seperti apa yang nantinya akan menjadi objek agenda kita dan berimbas kepada pengemasan yang seperti apa yang harus kita bawakan, misal apakah masih relevan ospek kita bawakan dengan mengusung tema bertajuk kebangsaan sedangkan maba justru alergi dengan tema itu. Atau apakah masih relevan ospek kita bawakan dengan masih membudayakan senioritas yang justru hanya akan memperbanyak jumlah kaum intelektual yang hanya bisa takut kepada penguasa. Karena nantinya, cara mengemas kita akan memberikan andil besar terhadap keberhasilan goal setting, saya yakin para pegiat organisasi faham benar terkait hal ini.

    Pembacaan ini perlu dilakukan agar kita tidak salah membaca zaman. Jangan-jangan kita mengaung-gaungkan diri sebagai agent of change namun ketika di masyarakat keberadaan kita justru tidak di butuhkan. Kita menyatakan diri sebagai kaum intelektual tapi metode yang kita gunakan justru tidak mencerdaskan.

    Apakah mungkin, dalam waktu tiga hari dapat mentransformasi cara berpikir seseorang? Membentuk mental seseorang? Tentu tidak bisa digeneralisir!!



    Nabila Faradina Iskandar
    Departemen Kajian Strategis KAMMI Komisariat Soedirman
    Departemen Kajian Strategis Ikatan Mahasiswa Muslim Pertanian Indonesia

    Continue Reading

    Sore ini ada yang tiba-tiba mengusikku. Ketika adzan berkumandang dan aku belum mandi. Aku seketika seakan berlari ke sore 15 tahun lalu. Suasana di sekelilngku seakan mengajaku memutar ulang semua peristiwa di sore 15 tahun lalu.

    Sepulang dari TPQ, bapak langsung memanggil aku dan adiku -waktu itu kami masih berdua- untuk mandi. Selagi menyiapkan air, aku dan adiku menyiapkan mainan, ini mungkin kenapa hingga sekarang aku punya kebiasaan mandi lama. Kami biasa menghabiskan waktu mandi sore untuk bermain berdua, menyumbat aliran air, menyalakan kran hingga air di kamar mandi setinggi lutut, kemudian kami menyebutnya knolam renang. Ini juga alasan kenapa aku suka sekali berenang. Terkadang kami hanya bermain perahu-perahuan di dalam ember, atau perang air, selama kami bermain bapak sholat dan menyiapkan pakaian untuk kami berdua. Setiap hari. Baru setelah bibir kami biru, bapak memanggil kami, menyuruh kami segera sholat dan memakai pakaian dan bapak menyiapkan makan sore untuk aku dan adiku, membawa kami bermain ke SD sebelah rumah, tentu sambil menyuapi kami.

    Tidak ada yang istimewa, tapi untukku dan adikku, mengulang-ulang cerita ini setiap malam tak pernah bosan kami lakukan.

    Tidak ada yang istimewa, tapi untukku dan adikku, mengulang cerita itu lagi entah kapan bisa kami lakukan.


    Purwokerto, 5 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Well, jadi sudah hampir memasuki hari ke-6 ini wisma Raudhatul Jannah (RJ.red) selain peraturan wajib menggunakan bahasa inggris setiap pukul 20.00-21.00 juga tidak diperkenankan menggunakan -baik sengaja ataupun tidak-, keceplosan, dan atau menjadikan dua kata "jorok" berikut (nikah dan mapres.red) sebagai topik bahasan dalam pembicaraan apa pun, di mana pun, dalam kondisi bagaimana pun.

    Sekian dan terima kasih.

    Dan kita baru sadar, bahwa sepertinya salah memilih singkatan kosan RJ -Raudhatul (taman.red) Jomblo, Rumah Jomblo-


    Raudhatul Jannah, 3 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Aku bercita-cita menjadi pendiri sekaligus direktur yayasan anak kreatif yang akan kuberi nama Rumah Pinus. Semua anak yang belajar di sana harus bahagia, harus tertawa, dan penuh cinta.

    Programnya apa saja? Itu belakangan. Pengurusnya siapa? Ah, aku punya banyak teman. Tempatnya dimana? Biarkan suamiku yang pikirkan. Biayanya darimana? Itu urusan Allah. Kapan terjadinya? Paling lambat 14 tahun mendatang :)


    XI IPA 2, 3 Agustus 2011
    Azifah Najwa

    Catatan 4 tahun lalu :D
    Continue Reading
    Saya baru saja meminjam buku Rekayasa Sosial karangan Jalaludin Rakhmat.

    FYI, agak susah mendapatkan buku ini karena sudah tidak diterbitkan lagi. Saya sudah cari di beberapa toko buku, bahkan di tempat loakan, tapi tidak ketemu juga barang sebiji.

    FYI lagi, menurut teman yang meminjamkan buku itu, si penulis (biasa dipanggil Kang Jalal) adalah seorang Syi'ah. Isi bukunya pun tidak sedikit membicarakan Iran. Meski tidak tidak secara gamblang mempropagandakan Syi'ah, tapi di beberapa tulisan memang cukup terlihat bagaimana penulis memiliki kesan spesial terhadap Syi'ah.

    Meaki baru membaca beberapa lembar, saya sendiri mengagumi Kang Jalal dalam berargumen dan menyampaikan gagasannya dalam buku tersebut. Begitu lugas dan simpel. Logika yang dipakai pun sangat bagus. Salah satu contohnya adalah ketika beliau menjelaskan tentang kesalahan berpikir yang sering terjadi, dia menulis seperti ini:

    "Pernah seseorang mengatakan bahwa orang-orang Islam itu jorok. Buktinya, Indonesia yang mayoritas muslim, orang-orangnya jorok. Orang itu lalu menyimpulkan bahwa Muslim di mana pun jorok. Sebaliknya, orang-orang Nasrani itu bersih dan rapi. Buktinya, orang-orang Nasrani di negara Barat umumnya bersih dan rapi."

    "Untuk menolak asumsi yang salah itu, kita dapat dengan mudah mengambil contoh yang sebaliknya, dan menggeneralisasikannya seperti Pak Profesor Doktor tadi. Mungkin dia akan terkejut. Umpamanya, ketika dia mengatakan orang Nasrani itu bersih, saya katakan saja bahwa orang Nasrani di Filipina itu jorok. Orang Nasrani di Brazil itu jorok. Orang Nasrani di Argentina itu jorok. Kesimpulannya: orang Nasrani jorok-jorok."

    "Orang Islam di Inggris itu bersih. Orang Islam di Amerika itu bersih dan orang Islam di negara-negara Barat lain pada umumnya juga bersih-bersih. Dengan demikian, kesimpulannya orang Islam itu bersih dan orang Nasrani itu jorok."

    Begitu mendapatkan buku ini, bagian yang langsung menarik mata saya untuk membaca lebih adalah tentang "Teori Revolusi", begitu baca itu kalau kata anak muda zaman sekarang, "materinya, gue banget."

    Oke, saya sampaikan sedikit materinya di sini, khususnya bagian Teori Revolusi: Mazhab Psikologi.

    Menurut mazhab Psikologi, revolusi terjadi karena tiga kondisi deprivasi: pertama, deprivasi aspirasional. Deprivasi jenis ini terjadi ketika kapabilitas pemerintah tidak mampu mengimbangi ekspektasi rakyat. Rakyat ingin sekolah gratis, tapi pemerintah tidak mampu mewujudkannya. Rakyat ingin makan tiga kali sehari, tapi ternyata mereka hanya bisa makan sekali tiga hari. Keadaan seperti ini akan membuat rakyat frustrasi. Bila frustrasi itu meluas, rakyat meledakkan kekecewaan mereka dalam berbagai kerusuhan. Terjadilah revolutions of rising expectations.

    Kedua, deprivasi dekremental, deprivasi karena penurunan. Kondisi itu terjadi ketika value expectgtions tetap, tapi value capacities turun dengan drastis. Harapan dan ekspektasi rakyat sebenarnya tetap (stabil), tapi karena tiba-tiba terjadi krisis moneter, korupsi yang melumpuhkan ekonomi rakyat, pemerintah yang otoriter, dsb, kemampuan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rakyat menjadi turun drastis. Revolusi yang terjadi karena hal ini disebut dengan revolutions of with-drawn benefits, revolusi karena kehilangan keuntungan.

    Ketiga, deprivasi progresif. Misalnya, satu bangsa melakukan pembangunan nasiona. Selama periode tertentu, aspirasi naik sama cepatnya dengan kenaikan pemenuhan aspirasi itu. Aspirasi dan pencapaian berkembang bersama-sama. Pada satu titik, pencapaian dihambat atau bahkan diturunkan (karena bencana alam, perang, kehancuran ekonomi). Jarak antara value expectations dengan value capacities makin lama makin jauh. Terjadilah revolutions of frustrated progress.

    Kesimpulannya, jika anda ingin menimbulkan revolusi, lakukanlah hal-hal berikut: (1) tingkatkan aspirasi rakyat sehingga tidak lagi dapat dicapai oleh mereka, (2) turunkan pencapaian rakyat, atau (3) kembangkan aspirasi dan pencapaian bersama, tetapi kemudian pada satu titik, turunkan pencapaian dan aspirasi kita naikkan.


    UPT Perpustakaan, 3 Agustus 2015
    Azifah Najwa

    #DM2
    Continue Reading


    Waktu: pukul 22.20 WIB
    Backsound: Indonesia Memanggil
    Udara: Dingin

    Menghabiskan semua itu selama liburan ini, sungguh tidak ada malam yang lebih menyenangkan selain ditemani mereka x.x



    Purwokerto, 2 Agustus 2015
    Azifah Najwa

    #DM2


    Continue Reading
    Berjalan sendirian bukan berarti kau membiarkan yang lain untuk berjalan sendirian

    Atas dasar apa pun mereka belum tentu bisa dipaksa berjalan sendirian sepertimu

    Atas dasar apa pun pula, jangan buat dan minta mereka untuk berjalan sendirian

    Karena berjalan sendirian bukan sebuah hukuman, justru dari sendiri kau tau orang seperti apa yang akan membersamaimu


    Meja Belajar, 1 Agustus 2015
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Beberapa hari sejak tiba di Purwokerto aku lebih sering menghabiskan waktu di UPT Perpustakaan. Bukan, bukan untuk melahap habis semua teori Buckle, FG Winarno, atau Hiromi Shinya tentang food science dan tetek bengeknya. Untuk mendapatkan buku-buku itu aku cukup ke perpustakaan fakultas atau berdiam diri di kamar. Sedangkan di sini? Aku bisa dengan bebas mengambil buku mana yang aku suka.

    Right. Karena dibalik tumpukan buku itu ada misi untuk menghentikan reaksi oksidasi lipid. Jatuh cinta di saat yang tidak tepat tidak selamanya buruk. Kalian bisa menjadikannya cara untuk meningkatkan kapasitas dengan memperbanyak membaca atau menulis. Seperti penulis-penulis yang ada. Azhar Nurun Ala. Tere Liye. Oki Setiana Dewi. Cukup meletakkan cinta mereka di tempat yang tepat, menjaganya dalam taqwa.

    Mungkin cinta seperti sinar alfa, yang lebih banyak diteruskan daripada dipantulkan oleh lempeng emas. Ya, karena sinar alfa bermuatan positif sehingga akan menumbuk lempeng emas yang intinya bermuatan positif pula.

    Hmmm, mungkin jatuh cinta itu tak ubahnya terdoktrin oleh tokoh-tokoh nasionalis. Mengakar kuat. Tinggal deviasikan dengan hal-hal postif. Tak perlu khawatir. Jika tidak diganti dengan yang lebih baik, doa-doa itu akan dikabulkan.

    Ingat, inti atom selalu dikelilingi oleh muatan-muatan negatif. Jadi, jaga!

    Dan alangkah lebih baiknya aku hentikan bualanku, sebelum Rutherford bangkit dari kubur dan menutup mulutku, hahaha



    Kosan, 1 Agustus 2015
    Azifah Najwa

    Welcome august :)
    Be mine, please
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ►  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ►  Juni (16)
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ▼  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ▼  Agustus (25)
        • Perjalanan Mengelilingi Matahari
        • Aku Tidak
        • Dandelion Project
        • Perempuan Tangguh
        • Meyakini
        • Malam Ini
        • Hari Ini - 2
        • Apa Kabar OSMB?
        • Perjalanan
        • Menangislah di Bahuku
        • Indonesia Memanggil
        • Kau Mau?
        • Cinta para Peneliti
        • Membangun Cinta
        • Perjumpaan Pertama
        • Game
        • Hari Ini
        • Ospek; Riwayatmu Kini
        • Sore Ini
        • Dilarang
        • Rumah Pinus
        • Rekayasa Sosial: Teori Revolusi
        • Road to DM2 #2
        • Berjalan Sendirian
        • Cinta Rutherford
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • SMANSA dan Sebuah Warisan
      SMANSA adalah satu dari 2 sekolah di mana saat aku diterima di dalamnya aku menangis. Iya, aku menangis, tentu bukan karena diterima di...
    • Jurnal 365
      Seperti gambar, tulisan adalah kapsul waktu, yang dapat membawa kita kembali mengenang. Mulai dari yang sangat ingin dikenang, hingga yan...
    • Drama
      Aku mengembangkan senyum terbaikku. Mencoba menikmati setiap waktu yang berjalan kala itu. Mencoba berdamai dengan kenyataan yang tidak s...
    • Berunding dengan Waktu
      Ketika waktu mempermainkan rindu, bersabarlah jangan menyerah. Bukankah hubungan jarak jauh memang seperti itu? Tidak ada lagi malam-ma...
    • Berjalan
        Kapan pun perjalanan membuatmu ragu, berhentilah sejenak, menepilah saja. Karena tak ada yang salah dengan memulai lagi segalanya. Mungkin...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top