Just Note

Sejak aku jatuh cinta pada caramu membaca, sejak itu pula aku berjanji untuk tidak berhenti menulis

    • Home

    Ada butir-butir keraguan yang datang bersama dengan hujan sore kemarin, aku mencoba menghindar namun tak aku temukan tempat berlindung, tak pula secuil keyakinan untuk memebentengi datangnya ragu. Ragu itu datangnya kecil sekali, tapi ia banyak. Membuatnya makin terasa lebam di dada.


    Aku selalu percaya padamu, selalu. Tapi aku masih belum tahu bagaimana kau mendefinisikan setiap kepercayaanku.


    Bila keraguan ini masih hadir sampai matahari terbit esok, mungkin aku hanya perlu percaya bahwa takdir Tuhan adalah seindah-indahnya takdir.



    Purwokerto, 30 Juni 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Kau tahu bagian mana yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan?

    Apa?

    Berpisah karena kematian. Tidak peduli bagaimana kau merindukannya, dia tidak akan kembali, tidak akan pernah.

    Sudah lima tahun ya, Kak, kita tidak saling sapa. Tak ada senyummu yang tiba-tiba mengagetkanku. Tidak ada lagi nasihat-nasihat Kakak tentang apa pun. Tidak ada lagi kado-kado ulang tahun darimu, dan sejak saat itu aku tak pernah berharap lagi merayakan hari lahirku. Kak, kau perlu tahu, tahun ini usiaku 21 tahun. Kau masih ingat janjimu? 

    Menuliskan cerita tentangmu membuatku menangis lagi. Apa kabar Kakak di sana? Kak, banyak hal yang ingin aku ceritakan, tentang edelweiss yang dulu ingin sekali kau kenal, yang membuatmu iri, tentang penemuan-penemuanku untuk diabetik. Apa lagi ya. Kak, percayalah kau masih menjadi sebaik-baik tempatku untuk menumpahkan keluh kesah. Coba cek emailmu, berapa banyak email yang aku kirimkan. Berapa banyak cerita yang hanya padamu aku ceritakan. 

    Sejak hari itu, tidak ada yang tahu bagaimana perasaanku saat tiba-tiba menemukanmu tertidur dengan pulasnya dan berjanji tidak akan bangun lagi. Tidak ada yang tahu bagaimana aku menyembunyikan segala kesalku, sedih, dan juga kecewaku, Coba ya kak dicek emailnya, kalau sempat tolong kau balas. Kalau sempat juga, sekali-kali boleh main di mimpiku, kau harus tahu, bahwa sekarang kacamataku bukan lagi minus 2, tapi sudah minus 4,75. Kau juga harus tahu bagaimana adikmu menikmati kebebasannya begadang karena tidak ada lagi yang memarahi sepertimu. 

    Kak, pulanglah sebentar, tidak bisa ya? Sungguh tidak bisa? Kau harus mendengarkan ceritaku. Aku bisa gila kalau harus menyimpan semua yang aku rasakan seorang diri, Aku tahu kau pasti akan menyarankan agar aku mencari teman, aku punya banyak teman, kau harus tahu itu, tapi kakakku cuma satu, yang selalu siap menyediakan telinganya untukku cuma satu, yang tiba-tiba tengah malam aku ganggu hanya untuk mendengarkan ketakutanku karena aku jatuh hati pada seseorang, eh. 

    Kak, kau sudah membaca emailku tentang bahwa sekarang banyak sekali keraguan yang tengah bergumul dihatiku. "Manusia tidak ada yang sempurna, jangan pernah berharap pada manusia". Iya aku tahu. Tapi aku sudah mulai lelah. Berulang kali aku menjelaskan tapi tidak juga ada perubahan.

    Dan bagaimana dengan final LKTIku di Unsri? Baca emailku ya kak aku menceritakannya lengkap. Sekalian kau koreksi bagaimana alur serta diksi yang aku gunakan :D


    29 Juni 2011 - 29 Juni 2016
    dari adikmu -entah sejak kapan-
    dari adikmu yang tidak berhenti merindukanmu sejak hari itu
    with love,

    Azifah Najwa
    Continue Reading
    yang lagi galau, coba buka link ini :)


    https://www.youtube.com/watch?v=rOdi8cxR9xY

    selamat terobati galaunya :)

    besok ujian 3 matkul dan deadline 2 laporan, s e m a n g a t ^^


    Purwokerto, 26 Juni 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Bayangan tubuhnya menghilang bersamaan dengan hujan yang tiba-tiba turun dengan derasnya. Ah, bagaimana mungkin aku merusak impian sahur pertamanya.

    Sejak semalam kota ini dikepung gerimis dan mendadak mulai deras saat waktu menunjukkan pukul 03.45. Saat aku tiba-tiba terbangun.

    "Astaghfirullah!," pekiku.

    Tanpa komando, aku segera menanggalkan mukena yang aku kenakan. Bergegas ke dapur dan menyiapkan semuanya. Harusnya pekerjaan ini aku lakukan sejak 45 menit yang lalu. Banyak hal yang harus aku selesaikan semalam, membuat kantuk mengakrabiku walau aku telah dibangunkan sejak pukul 03.00. Setelah sholat aku harusnya mulai mengerjakan semua ini, memotong bawang, menumis semua sayur, memasak sop susu. Makanan kesukaannya. Dan makanan yang tidak aku suka.

    Sambil terus memasak, mataku tak bisa lepas dari jam. Mungkin seperti ini rasanya memasak di detik-detik terakhir di kompetisi Master Chef, tentang bagaimana rasanya cukup aku dan peralatan masakku yang tahu.


    Sahur pertama, Ramadhan ketiga, kami.

    Dandelion, 23 Juni 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Bercerita layaknya seorang sahabat
    Melindungi layaknya seorang kakak kepada adiknya
    Menyayangi layaknya seorang adik kepada kakaknya
    Dan bertengkar layaknya kita berdua :p


    Mari aku kenalkan kalian pada seseorang, sungguh dia benar-benar orang. Sebut saja ia, dia. Seseorang yang sedang belajar sabar. Aku sering dibuat terkekeh karena proses belajarnya ini. Belajar sabar. Dia sahabatku, entah sejak kapan. Kakakku juga entah sejak kapan. Saat sifat kekanakannya muncul, dia akan tiba-tiba manja. Lebih manja dari siapa pun juga. 

    Akhir-akhir ini aku baru tahu, bahwa ternyata bukan hanya bakso makanan favorit kami. Untuk beberapa hal mungkinkami sama tapi untuk banyak hal kami adalah dua manusia yang berbeda, totally different. Aku sudah mengenalnya cukup lama, tapi hampir setiap hari selalu saja ada sifatnya yang baru aku tahu. Dia yang suka makan-makanan berkuah untuk sahurnya. Atau dia yang takut kalau akhirnya dia menyesal atas barang yang dibelinya, karenanya, ia selalu melibatkanku dalam banyak hal, meminta pertimbanganku  bahkan mungkin dalam semua hal. 

    Tidak ada yang membuat perjanjian. Tidak ada MoU hitam di atas putih bahwa sebelum masing-masing dari kami terlelap, harus ada yang kami bicarakan. Saling menceritakan apa yang seharian tadi kami lakukan dan apa yang akan kami lakukan esok hari. Seterusnya. Lalu menutup percakapan.

    Beberapa waktu lalu dia baru saja merayakan ulang tahunnya, katanya. Turut beduka cita ya. Semoga semakin dewasa. Semoga selalu Allah yang menjaga dan menjadi tujuanmu :)


    Dandelion, 23 Juni 2016

    With love,
    your .......... *isi sendiri :p
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    6. Kami adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebatilan, politisi yang piawai mengalahkan muslihat musuh dan yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat, seorang pejuang di siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka, manajer yang efektif dan efisien, prajurit yang gagah berani dan pintar bersiasat, prajurit, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang tinggi, semangat yang berkobar tinggi.

    Baru saja pelantikan KAMMI, resmi mengemban amanah baru, Kepala Departemen Kajian Strategis, faghfirly ya Rabb...

    Saat semua terasa melelahkan, mari istirahat sebentar, melingkar sebentar. Sudah ramadhan ke 14, dan aku belum khatam, 1X pun. Semoga setoran Ar Rahman di liqo ini selesai. Bismillah...


    Purwokerto, 19 Juni 2016
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    Menyatakan cinta barangkali tidak semudah mengatakan "Apa kabar?" atau "Terima kasih"

    Sebab bersamanya ada sebuah janji untuk terus menjaga, merawat apa yang kita cintai


    Terima kasih, telah menjaga, merawat, dan mengajarkanku banyak hal :)

    Dandelion, 18 Juni 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Para pemikir negeri yang saya hormati, 71 tahun lalu kemerdekaan negara ini dibangun dalam cita-cita yang agung. Paramaternya cukup jelas, termaktub dalam pembukaan Undang-undang Dasar tahun 1945 negara ini dibangun dengan tujuan untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Perlu digaris bawahi bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa masuk dalam cita-cita bangsa. Namun, realitanya sekarang, pendidikan seolah hanya dapat dinikmati oleh mereka yang kaya. Sejak bergulirnya wacana kenaikan UKT (Uang Kuliah Tunggal) dan akan diberlakukannya kembali Uang Pangkal mengenyam pendidikan tingga seolah hanya akan menjadi angan-angan.

    Level UKT yang tadinya terdiri dari 7 level naik menjadi 8 level, kenaikan nominal UKT tiap levelnya pun terbilang cukup signifikan. Berdasarkan data yang didapat saat registrasi fisik SNMPTN (31/5) lalu, kenaikan nominal UKT antara level 2 ke level 3 pada setiap prodi cukup siginifikan yaitu kurang lebih 1,5 juta. Di Unsoed UKT mulai diberlakukan pada angkatan 2012, dari awal penerapan UKT hingga saat ini, UKT selalui menuai pro dan kontra. Setidaknya Dikti telah mengeluarkan surat edaran yang konon dijadikan dalih pemberlakuan UKT, yaitu Surat Edaran Dirjen Dikti No. 305/E/T/2012  tertanggal 21 Feb 2012 tentang Larangan Menaikkan Tarif Uang Kuliah, Surat Edaran Dirjen Dikti nomor 488/E/T/2012 tanggal 21 Maret 2012 tentang Tarif Uang Kuliah SPP di Perguruan Tinggi, Surat Edaran Dirjen Dikti 274/E/T/2012 bertanggal 16 Februari 2012 tentang Uang Kuliah Tunggal, Surat Edaran Dirjen Dikti No. 21/E/T/2012 tanggal 4 Januari 2012 tentang Uang Kuliah Tunggal. Terakhir, Dikti mengeluarkan Surat Edaran No. 97/E/KU/2013 tentang Uang Kuliah Tunggal yang berisi penghapusan uang pangkal bagi maba program S1 reguler mulai tahun akademik 2013/2014.

    UKT merupakan tarif uang kuliah yang mengintegrasikan tiga komponen pembayaran: SPMA, SPP, dan BOP. Besaran UKT ditentukan dengan menghitung unit cost mahasiswa dalam satu semester. Analisis unit cost memberi dasar formula untuk menghitung biaya pendidikan seorang mahasiswa selama mengikuti studi yang mencakup biaya langsung (biaya tenaga kerja langsung (gaji & honor dosen); bahan habis pakai pembelajaran; sarana dan prasarana pembelajaran langsung) dan biaya tidak langsung (biaya SDM manajerial dan non dosen, sarana dan prasarana non pembelajaran; pemeliharaan; serta kegiatan pengembangan institusi (penelitian, kemahasiswaan, dan pengembangan program) (Juanda & Lestari 2012, h. 228; Ditjen Dikti 2012). Besaran Unit Cost tersebut kemudian ditandingkan (matching) dengan subsidi pemerintah, sumbangan masyarakat, serta pendapatan lain-lain lembaga.

    Selain kenaikan level UKT, mahasiswa kini juga tengah diresahkan dengan wacana diberlakukannya kembali uang pangkal. Hal tersebut diperkuat sejak adanya SK Rektor Universitas Jenderal Soedirman Nomor: Kept.491/UN23/KM.02/2016 tentang uang pangkal bagi mahasiswa baru 2016. Pada poin ketiga memutuskan besaran uang pangkal ditentukan oleh orang tua calon mahasiswa baru secara sukarela.  Hal ini tentu disayangkan banyak pihak, selain bertentangan dengan Surat Edaran No. 97/E/KU/2013 tentang Uang Kuliah Tunggal pendidikan yang seharusnya dapat dinikmati oleh semua anak bangsa justru dikomersialkan. Padahal kita semua tahu bagaimana pentingnya sebuah pendidikan bagi kemajuan bangsa ini. Melalui pendidikan inilah bangsa Indonesia harus melahirkan generasi yang unggul. Generasi terdidik yang memiliki spesifikasi khusus dalam kemampuannya. Sehingga mampu membangkitkan berbagai sektor potensial Tanah Air. Maju atau mundurnya bangsa ini ke depan akan sangat bergantung pada generasi muda. Maka tumpuan utamanya adalah kepada kaum muda terdidik.



    Nabila Faradina Iskandar
    Menteri Agro Politik 
    BEM Kema Faperta Unsoed 2016
    Kabinet Harmoni Bersinergi




    Continue Reading
    Ketika dunia begitu riuh memperdebatkan apa yang menjadi hak masing-masing, agaknya aku perlu menepi sebentar. Menghabiskan waktu di balik rak-rak buku gramedia atau tumpukan jurnal di perpustakaan. Aku ingin sendiri. Tanpa ada yang tahu dan aku beri tahu. Tanpa harus ditemani pertanyaan "ada apa?" atau "kamu kenapa?"

    dan aku, hanya butuh ibu....

    Purwokerto, 13 Juni 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Baru saja mendapat kabar bahagia. Mas Samsul. Mantan Pres BEM Faperta 2014. Mantan Ketum Ikasma 2013. Baru saja lolos beasiswa LPDP S2 di Geor August Gottingen University, Jerman. Iri. Itu kata yang aku punya sekarang.

    Sebelum semhasnya Agustus lalu kami sempat berbincang banyak hal, ah tentu prinsip itu hanya kami, anak-anak Ikasma yang punya, bagaimana menunjukkan ke guru-guru, teman-teman, adik kelas, kakak kelas kami, bahwa di mana pun alumni SMAN 1 Kebumen bisa berprestasi, menjadi yang terbaik, dan hari ini kakakku yang satu itu membuktikannya lagi. Mungkin kalau saat ini kami bisa berkumpul bersama lagi, dengan Mas Hendra yang sudah lebih dulu lolos LPDP di UGM, kemudian Mba Erina yang sudah lebih dulu beasiswa kuliah di China, kami akan menertawakan diri kami masing-masing, mengingat sakitnya saat tidak sedikit orang yang menyangsikan kami.

    Ayo kita kumpul lagi, ajari aku dan adik-adik kalian yang masih berjuang di sini. Membuktikan bahwa kami tetap bisa dibanggakan. Seperti kalian.

    Selamat Mas Samsul! Aku besok nyusul pokoknya!

    Gramedia, 12 Juni 2016
    Azifah Najwa

    Continue Reading
    Aku pernah mendengar seseorang berkata, "Jika pun saat ini kita siap menikah, apakah kita siap jika ada hal-hal yang direnggut dari suami kita? Apakah kita siap menjadi seorang ibu dari anak yang istimewa dan lain dari anak biasanya?"

    Aku masih di depan ruang dokter spesialis penyakit dalam. Sejak semalam asam lambungku naik, membuatku mual dan berkali-kali memuntahkan cairan asam, menjijikan ya? Tapi aku masih sangat bersyukur, karena bukan darah yang aku muntahkan dari lambungku. Setidaknya, ini hanya  maag biasa, bukan pendarahan lambung -lagi-.

    Dan lagi-lagi aku bertemu dengan Zaki. Usianya sekitar 4 tahun, dia aktif sekali, pipinya gembil, orang tuanya mengenaliku, beberapa kali kami bertemu di ruang tunggu ini, tidak ada yang berbeda dari Zaki dengan anak-anak biasanya, yang berbeda hanya tatapan matanya, yang berbeda hanya dia tidak bisa merespon apa pun dari lingkungan sekitarnya, hanya suara ibunya yang dia kenali, dan dengan sabar ibunya mengenalkanku padanya. Dia tersenyum, aku yakin dia tersenyum untukku meski tatapan matanya tak sedetikpun tertangkap di retina mataku.

    Aku dan Bu Nur -ibu Zaki- kemudian mulai berbincang banyak hal. Seakan mengulang perbincangan kami pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Tidak banyak kalimat yang aku keluarkan. Tidak pula banyak bertanya seperti biasanya. Hanya takdzim mendengarkan. Menatap tanpa berkedip bagaimana Bu Nur menatap Zaki dengan penuh kasih sayang, kasih sayang yang sempurna, meski anaknya tidak sesempurna anak yang lainnya.


    RS Ananda, 11 Juni 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Vita: "Jadi gimana anak hukum itu statusnya?"
    Aldi: "NIMnya berapa, Fer coba aku cari anaknya"
    Fery: "013..."
    (Beberapa menit kemudian?
    Aldi: sent photo screen capt identitas tersebut di atas
    Fery: "Gila si, Ipin"
    Aldi: "Sekarang mah semua bisa dilacak"
    Nabila: "Itu dari mana di? Cara ngeceknya gimana?"
    Aldi: "£¶€=¢=}£¶~÷¢}[]€}∆`¶"
    Chusnun: "Bisa ngecek apa aja di?"
    Aldi: "Kamu kapan bayar UKT juga bisa dicek"
    Chsunun: "Alamat rumah? Alamat kost? TTL, bisa dicek di?"
    Aldi: "Belum bisa kalau itu"
    Nabila: "Kalau mau nyari tahu siapa yang ada dihati dia bisa di?"
    Aldi: "Bisa banget! Sholat istikharah aja!"
    Fery: "Ah itu mah kurang spesifik, wkwkwk"
    Aldi: " Tapi itu efektif fer buat ngecek siapa yg nyimpen tulang rusuk kita :')"

    Entahlah kelompok apa kita ini, 10 orang dengan 7 prempuan dan 3 laki-laki, alhasil istilah kesetaraan gender tak pernah ada di kelompok ini. Formasi setiap ke desa "Fery-Vita, Chusnun-Trismul, Aldi-Inggit, Nabila-Mei, Wowo-Rohmah".  KKN belum dimulai, masih pendahuluan, tetap kompak ya kelompok Semaya Semangat!

    Jadi bagaimana nasib sayuran-sayuran itu? .-.

    Entahlah :v

    Purwokerto, 10 Juni 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading

    Hamdalah!
    Akhirnya salah satu proyek terbesar semester ini s e l e s a i!
    Praktikum paling riweh -selain anpang- di program studi Ilmu dan Teknologi Pangan, tapi juga paling asyik. Pengembangan Produk Pangan. Cuma 3 SKS, tapi riwehnya melebihi matakuliah yang 4 SKS. 

    Tadi saat sambutan pembukaan pameran Bu Vina mengingatkan kami, bagaimana respon kami saat tau bahwa kali ini produk yang harus dikembangkan adalah jagung, bahwa produk yang kami kembangkan harus pangan tradisional. Bagi mereka yang tahu bagaimana karakteristik jagung mungkin mereka akan sama responnya dengan kami, datar dan memandang papan tulis dengan tatapan nanar.

    Tidak ada gluten di jagung, itu artinya jagung sama sekali tidak bisa dikembangkan menjadi roti atau produk pangan lain yang membutuhkan pengembangan. Jagung memiliki kadar amilosa yang cukup tinggi, itu artinya produk yang dihasilkan akan kental atau bertekstur kenyal. Dan disinilah kami mulai memutar otak. Apa yang harus kami lakukan? Dengan fermentasikah? Dengan enzim kah? Biarkan waktu yang akan menjawab~

    24 jam yang lalu timku masih galau, bahkan di saat yang lain sudah mulai membuat produk kami masih saling menunggu, menunggu diantarkan kompor, menunggu diantarkan oven, menunggu yang akan LPJ-an, dan menunggu dengan penuh kekhawatiran, apakah ada yang hendak membeli produk kami? 

    Alhamdulillah, tim kami dinobatkan sebagai Juara 1 Produk Terbaik, Juara 1 Penjualan Terbanyak, dan Juara 1 Stand dan Promosi Terbaik. Membawa pulang 3 kejuaraan sekaligus dan sekaligus semua kejuaraan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?

    Zuppa d' Maiss. Produk yang mengantarka kami menjadi 3 juara sekaligus. Modifikasi kue mangkok dari Bali dan Zuppa Soup. Bagian tersulit adalah bagaimana membuat puff pastry mengembang dengan tepung jagung. Orang-orang terdekatku tentu tak jarang melihatku menatap hasil trial dengan tatapan nanar, sudah trial ke sekian, tapi tidak juga mengembang. Apa yang salah dari formulasiku? Apa yang salah dari proses pembuatan puff pastry ini? Tanyakan pada oven mengapa dia tidak mengembang..

    Karena di situ inti dari pengembangan produk ini. Bagaimana bisa menemukan formulasi produk terbaru yang memliki karakteristik minimal sama dengan produk aslinya.

    Yang jelas, semuanya sudah selesai. Terima kasih untuk tester sop susu yang selalu setia ngasih komentar dan mau makan walau aku tahu itu rasanya absurd. Terima kasih untuk Widy, partner membut puff pastry. Terima kasih untuk Erin, Imam, dan Reni, yang siap sedia belanja kapan pun. Bukan masalah hadiahnya, tapi bagaimana kita menjalani trial demi trial. Bagaimana kita menghabiskan bakwan jagung, martabak, dan jagung leleh selama trial, karena zuppa d' maiss yang kita hasilkan justru tidak menjanjikan. Semester kuliah terakhir. Semester depan kita akan sibuk dengan agenda masing-masing. Semester depan tidak ada lagi kita yang ngelab hingga dini hari hanya untuk menyelesaikan tugas. Semester depan tidak ada lagi kita yang akhirnya tidur di kosan temen hanya untuk membuat produk semalaman. Terima kasih ITP 2013 :')))


    Semester ini adalah tentang jagung, mulai dari LKTI Mawapres, LKTI Unsri, hingga beasiswa penelitian
    Jangan terlanjur muak dengan jagung ya, Bil -,-


    Purwokerto, 9 Juni 2016
    Azifah Najwa

    Continue Reading

    Nama lengkapnya Salsabila Najwa Iskandar. Namanya bagus dan aku sangat suka. Panggil saja Bela, kalau Mbah manggilnya Bila, kalau aku lebih suka memanggilnya Salsa. Anak ke-5 ibu dan bapak. Adek terkecil kami, aku dan Ulfi. Iya anak ke-5 karena sebenarnya kami lima bersaudara. Karena sebenarnya aku punya kakak kembar. Lain waktu aku ceritakan.

    Aku sedang rindu dengan bocil yang satu ini. Ah iya, dia bukan lagi bocil. Meski usianya terpaut 11 tahun dari aku dan 8 tahun dari Ulfi, tinggi kami bertiga hampir sama, Ulfi paling tinggi, dan Bela sedang dalam proses menyaingi aku tingginya, baiklah, karena sesungguhnya ini kenyataan yang sangat sulit untuk aku terima, hiks.

    Cita-citanya jadi dokter, satu-satunya anak ibu yang pingin jadi dokter dari kecil. Umurnya baru 10 tahun, tapi udah kelas 6. Udah wisuda khotmil Qur'an. Paling jago baca puisi di antara kami bertiga tapi paling ga bisa gambar. Sama-sama sering disuruh pidato dari kecil, makanya guru-guru SD suka ga bisa bedain mana Nabila mana Salsabila. Anak ibu yang paling potensial buat diajak berantem, seriusan deh, bahkan seorang Ulfi pun mengakuinya. Gatau kenapa, wkwkwk :v

    Kalau lagi ramadhan gini suka kasian liat Bela pas jam-jam 13.an, lebih kasian lagi waktu udah mau mendekati adzan maghrib, semuanya udah disiapin, ya Allah nak, perutmu segede apa~
    Tapi mungkin disitu ya kenikmatan ramadhan bagi anak kecil. Mereka jujur mengungkapkan bagaimana mereka mencintai ramadhan. Tentu tidak hanya sebatas makan. Tapi euphoria amalan-amalan ramadhan yang lain. Menunggu berbuka dengan mengaji. Ke masjid selepas maghrib. Dan mengakhirkan sahur.

    Tentu selalu ada tawa dibalik apa yang mereka lakukan. Yang seriang membuat kita terkekeh bahagia. Tawa lepas. Bukan dibuat-buat..


    Purwokerto, 8 Juni 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    A: "Eh iya, wah, barakallah mbaa"
    B: "Panggil nama aja, kita kan sebaya"
    A: "Tapi kan mbanya udah nikah..hehe"
    B: "Hehe.. Kl bisa disegerakan aja"
    A: "Hah?"
    B: "Iya, disegerakan. Apalagi ini mau ramadhan, bisa jadi ladang pahala. Kl sahur sama buka juga ada temennya. Kl mau tidur ada yang bacain Al Qur'an"
    A: "hah?"
    B: "Hehe, iya jadi setiap saya mau tidur saya selalu manggil suami saya buat tilawah, hafalan, atau muroja'ah di sebelah saya, nemenin saya sampai saya tidur."
    A: -baper berjama'ah-

    Itu cerita saat Dauroh Qur'an kemarin. Saya ga denger langsung suara suami mba itu, tapi kalau kata temen-temen saya, suaminya sudah sanad, bisa ditebak kan seperti apa jernih dan merdunya. Ah, dah saya mah masih semester 6, masih harus berurusan sama pengprod dulu~


    Menjelang Ramadhan, 4 Juni 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Scene: Dengerin adzan mafaza sambil ngulang hafalan yang mau disetor

    Malam terakhir sebelum Ramadhan
    Ah betapa rindunya dengan suasana ramadhan di rumah. Mulai besok bapak akan masuk kamar kami satu per satu membangunkan kami untuk sahur. Mulai besok ibu akan masak menu buka puasa favorit kami; sop, tempe goreng, sambel, krupuk, dan kecap. Mulai besok lantunan ayat suci Al Qur'an akan aku dengar lebih sering, entah dari kamar mereka berdua, entah dari tetangga, atau dari masjid. Mulai besok masjid akan ramai lagi. Mulai besok juga aku akan menghabiskan ramadhanku tahun ini di Purwokerto, baru pulang menjelang lebaran, banyak hal yang harus aku selesaikan, pameran produk pangan, ujian, KKN, persiapan final LKTI di Unsri, Rakernas IMMPERTI, KAMMI, beasiswa penelitian Indofood, dan hafalan. 

    Berharap tahun depan aku bisa menghabiskan ramadhan full di rumah, berharap ramadhan entah kapan aku juga bisa menikmati ramadhan di negeri orang, Jepang misal, atau Jerman :D
    Lebih berharap lagi, tahun ini hafalanku nambah, itu saja. 



    Purwokerto, 4 Juni 2016
    Azifah Najwa
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me


    Azifah Najwa. Penulis. Peneliti. N’s. Food scientist. an ISTP.

    Blog Archive

    • ►  2021 (10)
      • ►  November (1)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (5)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (3)
      • ►  Desember (1)
      • ►  Februari (1)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2019 (11)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (2)
      • ►  Januari (5)
    • ►  2018 (109)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juni (1)
      • ►  April (13)
      • ►  Maret (31)
      • ►  Februari (28)
      • ►  Januari (32)
    • ►  2017 (115)
      • ►  Desember (13)
      • ►  November (11)
      • ►  Oktober (14)
      • ►  September (21)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  Juli (2)
      • ►  Juni (5)
      • ►  Mei (6)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (9)
      • ►  Februari (9)
      • ►  Januari (7)
    • ▼  2016 (161)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (6)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (25)
      • ►  Agustus (20)
      • ►  Juli (19)
      • ▼  Juni (16)
        • Ragu
        • K a k a k
        • 11.27 p.m
        • Sahur Pertama, Ramadhan Ketiga
        • 00.49
        • Lingkaran Pekan Ini
        • Menyatakan Cinta
        • #SoedrimanMelawan
        • 00.38
        • LPDP
        • Zaki
        • Semaya Semangat
        • Zuppa d' Maiss
        • Bela
        • DQ
        • Ramadhan!
      • ►  Mei (18)
      • ►  April (10)
      • ►  Maret (10)
      • ►  Februari (13)
      • ►  Januari (6)
    • ►  2015 (309)
      • ►  Desember (10)
      • ►  November (20)
      • ►  Oktober (27)
      • ►  September (24)
      • ►  Agustus (25)
      • ►  Juli (70)
      • ►  Juni (47)
      • ►  Mei (20)
      • ►  April (29)
      • ►  Maret (18)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (9)
    • ►  2014 (41)
      • ►  Desember (6)
      • ►  November (9)
      • ►  Oktober (10)
      • ►  September (15)
      • ►  Februari (1)
    • ►  2013 (2)
      • ►  Agustus (2)
    • ►  2012 (16)
      • ►  November (1)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Juni (3)
      • ►  April (3)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2011 (11)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (1)
      • ►  September (5)

    Total Tayangan Halaman

    Most View

    • Pertemuan
      Seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada pertemuan yang tanpa sengaja pun yang sengaja untuk tidak disengaja atau tidak sengaja untuk mencoba...
    • 08.17 p.m.
      Cinta adalah ibu yang setiap hari memasakan makanan untuk kami, dan tak sabar melihat anak dan suaminya tak beranjak dari meja makan karena ...
    • Do'a-Do'a
      Apa yang ada di benak kita, apa yang terus kita khawatirkan adalah do'a-do'a yang tanpa sengaja terus kita dengungkan Iya, do'...
    • Dandelion - Perbedaan
      Aku suka saat kita memperdebatkan hal-hal kecil. Aku suka saat kau memarahiku karena sesuatu yang aku anggap benar tapi salah bagimu, begad...
    • Dandelion, Done!
      Sebelum menutup kisah ini, boleh aku bertanya kepadamu? Tentang kapan Waktu yang diperbolehkan untukku berhenti menghitung cinta yang ka...

    categories

    Catatan Cerita Dandelion Edelweis Food Scientist Idealisme KAMMI Keluarga Raudhatul Jannah Rentang Tunggu Rohis

    Followers

    facebook Google + instagram Twitter

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top