Zaki

9:55 PM

Aku pernah mendengar seseorang berkata, "Jika pun saat ini kita siap menikah, apakah kita siap jika ada hal-hal yang direnggut dari suami kita? Apakah kita siap menjadi seorang ibu dari anak yang istimewa dan lain dari anak biasanya?"

Aku masih di depan ruang dokter spesialis penyakit dalam. Sejak semalam asam lambungku naik, membuatku mual dan berkali-kali memuntahkan cairan asam, menjijikan ya? Tapi aku masih sangat bersyukur, karena bukan darah yang aku muntahkan dari lambungku. Setidaknya, ini hanya  maag biasa, bukan pendarahan lambung -lagi-.

Dan lagi-lagi aku bertemu dengan Zaki. Usianya sekitar 4 tahun, dia aktif sekali, pipinya gembil, orang tuanya mengenaliku, beberapa kali kami bertemu di ruang tunggu ini, tidak ada yang berbeda dari Zaki dengan anak-anak biasanya, yang berbeda hanya tatapan matanya, yang berbeda hanya dia tidak bisa merespon apa pun dari lingkungan sekitarnya, hanya suara ibunya yang dia kenali, dan dengan sabar ibunya mengenalkanku padanya. Dia tersenyum, aku yakin dia tersenyum untukku meski tatapan matanya tak sedetikpun tertangkap di retina mataku.

Aku dan Bu Nur -ibu Zaki- kemudian mulai berbincang banyak hal. Seakan mengulang perbincangan kami pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Tidak banyak kalimat yang aku keluarkan. Tidak pula banyak bertanya seperti biasanya. Hanya takdzim mendengarkan. Menatap tanpa berkedip bagaimana Bu Nur menatap Zaki dengan penuh kasih sayang, kasih sayang yang sempurna, meski anaknya tidak sesempurna anak yang lainnya.


RS Ananda, 11 Juni 2016
Azifah Najwa

You Might Also Like

2 komentar